Dendam Kaisar Surgawi

Dendam Kaisar Surgawi

last updateLast Updated : 2024-11-20
By:  M. Sevian FOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
361views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tian Yun, ialah Kaisar langit yang paling kuat, punya segalanya—kekuatan, kehormatan, dan bahkan cinta dari Permaisuri Lian Xue. Atau, ya, setidaknya dia pikir begitu. Tapi ternyata, Lian Xue malah menikamnya dari belakang, diam-diam bersekongkol dengan Kaisar Iblis. Dalam sebuah pertempuran yang penuh tipu muslihat, Tian Yun tewas di tangan orang yang paling ia percaya. Alam semesta pun gempar, berduka atas kejatuhan sang penguasa. Tapi, bukannya benar-benar lenyap, Tian Yun malah bereinkarnasi di dunia fana, terjebak dalam tubuh seorang pemuda bernama Lin Feng yang baru saja mati karena dihianati saudaranya sendiri. Kebayang nggak, dari seorang Kaisar yang dulu serba bisa, sekarang harus hidup sebagai remaja biasa yang nggak punya apa-apa? Tapi Tian Yun, atau sekarang Lin Feng, nggak patah semangat. Dalam hatinya, ada tekad membara untuk membalas dendam, dan dia punya satu senjata yang nggak bisa diambil siapa pun darinya: pengetahuan soal kultivasi. Pelan-pelan, Lin Feng mulai merangkak naik lagi. Setiap kali dia latihan atau bertarung, ada kilasan-kilasan masa lalunya sebagai Kaisar yang terlintas—wajah Lian Xue, pertempuran terakhirnya, sampai rasa sakit yang dia pendam. Kadang dia berhenti sebentar, termenung, bertanya dalam hati, "Apa iya balas dendam ini bakal bikin semuanya lebih baik?" Tapi dia nggak mau terlalu lama larut dalam pikiran. Yang penting, dia harus bangkit lagi, lebih kuat dari sebelumnya, dan kali ini… nggak ada yang bisa menghalanginya. Perjalanan Lin Feng penuh tantangan, rahasia kelam mulai terungkap, dan ada musuh-musuh lama yang harus dihancurkan, termasuk Lian Xue dan Kaisar Iblis. Tapi di balik itu semua, dia juga mulai menemukan sesuatu yang baru—mungkin, makna hidup yang sebenarnya. Entahlah, tapi yang jelas, Lin Feng nggak akan berhenti sampai semua dendamnya terbalaskan.

View More

Chapter 1

Regresi

Suara gemerisik dedaunan dan hembusan angin yang dingin menusuk terasa aneh di kulitku. Rasanya… entah, asing. Seperti perasaan kedinginan yang sudah lama hilang. Perlahan, aku membuka mata, mencoba memahami situasi aneh ini. Di atas sana, awan-awan kelabu menggantung rendah, menyelubungi langit.

Aku butuh beberapa detik untuk sadar kalau aku tidak lagi berada di Istana Surgawi yang penuh cahaya dan kemegahan. Tidak ada kemilau emas, tidak ada aroma dupa yang semerbak, dan… tunggu, ini… tubuhku?

Seketika aku tersadar, mataku terbelalak melihat kedua tanganku. Ini… tangan siapa? Tubuhku… terasa begitu lemah, kurus, dan—oh, astaga. Aku ini apa? Anak remaja? Aku mendesah, mencoba menenangkan pikiranku yang berantakan. Tapi sulit untuk percaya bahwa aku, Kaisar Tian Yun, penguasa langit yang ditakuti, kini terperangkap dalam tubuh seorang remaja kurus yang bahkan tidak bisa berdiri tegak tanpa gemetaran.

Kilatan ingatan itu mendadak datang, menghantamku seperti ombak besar. Pengkhianatan Lian Xue, istri yang dulu kupikir akan mendampingiku selamanya. Senyum lembutnya, matanya yang selalu tampak jernih—semua itu, ternyata cuma topeng. Saat itu, dia berdiri di samping Kaisar Iblis, Mo Tian, dengan tatapan sinis yang menghancurkan hatiku. Merekalah yang membunuhku, mereka yang membuatku jatuh dari tahta dan kehormatanku. Sakit hati itu terasa nyata kembali, meski kini tubuhku berbeda.

“Ah, sial…” gumamku pelan, mencengkeram tanah becek di bawahku. Kukuku yang kotor menggali tanah seakan itu bisa menghilangkan sedikit rasa dendam yang menyesak. Rasanya seperti menusuk tulang. Kebencian itu, bercampur dengan rasa tak percaya, dan… entahlah, sulit dijelaskan. Bahkan, aku sendiri masih bingung kenapa aku di sini. Bukannya seharusnya aku sudah mati?

“Apa aku… reinkarnasi?” gumamku lagi, setengah tidak percaya.

Sebelum aku sempat merenung lebih jauh, terdengar suara langkah kaki mendekat. Dengan refleks yang terlatih—meskipun tubuh ini lemah—aku mencoba bangkit. Hanya saja, tubuh ini terlalu lemah, dan aku terhuyung, hampir jatuh. Tapi dari arah langkah kaki itu, muncul seorang pria tua berambut putih, membawa keranjang kayu di punggungnya.

“Hei, Lin Feng! Kamu sudah bangun?” tanya pria tua itu, wajahnya menyiratkan kelegaan. Dari caranya bicara, jelas dia mengenalku—eh, maksudnya, mengenal bocah bernama Lin Feng yang tubuhnya sedang aku tempati ini.

Aku cuma mengangguk pelan, berusaha tidak terlihat bingung. Ah, jadi nama bocah ini Lin Feng, ya? Nama itu seperti samar-samar terukir dalam ingatanku yang baru. Perlahan, informasi-informasi mulai muncul di pikiranku, seolah tubuh ini masih menyimpan potongan-potongan kenangan dari Lin Feng yang asli. Tapi tidak semuanya jelas, hanya bayangan yang mengabur.

“Hei, kamu tidak usah memaksakan diri kalau masih lemah. Kau tahu kan, tubuhmu baru saja nyaris mati? Kalau bukan aku yang menemukanmu, kau mungkin sudah jadi bangkai sekarang,” lanjut pria tua itu sambil tertawa kecil. Tapi matanya—ada sesuatu yang terlacak di sana. Entah itu rasa iba atau mungkin prihatin.

Aku mencoba tersenyum tipis, meski sedikit canggung. “Aku… terima kasih, Paman,” ucapku, mencoba terdengar alami. Padahal, kata-kata itu terasa asing di lidahku. Kapan terakhir kali aku berterima kasih pada seseorang? Ah, sudah lama sekali.

Pria tua itu—sepertinya dia dipanggil Guru Bai oleh ingatan samar Lin Feng—memandangiku dengan sorot khawatir. "Lin Feng, kau sudah ingat siapa yang menyerangmu? Kau pasti masih syok, ya? Itu… saudaramu sendiri, Lin Jian. Sungguh mengerikan, tidak tahu malu!"

Saat mendengar nama itu, kepalaku terasa sedikit berdenyut, dan ingatan-ingatan Lin Feng kembali membanjiri. Lin Jian… ya, saudara kandungnya. Oh, maksudku, saudara kandung bocah ini. Sial, rumit sekali rasanya mengingat bahwa aku kini bukan lagi aku yang dulu. Tapi sepertinya, hidup Lin Feng sebelum aku mengambil alih tubuhnya juga tidak mudah.

Lin Jian. Ah, bocah itu rupanya dibunuh oleh darah dagingnya sendiri. Memang dunia ini benar-benar penuh pengkhianatan, ya? Ada sedikit rasa simpati pada Lin Feng yang asli. Aku memahami perasaan dikhianati oleh orang yang paling dipercayai.

“Lin Jian… aku… aku ingat sedikit.” Aku menggumam, mengangguk pelan. Seolah ikut merasakan sakit hati Lin Feng.

Guru Bai mendesah, wajahnya tampak sedih. “Keluarga Lin semakin rusak. Anak-anak berseteru hanya demi kekuasaan dan harta. Kau beruntung masih hidup, Lin Feng. Tapi lihat dirimu sekarang, seperti ini... Kamu masih punya tekad untuk melanjutkan hidup?”

Aku memandang wajah pria tua itu. Jujur saja, aku ingin menjawab dengan ketegasan seorang Kaisar, “Ya, tentu aku akan bangkit. Dan aku akan menuntut balas pada semua pengkhianat itu!” Tapi, apa gunanya bicara begitu di depan pria sederhana yang tidak tahu siapa aku sebenarnya?

“Aku… akan mencoba, Guru Bai,” jawabku lirih. Kelemahan dalam suara Lin Feng yang asli terasa nyata, membuatku ikut terbawa. Aku bisa merasakan ketidakberdayaan bocah ini, meski kini aku yang mengendalikannya.

Guru Bai menepuk pundakku, dan aku bisa merasakan sorot iba dari matanya. “Bagus. Kau masih muda, masih banyak waktu untuk memperbaiki semuanya. Pelan-pelan saja, tidak perlu buru-buru. Meski kau mungkin belum tahu arah hidupmu saat ini, tapi yakinlah, Tuhan tidak akan membiarkan yang bersalah lolos begitu saja.”

Ah, kata-kata itu. Terlalu naif. Kalau saja dia tahu betapa kejamnya dunia ini… tapi aku tidak menanggapi, hanya mengangguk pelan.

Di dalam hati, aku mengumpulkan tekad. Tubuh ini mungkin lemah sekarang, tapi aku pernah berada di puncak kekuatan. Aku tahu cara menjadi kuat. Yang aku butuhkan hanya waktu, dan ya, mungkin sedikit keberuntungan juga. Dendamku pada Permaisuri Lian Xue dan Kaisar Iblis belum padam. Sebaliknya, kini justru semakin membara.

Saat Guru Bai meninggalkan tempat itu, aku duduk bersandar di pohon, mencoba menenangkan pikiran. Aku tahu, ini hanya langkah pertama. Langkah kecil menuju rencana besar yang akan kubangun. Aku harus merangkak dari bawah lagi, tapi—hei, bukan berarti itu tidak mungkin.

Aku menutup mataku, mencoba memusatkan energi dalam tubuh ini. Walaupun energi Qi-nya sangat lemah, aku bisa merasakan ada potensi yang tersembunyi. Ya, meski tubuh ini jauh berbeda dari tubuh surgawiku, aku akan menempa ulang semuanya. Mulai dari dasar, pembentukan fondasi.

“Aku akan kembali,” bisikku pada angin yang bertiup. Sederhana, tapi ada keteguhan dalam hatiku. Tak peduli seberapa rendah aku harus memulai, aku akan menjadi kuat lagi.

Dan kali ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun mengkhianatiku. Tidak lagi.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status