Setelah menangis lama, akhirnya aku tenang. Aku menghapus air mataku dan mengangguk, "Benar, ini sudah takdir. Jodoh telah menyatukan kita sebagai sebuah keluarga. Linda, Ibu nggak pernah menyerah mencarimu."Linda bersandar di pelukanku, "Aku juga selalu cari Ibu. Setelah tersesat waktu itu, aku bertemu Ayah. Dialah yang memberiku kehidupan kedua.""Ayah, pandangan Ayah benar-benar luar biasa, menikahi Ibuku sehingga kami akhirnya bisa berkumpul kembali."Mendengar itu, Jodi tersenyum, "Pandangan Ayah selalu bagus. Hilda, aku ingin mengumumkan pada dunia bahwa kalian adalah anak kandung dan istri tercintaku!"Mendengar itu, aku tidak bisa menahan senyum, tetapi kemudian teringat tentang masalah Candra.Jodi mengetahui apa yang ada di benakku, "Lewat pesta ini, sekalian saja aku serahkan perusahaan pada kedua anak itu!"Aku merasa itu kurang tepat, "Jangan terburu-buru, biarkan mereka berjuang sendiri. Lagi pula, itu adalah hasil kerja kerasmu seumur hidup. Walaupun kita keluarga, aku
"Hilda, di depanmu aku tetaplah Pak Jodi. Tenangkan hatimu. Aku sudah bilang, aku nggak akan membiarkanmu menderita. Keluarga Yogantara pasti akan membayar harganya!"Mendengar itu, hatiku masih agak gelisah. "Tapi soal Candra ....""Tenang saja, anak itu sudah aku atur. Dia akan bekerja di Grup Sinar Mulia dan memulai dari awal. Aku nggak akan biarkan dia menderita.""Soal kasus perceraian, kalau dia ingin melanjutkan, aku juga akan menyediakan pengacara untuknya."Mendengar itu, akhirnya aku merasa lega.Setelah sampai di rumah, aku mengganti pakaian. Gaun eksklusif itu terasa kurang nyaman saat aku memakainya.Jodi melirikku, "Kamu pakai apa saja tetap terlihat cantik, nggak perlu terlalu dipikirkan.""Beberapa pakaian itu ada yang dikirim mitra kerja untuk promosi, ada juga yang dipakai saat acara penting. Tapi, pilihlah yang sesuai keinginanmu.""Kamu suruh aku tenang, sekarang aku juga bilang begitu padamu. Tenang saja, kalau keluar rumah, aku pakai yang kamu pilihkan. Tapi, kala
Mendengar itu, wajah Donny langsung berubah dingin. Dia melirik Benny, "Jadi selama ini kamu yang membual ke luar? Aku nggak tahu, sejak kapan posisiku diberikan padamu!"Wajah Benny langsung pucat. "Pak Donny, mereka hanya mengacaukan keadaan!""Mereka? Kamu tahu siapa dia?""Ini adalah Presdir Jodi Kusuma dari Grup Sinar Mulia, juga orang terkaya di Kota Sangkala!""Apa matamu buta! Berani-beraninya kamu menyinggung Pak Jodi! Cepat minta maaf!"Mendengar ini, Benny langsung terkejut, sementara aku yang berdiri di samping juga tertegun, menatap Jodi. Jadi benar dia adalah Presdir Jodi sekaligus orang terkaya?Ini tidak mungkin!Aku pertama kali bertemu dengannya di supermarket. Dia membantuku membeli steak diskon. Bagaimana mungkin dia orang terkaya?Apa ini lelucon?Melihat wajahku yang penuh keterkejutan, Jodi tersenyum kecil dan menepuk bahuku, "Nanti aku jelaskan padamu."Sementara itu, Benny menatap kami dengan mulut terbuka, tidak bisa berkata-kata.Yana berteriak, "Mana mungkin
Mendengar ini, wajah semua orang langsung menunjukkan rasa jijik, "Tempat seperti ini bukan untuk sembarang orang masuk. Kalau sampai ada barang yang hilang, siapa yang bisa menjelaskan nanti?""Benar juga. Tapi, Yana, bagaimanapun juga dia adalah orang tua dari suamimu. Kalau dia bisa masuk, bukankah itu karena mencarimu?""Menurutku, bajunya tidak terlihat seperti sewaan. Sepertinya asli! Apa kamu yakin dia menyelinap masuk, bukan diundang?"Mendengar ini, Yana menunjukkan ekspresi penuh penghinaan, "Dia? Ini adalah model khusus untuk peragaan busana dari G. Apa dia bisa beli baju seperti ini?Bahkan untuk menyewa pun nggak mungkin!""Menurutku, kemungkinan besar itu tiruan!"Aku menegaskan, "Yana, tempat ini adalah ruang publik. Setiap orang yang masuk melalui proses seleksi yang ketat. Aku dan suamiku masuk tanpa diusir keluar, bukankah itu sudah cukup membuktikan segalanya?""Kamu menuduhku menyelinap masuk, apa itu berarti kamu nggak percaya pada penyelenggara, atau nggak percaya
Mendengar itu, aku langsung merasa terhibur.Jodi menepuk pundakku, "Hilda, di hari pernikahan kita, aku sudah bilang nggak akan membiarkan kamu menderita. Kalau kamu dipukul, aku yang paling sakit hati. Mereka harus bayar untuk itu!"Melihat Jodi seperti ini, aku tersenyum dan bersandar di bahunya. Aku hanya berharap bisa hidup damai dan bahagia.Terlepas dari masalah Candra, setelah menikah dengan Jodi, hidupku memang cukup stabil.Namun, masalah ini jangan sampai menyulitkan mereka.Dua hari kemudian, sepulang kerja, Jodi membawakan aku sebuah gaun.Melihat kain dan jahitannya, aku jadi agak gentar."Ini pasti mahal, 'kan?""Nggak mahal, cuma pinjaman. Kebetulan perusahaan Celia sedang ada acara, jadi bisa coba pakai gratis."Mendengar penjelasannya, aku merasa lega, lalu segera mengganti pakaian.Begitu aku keluar, matanya langsung berbinar. "Aku sudah tahu, kamu pasti tampil cantik pakai apa saja!"Matanya penuh kekaguman, membuat wajahku memerah. "Sudah tua begini, nanti malah ja
Ketika melihatku, mata Celia langsung tampak muram."Tante Hilda, siapa yang memukul Tante sampai begini?"Lalu dia melihat Candra yang duduk di sana dengan mata merah, tampak kaget, "Kak Candra, ada apa? Siapa yang menindasmu? Apa Keluarga Yogantara?""Aku sudah dengar dari ayahku. Mereka benar-benar keterlaluan!"Celia tampak sangat marah. Wajah cantiknya dipenuhi amarah, dan emosinya hampir saja meluap sampai dia berniat mencari Yana. Aku buru-buru menariknya."Jangan. Candra baru saja dipecat, dan Yana mau menceraikan dia. Kalau kamu ke sana, keadaaan akan makin buruk.""Kita harus cari cara. Setidaknya, anak itu harus tetap bersama kita!"Mengingat kemarin, aku bahkan tidak sempat melihat wajah si kecil, rasanya sangat menyesakkan.Anak kecil itu baru genap sebulan. Meski Candra hanya seorang menantu, tetapi darahnya tetap mengalir pada anak itu.Aku yang membesarkan Candra seorang diri sampai dewasa, kini sudah menjadi nenek. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan mereka berpisah