Abhygael berdiri di depan pintu, nenek Melinda membuka pintu dengan lebar sehingga tanpa bertanyapun Abhygael sudah bisa melihat Leona yang baru saja berdiri dari kursinya dan bersiap-siap keluar.Leona tak bicara dan memilih keluar tanpa memerdulikan Abhygael yang berdiri menunggunya."Bukankah kalian akan bercerai ? Mengapa mencarinya ?" Nenek Melinda tau jika Abhygael sudah mulai menyukai Leona, hanya karena gengsi dengan wajah bintik-bintiknya membuat Abhygael tak mau mengakuinya."I..itu nek, a..aku belum makan siang," Abhygael tak tau harus menjawab apa.Nenek Melinda hendak tertawa melihat kegugupan Abhygael tapi terlintas dalam benaknya ingin memberi pelajaran pada cucunya itu. "Nyonya, ditunggu tuan dan Nyonya Besar di ruang makan," Terdengar suara maid di balik pintu kamarnya.Leona yang baru saja mengganti bajunya segera menyahut, "Iya..nanti aku menyusul."Leona menatap dirinya di cermin, hanya tinggal beberapa hari lagi dia tak akan menggunakan lotion dan makeup coklat in
Guntur menggelegar, sebentar lagi akan turun hujan. Benar saja, ketika Regan dan Abhygael masuk kedalam mobilnya masing-masing, hujan turun dengan derasnya. Ketika Abhygael hendak menghidupkan mesin mobilnya, bayangan wajah gadis yang di halte terlintas. Keningnya mengernyit, bukankah bibi Sultia berkata jika Leona pulang dengan basah kuyup ? seakan tersadar dia menekan klaksonnya dengan keras sehingga mengagetkan satpam dan Regan yang berada disamping mobilnya.Abhygael segera menelpon pengacara namun tak diangkat, mungkin karena hujan deras sehingga pengacaranya tak mendengar.Regan yang melihat mobil Abhygael yang tak juga bergerak merasa heran. Jika bukan karena hujan, mungkin saja dia sudah turun dari mobil dan mengetuk kaca jendela mobil bosnya sekaligus sahabatnya itu.Abhygael menelpon sampai sepuluh kali, dia terlihat nyaris putus asa, Dibukanya video yang dikirim neneknya, jantungnya seakan melompat keluar. Itu...itu Leona. Saat dia menonton video tiba-tiba telepon masuk dar
Abhygael berlari-lari kecil menuruni tangga dengan semangat 45, Nenek Melinda yang berada di ruang keluarga hanya geleng-geleng kepala. Senang rasanya melihat sang cucu kembali bahagia. "Bukankah nenekmu ini tidak salah menilai orang ?" Nenek Melinda berkata saat Abhygael duduk disampingnya. "Jangan membuatku malu nek, nenek adalah yang terbaik bagiku," Abhygael memeluk neneknya erat. "Sudah-sudah kau itu sudah besar, buruan sana. Segera berikan nenek cicit, khawatirnya umur nenek pendek sebelum menggendong cicit." "Abhygael melepaskan pelukannya "Jangan ngomong begitu nek, bantu aku agar bisa merebut hatinya," "Nenek sudah berupaya, sekarang tinggal giliranmu. Hari ini nenek akan kembali ke rumah nenek, banyak tugas yang harus nenek selesaikan disana." "Oke, aku akan mengantar nenek, tapi aku mau bilang sesuatu." "Katakan ada apa ?" "Aku mau tampil dengan wajah asliku." Nenek Melinda baru tersadar melihat Abhygael yang saat ini tak lagi memakai topeng. "Kau sudah memikirkan s
Malam ini Abhygael masih membiarkan Leona tidur di sofa, perlu adaptasi bagi Leona untuk bisa tidur berdua dengannya. Besok pagi, Abhygael akan menyuruh maid mengeluarkan kursi itu dari kamarnya. Malam ini Abhygael tidur dalam damai. Ponselnya menggunakan mode silent makanya panggilan tak terjawab Selena sampai 50 kali tak didengarnya. Pagi harinya Abhygael bangun dengan penuh semangat, dia tak melihat Leona. Rupanya isterinya itu sudah melakukan rutinitasnya. Keranjang pakaian kotor tak lagi ditempatnya. Mulai hari ini dia akan menyuruh maid yang melakukan semua tugasnya kecuali memasak. Abhygael ingin terus merasakan masakan isterinya. Pagi ini Abhygael akan melakukan meeting dengan seluruh karyawan. Regan sudah menerima pesannya semalam. Siangnya akan dilanjutkan dengan para direksi dan pemegang saham. Abhygael memasuki Gedung bertingkat itu, menyapa semua para karyawan dari satpam, cleaning servis dan resepsionis. Perubahan yang cukup drastis, pimpinan yang dikenal pelit senyum
Sekretaris mendapat perintah melalui interkom, jika hari ini Ceo akan mengadakan konferensi pers. Ruangan sudah diatur sedemikian rupa, para pencari berita memadati gedung itu, ini sungguh berita spektakuler ketika seorang karyawan membocorkan rahasia jika wajah pimpinan perusahaan sangat tampan. Ternyata Televisi swasta menyiarkan ini secara live. "Pengusaha buruk rupa ternyata sangat tampan," publik dibuat terkejut dengan berita itu. Masing-masing segera menyalakan televisi yang menayangkan siaran itu. Terlihat Seorang pria tampan didampingi Regan dan wanita buruk rupa disampingnya, membuat publik bertanya-tanya siapa wanita itu ? "Maaf, saya tau pasti banyak yang bertanya, mengapa saya selama ini menggunakan topeng dan baru sekarang melepaskannya," ucap Abhygael sambil tak melepaskan genggaman tangannya dari Leona. Kamera menangkap pemandangan itu, sehingga seorang wartawan sempat bertanya, "Siapakah wanita di sebelahnya." Publik dihebohkan dengan berita menggemparkan itu, Nene
Julit sangat geram, rupanya saudara tirinya itu mengetahui perbuatannya. Sejak Abhygael berusia balita dialah yang membuatnya keracunan, dan diusianya yang ke 7 tahun, isterinya yang menuangkan minyak goreng saat melihat Abhygael sedang berlari menuju dapur. Sejak saat itu, Julit tak tahu Abhygael dibawa kemana. Dia tak lagi mencari keberadaan Abhygael karena isterinya melahirkan seorang putra yang diberi nama Aditia. Ketika Aditia berusia 7 tahun, anaknya itu terus menangis ingin tinggal bersama neneknya. Akhirnya dimanjakan dengan kemewahan membuat dirinya semakin manja. Ketika Aditia SMP dia terlihat sering mencuri pandang pada bibinya Mutia. Awalnya Julit tidak terlalu memperdulikannya, karena dia tahu Aditia masih kecil. Namun saat Aditia memasuki usia sekolah Menengah dia dan isterinya terkejut dengan pernyataannya. "Papa, mama, aku mencintai bibi Mutia." Bagaikan tersengat aliran listrik Yolan ibunya nyaris pingsan. Julit sadar, sebenarnya dia sendiri sangat mencintai Mutia.
Abhygael menjemput Leona di rumah nenek Melinda. Tingkah mereka berdua sangat menggelikan, Abhygael terlihat bagaikan seorang suami yang sangat perhatian namun Leona nampak terus menghindar, bahkan ketika Abhygael menyelipkan tangannya ke pinggang Leona, gadis itu terkejut dan langsung melonjak kaget. Nenek Melinda geleng-geleng kepala melihat ulah pasangan itu, namun Aditia berusaha mencermati apa yang baru saja dilihatnya. Dia penasaran, dia ingin tau kenapa Abhygael yang sangat tampan itu begitu terlihat sangat peduli terhadap isteri buruknya. Ada sesuatu yang disembunyikan mereka, dan dia ingin tau itu. Nenek Melinda yang selalu bersikap waspada akhirnya mencoba mencairkan suasana, "Kalian berdua jika di depan nenek malu-malu kucing, coba kalo nenek gak ada." Leona yang mendengar itu matanya melotot, namun dia segera sadar apa maksud Nenek Melinda. Dan diapun terpaksa memanyunkan mulutnya, yang membuat Abhyagel tertawa lalu segera mengajak isterinya pulang. "Ayo sayang kita pul
Dua puluh menit kemudian Abhygael keluar dari kamar mandi, dilihatnya Leona sudah tertidur lelap. Ditatapnya isterinya itu, ternyata walau masih menggunakan bintik-bintik hitam di wajah, dia terlihat sangat manis. Betapa besyukurnya Abhygael karena berhasil mencabut gugatan cerainya. Beruntung malam ini dia bisa menguasai dirinya setelah beberapa menit yang lalu sempat tergoda dengan suara dan tubuh isterinya. Jadi dia tak perlu menggunakan sabun seperti yang sering dilakukannya selama ini. Pria tampan ini tersenyum tipis lalu mengambil bad cover yang digunakannya sebagai alas di lantai kamar itu. Biarlah malam ini dia harus melantai, akan tiba saatnya mereka berdua bisa tidur bersama. Keesokan paginya Leona terbangun, saat dia membuka mata tak dilihatnya Abhygael di sampingnya. Dengan sedikit merenggankan ototnya, Leona segara bangun. Kakinya menyentuh sesuatu, dia terkejut. Suaminya tidur dilantai dengan beralaskan bad cover. Leona merasa bersalah, dia ingin membangunkan suaminya a