Share

Ciuman Hangat

Dengan jantung yang berdebar, Dinda nekad membuka pintu kamar Andra. Sebuah ruangan yang tidak jauh berbeda dengan kamar Alex. Namun aroma di dalam ruangan itu tetaplah aroma Andra.

Gadis itu menutup pintunya. Kemudian berdiri di balik pintu itu tanpa tahu harus apa setelahnya.

Haruskah ia duduk di tempat tidur?

Matanya mengedar ke sekeliling. Ada sofa berbingkai kayu ukir di sudut kamar. Dinda pun memilih duduk di sana untuk menunggu.

Beberapa saat duduk menunggu Andra tak juga masuk. Gadis itu sudah beberapa kali menghela napas saking tegangnya.

Jangan-jangan laki-laki itu enggan masuk karena ia terlalu lancang?

Klek.

Bunyi pintu yang dibuka terdengar jelas di telinganya. Dinda semakin tegang.

Tampak bahu lebar Andra muncul dari balik pintu. Laki-laki itu masuk dan menutup pintunya.

Tidak. Bukan sekedar menutup, sang dokter juga menguncinya.

Dinda meneguk salivanya melihat itu. Pikirannya benar-benar kacau. Apa keputusannya untuk masuk ke kamar ini adalah pilihan yang tepat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status