Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku

Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku

By:  Gavriel  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
171Chapters
23.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Flora mengira dia sudah menjadi istri yang baik Arifin, tapi laki-laki itu hanya terus bersikap kasar kepadanya. Sampai akhirnya kepulangan sang kakak kembar Arifin mengubah kehidupan rumah tangga Flora. Dirinya yang dulu sering diperlakukan seperti pembantu, kini mempunyai perlindungan. Tapi... bukankah perasaan ini salah? "Aku ingin memiliki mu." Abian, kakak kembar Arifin mendekap tubuh Flora dengan erat. "Mas, Jangan begini...."

View More
Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Freniyati M N Moto
cerita nya bagus
2024-03-31 09:19:51
0
171 Chapters
Bab 1
"Flora, bangun!" Ucap seseorang sambil menggedor-geder pintu kamar.Perempuan yang sedang membereskan tempat tidur itu berbalik dan membuka pintu kamarnya. Rupanya, ibu mertuanya lah pelaku dari keributan pagi-pagi ini."Iya, Bu. Kenapa? Kan bisa langsung masuk aja gak usah gedor-gedor." Flora tersenyum ramah, namun berbeda dengan wajah yang di tunjukkan oleh Ranti. Dia menatap sinis menantunya itu. "Kamu ini baru juga bangun udah berani ya bilang gitu sama Ibu. Sana tuh bantuin mbak mu masak.""Masak?""Iya masak, Mbak mu udah masak dari tadi. Kamu belum juga keluar dari Kamar, sana bantuin." Ketus nya sambil menyedekapkan kedua tangan nya di dada. Flora yang mendapatkan perintah seperti itu pun memilih untuk segera pergi ke dapur tanpa banyak bicara lagi. Dari pada sang ibu yang murka nanti."Mau ada acara apa, Bu?""Gak ada acara apa-apa, cuman Abian mau pulang dari dinas nya.""Abian, Bu?""Iya, Mas mu. Dia kembaran nya suamimu, kau lupa? Dia hadir di pernikahan Kalian." Jawab R
Read more
Bab 2
"Silahkan di minum kopinya. Mas. Maaf, salam kenal. Sebelumnya kita tidak pernah bertemu," lirih Flora yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Ranti dan juga kedua kakak iparnya."Udah. kamu gak usah cari perhatian sama Mas mu. Sana ke dapur, siapin makan malem!" perintah Ranti yang langsung diangguki oleh Flora. Dia pun pergi ke dapur dengan langkah pincang karena kakinya masih sakit akibat perlakuan Arifin."Gak boleh gitu sama Flora, Bu. Mau bagaimana pun dia menantu di rumah ini. tidak seharusnya dia mendapatkan perlakuan tidak enak seperti ini. Disuruh-suruh seperti itu, dia bukan pembantu." Ucap Abian yang membuat Ranti berdecak kesal."Ckkk, gak usah kamu belain perempuan itu. Nanti, kalau gak di suruh-suruh yang ada dia jadi perempuan pemalas."“Ohh iya? Aku rasa Flora bukan perempuan seperti itu, dia terlihat seperti perempuan baik-baik dan tahu bagaimana caranya mengabdikan diri di rumah suaminya. Justru. perempuan pemalas itu adalah anak-anak ibu sendiri. Lihat mereka?
Read more
Bab 3
"Sudah pulang, Mas?" tanya Flora kepada Arifin. Ia menyambut suaminya di ambang pintu. Namun, bukannya tersenyum ketika mendapatkan sambutan dari sang istri, Arifin malah melengos menatap wajah istrinya."Bisa gak sih pas aku pulang, kamu tuh dandan gitu? Pake make up kayak wanita kebanyakan. Ini suami pulang, wajah kusut mana badan bau bawang gini!" celetuk Arifin dengan sinis. Setelahnya, dia pun pergi ke kamar sambil membanting pintu kamar dengan keras."Ada apa sih?" Winda keluar dari kamarnya ketika mendengar suara pintu yang dibanting keras."Biasa, pasti Arifin marah tuh." Santi tahu-tahu sudah bergabung dengan saudaranya. "Ya gimana gak marah, nyambut suami dengan wajah kayak gitu. Gimana gak muak coba?"Flora menundukkan kepalanya. Bagaimana dia bisa punya waktu untuk membersihkan badan dan berdandan, kalau sedari tadi terus disuruh ini-itu oleh mertua dan iparnya. Belum lagi, kosmetik yang dimiliki Flora tidak lebih dari sebatang lipstik, handbody, dan bedak padat yang sud
Read more
Bab 4
Flora mendongakkan wajahnya yang sembab. Sedari tadi, dia menangis dalam diam. Dia tidak bisa menunjukkan kesedihannya pada siapapun. Percuma saja jika dia menunjukkannya, mereka pasti akan mengatakan kalau dia sedang berdrama untuk mendapatkan simpati dari Abian."Terima kasih. Mas. Andai saja yang bisa membelaku seperti ini adalah suamiku, aku pasti akan sangat bahagia," lirih Flora dalam hati, sambil berjalan pelan ke kamarnya. Ia pikir, setelah ini ia bisa beristirahat dengan tenang. Tapi ternyata semuanya belum selesai. Di dalam kamar rupanya Arifin sudah menunggunya dengan tatapan tak bersahabat."B-belum tidur. Mas?" Flora terbata."Bagaimana bisa aku tidur dengan semua kebisingan yang kau perbuat, Flora?! Kemari kau!" bentak Arifin. Flora beringsut mundur, tapi tangan besar itu dengan cepat meraih kepala Flora dan menjambak rambut panjang istrinya."Kau pikir, dengan Abian membelamu, kau bisa berbuat dan mengatakan hal itu pada kedua saudariku hah?! Tidak! kau salah!""M-mas
Read more
Bab 5
Abian duduk di sofa ruang tamu, dia menatap tajam kedatangan tiga wanita yang baru selesai belanja itu. Konon katanya belanja bulanan untuk keperluan rumah, tapi Abian malah melihat kalau ketiga memakai barang baru."Ehemm!" Abian berdehem, membuat ketiganya seketika menoleh ke arah pria yang tengah duduk dengan memangku laptop."Abian, sudah makan?""Sudah.""Ya udah, kami juga sudah tadi makan di luar sekalian.""Ohh untung saja aku makan duluan. Kalau tidak, aku bisa mati kelaparan kalau menunggu wanita-wanita rempong berbelanja." Abian tersenyum sinis.Winda tampak ingin marah, tapi Ranti buru-buru memperingatkannya. Semua gerak-gerik itu tertangkap oleh Abian. Bahkan ketika ibunya memamerkan kemeja baru untuknya, Abian sudah tau apa akal bulusnya."Abi. Ibu beliin kamu kemeja baru lho. Mbak mu juga beli pakaian, masing-masing Ibu belikan satu setel," ungkap Ranti untuk mengubah suasana."Ibu tidak membelikan untuk Flora juga?" Tanya Abian membuat Ranti terdiam."Kenapa harus dibe
Read more
Bab 6
Kedua mata Abian membulat sempurna ketika melihat luka di lengan bagian atas Flora. Ini bukan luka biasa, tapi ini seperti luka karena cambukkan sesuatu."Tidak apa-apa. Mas. Ini bukan bekas apa-apa kok." Flora buru-buru menurunkan kembali lengan bajunya untuk menghindari pertanyaan Abian."Jangan berbohong, Flora. Katakan yang sejujurnya pada Mas, bagaimana pun juga Mas berhak tahu." Abian menatap Flora dengan intens."Maaf, Mas. Tapi ini masalah rumah tangga Flora.""Jadi benar dugaan Mas kalau Arifin yang melakukannya?" tanya pria itu. Flora memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari kontak mata dengan Abian. Entahlah, tapi tatapan teduh dan hangat Abian membuatnya luluh. Tatapan itu terasa begitu tulus.Namun, dia tidak boleh terlarut begitu saja, karena dia juga ingat kalau dirinya adalah wanita bersuami."T-tidak....""Tidak ada gunanya kamu berbohong, Flora. Jadi katakan sejujurnya atau Mas yang cari tahu sendiri?""I-iya, Mas," jawab Flora pada akhirnya dengan lirih,
Read more
Bab 7
"Mas, ini bekal buat kamu," ucap Flora sambil memberikan wadah bekal pada suaminya.Bukannya menerima dengan senang hati. Arifin malah menatap sinis ke arah sang istri yang masih mengembangkan senyumnya. "Gak usah, aku bukan anak kecil yang harus bawa bekal." Arifin meninggalkan Flora begitu saja. Flora sudah seringkali menerima penolakan seperti ini, tapi kali ini rasanya sangat menyakitkan. Padahal ia berharap, sekotak bekal ini bisa membuat sang suami memperlakukannya sedikit lebih baik.Namun, jangankan menerima, melirik saja tidak mau."Sampai kapan kamu akan memperlakukan aku seperti ini, Mas? Apa kamu masih menganggap kalau aku ini istrimu?""Kita menikah atas dasar cinta, bukan perjodohan seperti di novel-novel, tapi kenapa kamu tidak pernah memperlakukan aku dengan baik. Mas? Bolehkah aku cemburu ketika melihat wanita lain di perlakukan dengan istimewa oleh suaminya?" Gumam Flora sambil menatap kepergian Arifin yang sudah mengendarai motornya menjauh dari rumah.Perempuan i
Read more
Bab 8
Abian meneliti kendaraan yang berada di depannya dan dia yakin kalau motor ini adalah milik Arifin. Dia hafal benar apa yang merupakan barang miliknya. Bukan miliknya, tapi dia yang membelikan motor ini untuk Arifin saat dia berulang tahun."Ini benar milik Arifin...." lirih Abian. Dia pun masuk ke penginapan dan menanyakan beberapa hal pada receptionist yang berjaga disana."Maaf. permisi. Saya ingin bertanya, apakah ada pasangan yang melakukan check in baru-baru ini? Eemm, wajahnya mirip seperti saya?""Maaf. Tuan. Tapi kami....""Saya bersedia membayar untuk informasi itu. karena saya kakaknya."Pegawai hotel itu tampak ragu pada awalnya, tapi karena wajah Abian cukup dingin dan galak, ia semakin gemetaran. Apalagi ketika Abian langsung menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribuan ke hadapan pegawai itu.Akhirnya, pegawai itu memberitahukan nomor kamar Arifin. Ia juga setuju dengan rencana Abian yang memintanya untuk memeriksa kamera pengawas dan memfoto Arifin jika lewat nanti.
Read more
Bab 9
"Aku harus berubah kan? Tidak seharusnya aku sehancur ini padahal suamiku sedang bersenang-senang dengan wanita lain di luar sana." Gumam Flora. Matanya menatap lurus ke arah hamparan lautan yang luas seolah tiada memiliki ujung itu."Benar, kamu harus berubah. Jangan bodoh dengan menangisi pria murahan seperti Arifin.""Kenapa Mas seolah mendukungku untuk melakukan hal itu. sedangkan Arifin adalah saudara mu sendiri?" Tanya Flora."Aku tidak mungkin mendukung orang yang salah. Flora. Sampai kapanpun. dengan apapun alasan nya, perselingkuhan tidak pernah di benarkan. Lagipula, kamu tahu benar apa alasanku melakukan hal ini bukan?" Tanya Abian sambil tersenyum kecil."Bukankah kata Mas tadi perselingkuhan itu tidak di benarkan? Kalau Mas mengajak aku selingkuh, bukankah artinya Mas sama murahan nya dengan suamiku?" Tanya perempuan itu membuat Abian terdiam seketika.Apa yang di tanyakan oleh perempuan itu memang benar. tapi hasrat nya untuk bisa memiliki Flora sudah benar-benar berada d
Read more
Bab 10
"Bagus ya kamu. bukan sambut suami di rumah pulang kerja, malah enak-enakan pergi sama pria lain." Arifin menatap sinis ke arah Flora dan juga Abian.Dia benar-benar tidak suka ketika melihat istrinya pergi dari rumah meskipun bersama saudara nya sendiri."Tapi biasanya kalau aku sambut pun. kamu terlihat tidak peduli. Mas. Aku pikir untuk apa menyambutmu?" Tanya Flora yang membuat Arifin membulatkan kedua matanya. Sejak kapan Flora bisa menjawab perkataan nya seperti ini."Sudah-sudah. Flora kamu dari mana?""Tadi habis ngikutin Mas ke kantor, sekalian mergokin orang selingkuh." Jawab Flora cukup keras hingga membuat raut wajah Arifin berubah seketika. Dia menatap wajah Flora yang terlihat tenang, begitu juga dengan Abian."Orang selingkuh dimana?""Tadi di jalan ada motor yang boncengan gitu. lakinya bawa motor terus ceweknya meluk kenceng banget. Eehh terus ketahuan sama istri sah nya lagi gituan di penginapan." Jawab Flora membuat Ranti terkejut."Astaga. kamu ngapain sampai lihat
Read more
DMCA.com Protection Status