Share

Grogi

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-12-02 19:23:15

“Mau ngapain?” Elza bertanya saat melihat Ayara berhamburan ke arahnya.

“Pak Niko minta wine, yang mana katanya wine kesukaan dia? Cepetaaan.” Ayara membuka setiap kabinet di pantry berusaha mencari wine favorite sang tuan muda.

“Cie, yang tadi dipangku pak Niko ... ampe stress gini padahal cuma diminta bawaiin wine, nih wine-nya ... enggak kaliatan ya saking grogi.” Elza menyodorkan satu botol wine ke depan Ayara.

Tim Ayara mendapat pelatihan khusus sebelum melayani sang owner sehingga mereka sudah mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai si pemilik perusahaan ini yang notabene terkadang keinginannya berbeda dengan manusia normal pada umumnya.

Ayara langsung memeluk wine itu sambil mengembuskan napas lega.

“Ini masalah hidup dan mati, Mbak ... kalau dia sampe kecewa bisa diganti tim kita.”

Hal ini sangat penting bagi Ayara karena menjadi air crew Nicholas mendapatkan gaji dan bonus lebih besar dibanding air crew yang melayani penyewa privat jet.

“Ooooh, bukan karena ingin memikat hati pak Niko? Kirain lo keenakan duduk di atas pangkuannya ... gedong enggak, Ra?” Elza paling hobby menggoda juniornya yang polos seperti Ayara.

Belum juga Ayara menjawab, terjadi turbulensi tiba-tiba yang tidak sempat Abinawa informasikan.

Ayara berpegangan dengan satu tangan pada kabinet sementara satu tangannya masih memeluk botol wine erat-erat.

“Ups, ma ... maaf, Pak.” Elza yang tidak sempat berpegangan berakhir dalam pelukan Revan-sang sekertaris tampan.

“Kamu enggak apa-apa?” Suara Revan terdengar merdu penuh perhatian hingga membuat jantung Elza berdendang ria dan wajahnya seketika merona.

Sialannya, meski guncangan telah berhenti—pria itu masih memeluk Elza memastikannya tetap aman.

“Eng ....” Elza melirik Ayara yang sedang mengulum senyum.

Bisa dibayangkan bullyan balasan dari Ayara yang akan diterima Elza setelah ini.

“Enggak ... apa-apa Pak, maaf sa—“

“Permisi, Pak ... saya tinggal dulu, tadi pak Niko minta dibawakan wine,” sambar Ayara menyela kalimat Elza yang kemudian melengos begitu saja tidak lupa memberikan kedipan satu mata untuk Elza.

Kedipan mata itu memberitau Elza, jika Ayara akan pergi dan selanjutnya—di pantry—semua terserah Elza dan Revan.

Setibanya di kabin tengah, Ayara meletakan gelas di meja untuk Nicholas.

Terjadi lagi turbulensi ketika hendak membuka botol wine.

Kedua tangan Ayara yang tengah sibuk membuka botol wine membuatnya tidak sempat berpegangan hingga gadis itu kembali terjatuh di pangkuan Nicholas dengan posisi menyamping.

Kali ini Nicholas refleks memegang pinggul Ayara karena turbulensi yang terjadi cukup kuat dan panjang.

Ayara menahan napas tatkala merasakan kedua tangan dengan gurat otot samar itu melingkupi pinggulnya.

Gelas di atas meja nyaris jatuh namun refleks Nicholas sangat sensitif membuat satu tangannya masih sempat menggapai gelas yang belum berisi wine.

Suara Abinawa mengudara melalui speaker yang terdapat di sepanjang kabin, sang Pilot memberi intruksi agar memasang seatbelt karena akan menembus kumpulan awan.

Kesadaran Ayara segera saja ditarik paksa, ia hendak berdiri namun guncangan semakin hebat membuatnya tidak bisa turun dari atas pangkuan Nicholas.

Ayara menunjukan ekspresi menyesal penuh permohonan tapi Nicholas membalasnya dingin tanpa perasaan.

Sorot mata Nicholas jelas-jelas mengusir Ayara agar beranjak dari pangkuannya.

“Maaf ... saya duduk di atas pangkuan Pak Niko dulu ya sampai turbulensi selesai.”

Dengan sangat terpaksa Ayara mengucapkannya, napas gadis itu tertahan karena takut melihat raut wajah Nicholas yang tidak bersahabat.

Tapi jika Ayara bergerak, khawatir akan membahayakan nyawanya.

Di sisi lain Ayara juga takut timnya diganti karena telah lancang duduk di atas pangkuan Nicholas, padahal jika saja Nicholas bukan bosnya—Ayara bisa menikmati bagaimana rasanya dipangku oleh pria tampan bak titisan Dewa dengan rahang tegasnya yang diselimuti bulu halus.

Di situasi genting seperti ini bisa-bisanya Ayara mengkhayal, maklum saja sudah terlalu lama tidak merasakan belaian seorang pria.

Saat guncangan sedikit mereda, dengan berat hati Ayara berusaha turun dari atas pangkuan Nicholas.

Berpegangan pada sandaran kursi—Ayara menyebrangi lorong untuk tiba di kursi di samping Nicholas.

Ayara nyaris limbung ke belakang namun telapak tangan Nicholas lagi-lagi refleks menahan Ayara tepat di bokong lalu mendorong bokong sintal itu agar sampai di kursi lain.

Jika saja Ferdi atau Yogi yang melakukan hal tersebut kepada Ayara, sudah dipastikan wajah mereka akan mendapat hantaman heels Ayara.

Tapi ini Nicholas Aldrich Lazuardy, owner dari perusahaan penerbangan tempatnya mencari nafkah jadi Ayara maklumi pria itu menyentuh bokongnya terlebih ia tau jika Nicholas hanya bermaksud membantu.

Berarti Nicholas masih punya hati, pikir Ayara walau sebenarnya Nicholas hanya tidak ingin Ayara terjatuh lagi di atas pangkuannya.

Setelah berhasil menggapai kursi, Ayara langsung duduk dan memakai seatbelt.

Botol wine pesanan Nicholas yang sedari tadi ia jaga dengan nyawanya itu Ayara peluk agar tidak jatuh.

Guncangan masih belum berhenti meski tidak sekuat sebelumnya.

“Tuhan, jangan dulu panggil Aya, kasian mami sama Dhika ... siapa yang mau bayarin utang-utang papi ... ijinkan Aya hidup lebih lama Tuhan, Aya janji jadi anak baik, nurut sama mami.” Ayara bergumam dan tanpa sadar gumamanya yang cukup kencang menembus gendang telinga Nicholas.

Pria itu menoleh dengan kerutan di antara alis.

Selama guncangan, mulut Ayara tidak berhenti komat-kamit menggumamkan permohonannya kepada Yang Maha Kuasa.

Nicholas pikir Flight Attendant tidak takut mati, tapi nyatanya mereka juga manusia biasa yang merasa khawatir jika ajal menjemput secara tiba-tiba.

Ayara membuka mata ketika pesawat berhenti berguncang.

Tanda melepaskan sabuk pengaman pun telah berganti warna menjadi hijau.

Ayara buru-buru bangkit dari pangkuan dan langsung melayani Nicholas, membuka tutup botol wine lalu menuangnya ke gelas.

“Silahkan Pak, jika masih kurang ... Pak Niko bisa panggil saya dan maaf untuk yang tadi.”

Ayara menundukan kepala ketika mengatakannya, tidak berani menatap mata Nicholas yang selalu tajam tidak ramah.

Hening, Nicholas tidak menanggapi bahkan pria itu belum menyentuh gelas winenya.

“Saya permisi,” ujar Ayara yang mengartikan keterdiaman Nicholas sebagai jawaban ‘Ya’.

Ayara berbalik, mulai melangkah dengan kaki lemas menyusuri lorong kabin pesawat. Tak banyak yang tahu, meski sudah berpengalaman menjadi pramugari, seorang Ayara masih memiliki ketakutan pada turbulensi.

Sementara itu, setelah kepergian Ayara… di bangkunya, Nicholas melepaskan satu erangan panjang.

Tak ada seorang wanita pun bisa membangkitkan gairahnya, terkecuali Vanya. Namun kali ini… kenapa gadis pramugari itu…. “Argh, shit!” Pria itu mengumpat, dengan wajah yang memerah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Paron Ngaei
ceritanya sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendarat di Pangkuan CEO   TAMAT

    Selama memimpin perusahaan Nicholas, Radhika berusaha melakukan yang terbaik.Dan tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, perusahaan Nicholas berkembang pesat karena tangan dingin Radhika.Tapi ada hubungan yang harus dikorbankan, Radhika dan Alana sering kali ribut karena Radhika yang terlalu sibuk.Sebagai kepala suku, tentu saja Bagaskara menilai ketekunan, kerja keras dan usaha Radhika tersebut.Restunya tercurah untuk Radhika dan Alana, hingga pada saat Radhika mengungkapkan keinginannya untuk menggelar pesta pernikahan di atas kapal pesiar dengan uang yang ia kumpulkan selama ini—Bagaskara menolak keras.Sang kepala suku yang malah membiayai pesta pernikahan mereka.Bisa dibilang kalau pesta Alana adalah pesta pernikahan termegah yang dibuat oleh keluarga Lazuardy.Hanya klien besar, beberapa petinggi Negara dan orang-orang dari kalangan VIP saja yang diundang.Bagaskara beralasan bila pesta tersebut adalah pesta pernikahan penutup karena Alana merupakan cicit bungsunya setelah

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Vania

    “Hai, aku Tante Vania ... temen papa kamu, papa kamu minta aku untuk jemput kamu ... ayo Tante antar pulang,” ajak Vania kepada Ejra yang kini tengah menginjak usia empat tahun.Bocah laki-laki itu menggelengkan kepala. “Kamu bohong! Papa enggak punya temen selain om Edgar,” tukas Ejra dengan tampangnya yang dingin sedingin es. Mirip sang papa.Vania tertawa kering. “Om Edgar juga teman Tante, Tante liatin foto kami bertiga ya ... sebentar.” Vania mengotak-ngatik ponselnya.“Sedang apa kamu sama cicit saya?” Suara Bagaskara yang menggelegar membuat ponsel Vania jatuh ke lantai.Vania mendongak kemudian meraih ponselnya dengan tatapan dan senyum ramah pada Bagaskara.Bagaskara menarik tangan Ejra, satu tangannya yang memegang tongkat ia angkat dan mengarahkan tongkat tersebut ke depan wajah Vania.“Jangan pernah berpikir hal yang akan kamu sesali apalagi berniat melakukannya, saya tidak akan membiarkan kamu mengganggu keluarga saya, mengerti?” tegas Bagaskara mengancam.Vania mengerjap

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Rindu Yang Berat

    “Mamiiiiii,” panggil Alana ketika memasuki rumah tidak melihat sang calon ibu mertua di ruang televisi.“Miiii.” Alana memanggil lagi tapi malah Surti yang menghampirinya.“Kanjeng Mami lagi shopping sama mertuanya bu Ayara.” Surti memberitau.Alana mengembuskan napas panjang, menjatuhkan tubuhnya di sofa.Ia baru saja pulang kuliah dan merasa sangat kelelahan.“Mbak, boleh buatin orange jus enggak?” Alana meminta dengan nada manja merayu.“Baik, Non ... saya buatkan dulu.”Surti kemudian pergi ke dapur meninggalkan Alana yang kini merebahkan tubuhnya di sofa menatap langit-langit.“Ah, si Mami sama Tante Danita shoppingnya enggak ngajak-ngajak nih!” Alana menggerutu.Ia lantas merogoh ponselnya bermaksud menghubungi Paramitha melalui sambungan video call.Tiga kali mengulang tapi Alana tidak dapat tersambung dengan Paramitha.Akhirnya Alana menghubungi ponsel Danita dan barulah terdengar sahutan di ujung telepon sana.“Sayang!” seru Danita dengan hati riang.“Tante, aku mau ngomong s

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Ijin Nicholas

    Malam ini Anya tidak bisa lolos dari serangan buasnya Abinawa.Pria yang perhari ini telah syah menjadi suaminya itu tidak bisa menahan diri semenjak mereka memasuki kamar pengantin.Beberapa gaya Kamasutra telah mereka jajal menghasilkan kenikmatan yang tak terperi.Dan saat ini ketika mereka sudah diujung ronde kedua, Abinawa masih saja gagah perkasa menghujam Anya dari atas.Tubuh pria itu lembab berpeluh, napasnya memburu tanpa kenal lelah melakukan hentakan demi hentakan nikmat.“Maaasshh,” desah Anya seraya memeluk pundak Abinawa yang kemudian membungkamnya dengan ciuman.Anya belum pernah merasa senikmat ini ketika bercinta dengan Abinawa padahal sebelumnya telah sering mereka lakukan.Sama halnya dengan Abinawa yang merasa jika pergulatan ini adalah yang terbaik sepanjang hidupnya meski ia pernah merasakannya berulang kali dengan Anya.“Anyaaa.” Abinawa menggeram tertahan merasakan milik Anya menjempit miliknya ketat.“Massshhh.” Anya mendesah lagi, Abinawa tau jika istrinya s

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Pesta Pernikahan Anya Dan Abinawa

    Seperti apa yang dikatakan Ayara kepada Abinawa sebelumnya, ia akan datang ke pesta pernikahan pria itu dengan Anya tanpa didampingi oleh Nicholas.Ayara datang bersama Ejra dan seorang Nanny, sebetulnya Alana dan Paramitha ikut menemani Ayara ke Bali tapi Paramitha juga enggan datang karena menghargai menantunya.Paramitha dan Alana memilih tinggal di kamar hotel yang telah disiapkan Nicholas.Setidaknya Nicholas mau memfasilitasi Ayara ke Bali walau sesungguhnya dalam hati pria itu enggan mengijinkan Ayara pergi.Nicholas menghargai persahabatan yang dimiliki Ayara meski dengan orang yang tidak ia sukai.Terlebih, Revan dan Elza pun ikut menemani Ayara membuat Nicholas tenang melepas istrinya ke pesta tersebut.Gaun seindah apapun yang dikenakan Ayara tetap saja tidak akan membuatnya seseksi dulu lagi karena ada Ejra yang sesekali harus ia gendong.Namun, aura keibuan Ayara terpancar membuatnya terkesan dewasa.Lain halnya dengan Candy yang tampak pucat tanpa riasan di wajah, mengan

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sudah Move On

    Dengan atau tanpa restu kedua orang tuanya, Ferdi tetap menikahi Candy.Ferdi telah berbuat dosa dengan menghamili Candy tapi kini malah melakukan sesuatu tanpa ridho kedua orang tuanya, entah lah apa jadinya nanti.Kedua orang tua Ferdi begitu keras menentangnya menikahi Candy malah meminta untuk menggugurkan bayi itu.Ferdi mana tega, meski berulang kali Candy mengatakan jika tak apa tidak menikah karena Candy juga menyadari kesalahannya tapi Ferdi tidak bisa membiarkan anak itu lahir tanpa status kedua orang tuanya yang telah syah.Dan di sinilah Ferdi dan Candy sekarang, di KUA untuk menunaikan niat bertanggung jawab atas perbuatan mereka.Setelah berkonsultasi dengan kepala KUA setempat, Ferdi dan Candy diperbolehkan menikah dengan kondisi tersebut.Wali hakim yang menjadi wali dari pihak Candy.Revan bertindak sebagai saksi dari pihak Ferdi dan Abinawa adalah saksi dari pihak Candy.“Lucu ya Capt. Abi ... dia jadi saksi nikah cewek yang pernah ditidurinnya,” celetuk Elza dan lan

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Orang Tua Baru

    Bagaimana Ayara akan mengalami baby blues jika Nicholas selalu ada disampingnya dan membuatnya bahagia.Setiap malam minggu Nicholas berinisiatif membawa Ayara makan malam tanpa Ejra, berdua saja mereka melakukan makan malam romantis disebuah restoran meski bukan restoran mewah.Hari minggunya Nicholas membawa Ayara dan Ejra jalan-jalan keluar menikmati kota di mana mereka tinggal sementara ini.Menurut Ayara, kota ini adalah kota paling indah yang pernah ia datangi.Sengaja Nicholas tidak memilih pusat kota untuk menjadi tempat staycation-nya agar Ayara nyaman karena jauh dari suara berisik.Nicholas sudah memperhitungkannya dari jauh hari, ia ingin membuat istrinya nyaman setelah melahirkan sebagai rasa terimakasih Nicholas pada Ayara.Satu bulan ini juga mereka selalu bersama, tanpa sekalipun Ayara kehilangan Nicholas seperti sebelumnya.Kehilangan dalam artian, raganya berada bersama Ayara tapi fokus dan pikiran Nicholas tertuju pada pekerjaan.“Kita berhenti sebentar buat makan s

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Candy & Ferdi

    Ferdi mengusap punggung Candy yang terlihat membungkuk duduk di bangku taman depan rumah orang tuanya.“Maafin Bunda ya, Bunda enggak bermaksud begitu ... beliau lagi terguncang karena kita menikah dengan kondisi seperti ini,” ujar Ferdi sedang berusaha mengobati hati Candy yang ia ketahui sedang terluka oleh ucapan sang Bunda.Rencana pernikahannya dengan Candy ditentang keras oleh keluarga dan kedua orang tuanya.Mereka terang-terangan mengatakan bahwa tidak menyukai Candy, hal itu membuat hati Ferdi juga terluka.Terlepas dari cinta atau tidak tapi Candy adalah ibu dari anaknya.Beberapa minggu terakhir tinggal bersama Candy membuat Ferdi yakin jika Candy sebenarnya perempuan baik.Hembusan napas terdengar panjang keluar dari hidung Candy, perempuan itu menoleh ke samping menatap Ferdi kemudian tersenyum.Senyum yang tidak sampai ke matanya.“Aku enggak apa-apa, kalau kita enggak dapat restu ... kamu jangan maksa, aku enggak apa-apa melahirkan dia tanpa suami ... salah aku juga ‘ka

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Pria Yang Tepat

    “Janin yang sedang dikandung Candy itu anaknya Ferdi,” kata Ayara.Ia dan Nicholas sedang menonton acara televisi di atas ranjang di kamar mereka.Posisi Nicholas bersandar pada headboard memeluk Ayara dari belakang.Ayara bersandar nyaman di dada bidang Nicholas, keduanya baru saja menidurkan Ejra tanpa bantuan Nanny dan hal itu merupakan sebuah prestasi bagi Ayara dan Nicholas.Kembali pada kalimat yang Ayara ucapkan tadi, tanggapan Nicholas hanyalah sebuah gumaman.Pria itu tampak tidak peduli.“Mas Abi mau nikah sama Anya dua bulan lagi.” Ayara melanjutkan informasi yang perlu Nicholas ketahui dan lagi-lagi suami cool-nya itu menanggapi dengan malas-malasan.“Mbak Elza lagi hamil,” imbuh Ayara kemudian.“Berapa minggu?” Dan barulah hal itu menarik perhatian Nicholas.“Delapan minggu, kayanya Mbak Elza mau resign.”Nicholas mengangguk, informasi tersebut baru diketahuinya.Revan tidak mengatakan apapun ketika tadi berbicara dengannya melalui sambungan telepon.Ayara dan Nicholas ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status