Ayara refleks berdiri, ia menunduk menyembunyikan rona merah di wajah.
“Maaf Pak ... sekali lagi saya minta maaf.” Ayara mundur teratur kemudian pergi setelah berkata demikian.
Kejadian tidak sengaja itu diketahui oleh air crew beserta seluruh passanger hingga membuat Malvino tergelak sambil bertepuk tangan.
“Nah, gitu dong! Move on, Bro!” seloroh Malvino yang terlihat begitu semangat.
Adik kandungnya itu memang terkenal dingin terhadap para gadis kecuali gadis bernama Vania, mantan tunangannya.
Saat ini Vania sedang merintis karir sebagai seorang aktris di Hollywood.
Seluruh keluarga telah mengetahui dan menghargai putusnya pertunangan antara Nicholas dan Vania.
Nicholas terlihat tegar dan mengatakan jika ia merelakan Vania berkarir di Hollywood.
Tapi pihak keluarga tau jika Nicholas tidak baik-baik saja karena dua tahun telah berlalu dan Nicholas belum juga mendapat pengganti Vania.
Malvino melempar ipad ke meja di depannya membuat Nicholas mendongak dari ponsel yang sedang ia genggam.
“Baca tuh, elo dikadalin si Vania.” Malvino kemudian tertawa puas.
Dengan tampang malas, Nicholas meraih ipad tersebut lantas matanya memindai apa yang tertera di layar.
Sebuah artikel media online memberitakan aktris pemeran pembantu salah satu film Hollywood yang kini sedang booming di seluruh dunia, terlihat bergandengan tangan keluar dari hotel bersama seorang pria pemeran utama film tersebut.
Vania Cherry, nama aktris yang sedang diberitakan itu adalah mantan tunangan Nicholas.
Tatapan sendu Nicholas sempat tertangkap jelas oleh Malvino tapi kemudian netra Nicholas menggelap dengan rahang mengetat.
“Biar filmnya laku,” ujar Nicholas yang masih saja membela sang mantan tunangan.
Malvino kembali tertawa. “Oke ini settingan tapi gimana kalau dia keenakan? Udah lah Niko, dia itu ambisius dengan kekayaan dan popularitas.” Malvino berusaha mempengaruhi pikiran adiknya yang ia duga masih mengharapkan Vania.
“Dia enggak butuh kekayaan, dia lahir dari keluarga kaya.” Nicholas menyanggah ucapan sang kakak.
“Nah itu, dia enggak butuh duit tapi gila popularitas sementara pengusaha kaya kita mana pernah wara wiri di televisi, jadi mending lo berhenti berharap sama si Vania.”
“Gue udah enggak berharap sama dia lagi,” tukas Nicholas dingin.
“Trus mau sampai kapan lo ngejomblo?”
Ah, kakaknya ini memang menyebalkan.
“Belum ada yang cocok.” Nicholas menatap Malvino kesal.
Nicholas ini memang irit bicara, sekalinya bicara yang keluar adalah kalimat pendek.
Terkadang Nicholas hanya diam di tengah acara keluarga, entah lah mungkin dia sedang cosplay menjadi batu nisan.
Tapi yang pasti selama ini hanya Vania yang mampu membuat Nicholas banyak bicara, apalagi jika sudah membicarakan Vania, terlihat sekali jika Nicholas begitu memuja perempuan itu.
“Di pesta Grandpa nanti bakalan abis lo ditanyain kapan nikah ... cuma elo cucu grandpa di umur tiga puluh satu tahun yang belum nikah, sepupu kita si Arsen sama Ivanka aja udah punya gebetan bentar lagi tunangan.” Malvino mengingatkan situasi yang akan dihadapi Nicholas nanti.
“Alana belum.” Nicholas menjawab singkat.
“Yaelah, si Alana baru juga masuk kuliah ... mana ngerti dia masalah pacaran.”
Nicholas menaikan kedua bahunya, ia tidak peduli dengan urusan pacaran juga tidak peduli bila di acara ulang tahun kakeknya nanti akan menjadi bulan-bulanan seluruh keluarga karena belum juga memiliki pasangan.
Malvino akan berhenti menggoda adiknya bila Nicholas sudah terlihat malas-malasan diajak bicara.
Pria itu lantas beranjak berdiri kemudian melangkah mendekati Sera-sang sekertaris.
Memberi kode melalui mata, Malvino meminta Sera mengikutinya.
Ke mana lagi jika bukan sebuah kabin tertutup dengan satu ranjang king size yang menjadi tujuan Malvino mengajak Sera.
Nicholas menatap punggung Malvino yang berjalan menjauh diikuti sekertarisnya, mengembuskan napas jengah—kesal sendiri karena tidak mampu berbuat apa-apa.
Ia hanya bisa mengingatkan tapi tidak ada satu pun nasihat yang diterima dengan baik oleh Malvino sampai akhirnya Nicholas memilih diam membiarkan sang kakak terlibat cinta terlarang bersama sekertarisnya.
Malvino telah menikah dengan seorang wanita cantik yang merupakan model terkenal Taiwan dan bersama wanita bernama Cindy Liu itu—Malvino telah memiliki dua orang anak perempuan.
Namun tetap saja, Malvino tidak puas dengan kesempurnaan rumah tangga yang dikaruniai Tuhan kepadanya.
“Pak,” sapa Ayara sambil menunduk ketika berpapasan di lorong dengan Malvino dan Sera yang hendak memasuki kamar di kabin belakang.
Pikiran Ayara mulai liar menduga-duga apa yang akan dilakukan Malvino bersama sekertarisnya di dalam sana.
“Lo dicariin Niko tuh,” ucap Malvino berdusta.
Ayara membulatkan matanya. “Saya, Pak?”
“Iya, buruan sana.” Malvino terlihat serius membuat Ayara percaya.
“Baik, Pak ... permisi.” Secepat kilat Ayara melangkah menuju kabin depan di mana sang tuan muda tampan berada.
Sementara itu Malvino dan Sera masuk ke dalam kamar untuk menghabiskan sisa perjalanan dengan bercinta.
“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” Ayara bertanya satu detik setelah ia berada tepat di depan Nicholas.
Nicholas hanya melirikan matanya tanpa mengubah posisi menanggapi pertanyaan Ayara.
Kening pria itu juga berkerut karena bingung, beberapa saat keduanya hanya saling menatap tanpa suara.
Dan demi apapun, tatapan dingin Nicholas mampu membuat Ayara membeku sambil menahan napas.
“Pergi sana,” usir Nicholas dengan ekspresi terganggu.
Ayara mengerjap dengan wajah pias. “Tapi tadi Pak Malvino bilang kalau Pak Niko manggil saya.”
Tanpa seorang pun tahu, Nicholas membatin, kesal. Dia sudah menduga, ini adalah ulah Malvino untuk mengerjainya dan Ayara.
Namun, karena tak ingin membuat kondisi mereka semakin kaku, Nicholas pun akhirnya berkata, “Bawakan saya wine.” Kebetulan, dirinya juga haus.
Ayara tersenyum, “Baik, Pak. Sebentar.” Sebelum kemudian menghilang secepat kilat untuk mengabulkan permintaan Nicholas.
**
Selama memimpin perusahaan Nicholas, Radhika berusaha melakukan yang terbaik.Dan tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, perusahaan Nicholas berkembang pesat karena tangan dingin Radhika.Tapi ada hubungan yang harus dikorbankan, Radhika dan Alana sering kali ribut karena Radhika yang terlalu sibuk.Sebagai kepala suku, tentu saja Bagaskara menilai ketekunan, kerja keras dan usaha Radhika tersebut.Restunya tercurah untuk Radhika dan Alana, hingga pada saat Radhika mengungkapkan keinginannya untuk menggelar pesta pernikahan di atas kapal pesiar dengan uang yang ia kumpulkan selama ini—Bagaskara menolak keras.Sang kepala suku yang malah membiayai pesta pernikahan mereka.Bisa dibilang kalau pesta Alana adalah pesta pernikahan termegah yang dibuat oleh keluarga Lazuardy.Hanya klien besar, beberapa petinggi Negara dan orang-orang dari kalangan VIP saja yang diundang.Bagaskara beralasan bila pesta tersebut adalah pesta pernikahan penutup karena Alana merupakan cicit bungsunya setelah
“Hai, aku Tante Vania ... temen papa kamu, papa kamu minta aku untuk jemput kamu ... ayo Tante antar pulang,” ajak Vania kepada Ejra yang kini tengah menginjak usia empat tahun.Bocah laki-laki itu menggelengkan kepala. “Kamu bohong! Papa enggak punya temen selain om Edgar,” tukas Ejra dengan tampangnya yang dingin sedingin es. Mirip sang papa.Vania tertawa kering. “Om Edgar juga teman Tante, Tante liatin foto kami bertiga ya ... sebentar.” Vania mengotak-ngatik ponselnya.“Sedang apa kamu sama cicit saya?” Suara Bagaskara yang menggelegar membuat ponsel Vania jatuh ke lantai.Vania mendongak kemudian meraih ponselnya dengan tatapan dan senyum ramah pada Bagaskara.Bagaskara menarik tangan Ejra, satu tangannya yang memegang tongkat ia angkat dan mengarahkan tongkat tersebut ke depan wajah Vania.“Jangan pernah berpikir hal yang akan kamu sesali apalagi berniat melakukannya, saya tidak akan membiarkan kamu mengganggu keluarga saya, mengerti?” tegas Bagaskara mengancam.Vania mengerjap
“Mamiiiiii,” panggil Alana ketika memasuki rumah tidak melihat sang calon ibu mertua di ruang televisi.“Miiii.” Alana memanggil lagi tapi malah Surti yang menghampirinya.“Kanjeng Mami lagi shopping sama mertuanya bu Ayara.” Surti memberitau.Alana mengembuskan napas panjang, menjatuhkan tubuhnya di sofa.Ia baru saja pulang kuliah dan merasa sangat kelelahan.“Mbak, boleh buatin orange jus enggak?” Alana meminta dengan nada manja merayu.“Baik, Non ... saya buatkan dulu.”Surti kemudian pergi ke dapur meninggalkan Alana yang kini merebahkan tubuhnya di sofa menatap langit-langit.“Ah, si Mami sama Tante Danita shoppingnya enggak ngajak-ngajak nih!” Alana menggerutu.Ia lantas merogoh ponselnya bermaksud menghubungi Paramitha melalui sambungan video call.Tiga kali mengulang tapi Alana tidak dapat tersambung dengan Paramitha.Akhirnya Alana menghubungi ponsel Danita dan barulah terdengar sahutan di ujung telepon sana.“Sayang!” seru Danita dengan hati riang.“Tante, aku mau ngomong s
Malam ini Anya tidak bisa lolos dari serangan buasnya Abinawa.Pria yang perhari ini telah syah menjadi suaminya itu tidak bisa menahan diri semenjak mereka memasuki kamar pengantin.Beberapa gaya Kamasutra telah mereka jajal menghasilkan kenikmatan yang tak terperi.Dan saat ini ketika mereka sudah diujung ronde kedua, Abinawa masih saja gagah perkasa menghujam Anya dari atas.Tubuh pria itu lembab berpeluh, napasnya memburu tanpa kenal lelah melakukan hentakan demi hentakan nikmat.“Maaasshh,” desah Anya seraya memeluk pundak Abinawa yang kemudian membungkamnya dengan ciuman.Anya belum pernah merasa senikmat ini ketika bercinta dengan Abinawa padahal sebelumnya telah sering mereka lakukan.Sama halnya dengan Abinawa yang merasa jika pergulatan ini adalah yang terbaik sepanjang hidupnya meski ia pernah merasakannya berulang kali dengan Anya.“Anyaaa.” Abinawa menggeram tertahan merasakan milik Anya menjempit miliknya ketat.“Massshhh.” Anya mendesah lagi, Abinawa tau jika istrinya s
Seperti apa yang dikatakan Ayara kepada Abinawa sebelumnya, ia akan datang ke pesta pernikahan pria itu dengan Anya tanpa didampingi oleh Nicholas.Ayara datang bersama Ejra dan seorang Nanny, sebetulnya Alana dan Paramitha ikut menemani Ayara ke Bali tapi Paramitha juga enggan datang karena menghargai menantunya.Paramitha dan Alana memilih tinggal di kamar hotel yang telah disiapkan Nicholas.Setidaknya Nicholas mau memfasilitasi Ayara ke Bali walau sesungguhnya dalam hati pria itu enggan mengijinkan Ayara pergi.Nicholas menghargai persahabatan yang dimiliki Ayara meski dengan orang yang tidak ia sukai.Terlebih, Revan dan Elza pun ikut menemani Ayara membuat Nicholas tenang melepas istrinya ke pesta tersebut.Gaun seindah apapun yang dikenakan Ayara tetap saja tidak akan membuatnya seseksi dulu lagi karena ada Ejra yang sesekali harus ia gendong.Namun, aura keibuan Ayara terpancar membuatnya terkesan dewasa.Lain halnya dengan Candy yang tampak pucat tanpa riasan di wajah, mengan
Dengan atau tanpa restu kedua orang tuanya, Ferdi tetap menikahi Candy.Ferdi telah berbuat dosa dengan menghamili Candy tapi kini malah melakukan sesuatu tanpa ridho kedua orang tuanya, entah lah apa jadinya nanti.Kedua orang tua Ferdi begitu keras menentangnya menikahi Candy malah meminta untuk menggugurkan bayi itu.Ferdi mana tega, meski berulang kali Candy mengatakan jika tak apa tidak menikah karena Candy juga menyadari kesalahannya tapi Ferdi tidak bisa membiarkan anak itu lahir tanpa status kedua orang tuanya yang telah syah.Dan di sinilah Ferdi dan Candy sekarang, di KUA untuk menunaikan niat bertanggung jawab atas perbuatan mereka.Setelah berkonsultasi dengan kepala KUA setempat, Ferdi dan Candy diperbolehkan menikah dengan kondisi tersebut.Wali hakim yang menjadi wali dari pihak Candy.Revan bertindak sebagai saksi dari pihak Ferdi dan Abinawa adalah saksi dari pihak Candy.“Lucu ya Capt. Abi ... dia jadi saksi nikah cewek yang pernah ditidurinnya,” celetuk Elza dan lan