Share

35. Potong Cabe Merah

“Willy”

Andini mengangkat kedua tangannya. Wajahnya pucat ketika Dzi menyebut nama pria yang sudah menempati satu sudut hatinya. Melihat Andini mengangkat kedua tangan menyerah, Dzi tertawa. Tawanya yang keras mengundang perhatian beberapa orang yang sedang lewat di luar ruangannya.

“Jangan keras-keras ah. Suaramu mengerikan tahu? Tidak pernah tertawa sekali tertawa malah sekeras itu”

“Astaghfirullah. Maaf”

Dzi menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia mencoba mengedarkan pandangan melihat orang-orang yang lalu lalang di depan ruang perawatannya.  Nampak seorang gadis sedang memperhatikan tingkah keduanya dengan tatapan tak biasa. Dzi mengangguk, memberi hormat kepada Mira yang membawa nampan dan masuk ke ruangannya tanpa salam.

“Kelihatan asik sekali, Mbak Saifi. Seperti orang sehat saja”

Sapaan Mira benar-benar luar biasa menonjok. Suaranya ketus dan aura wajahnya sangar luar biasa mem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status