Sesampainya di rumah....Rin merebahkan tubuhnya di kasur, hari ini benar benar lelah.Rin menatap tangannya yang terpasang gelang pemberian Zeyna.Seketika dia tersenyum dan kembali teringat saat pertama kali bertemu dengan Zeyna.POV: Rin.Hari ini adalah awal musim semi. Seperti biasa aku melakukan pemotretan alam yang terlihat sangat indah.Kelopak kelopak sakura beterbangan terbawa angin.Saat aku ingin memotret kelopak sakura yang beterbangan terbawa angin, aku melihat seorang wanita cantik bagai bidadari yang terlihat menikmati angin sejuk itu."Cantik...." gumamku.Rin memotret Wanita itu. Senyuman yang terlihat alami. Sehingga hasilnya sangat sempurna.Aku mendekati wanita itu, "permisi, Nona cantik..." Wanita itu berbalik dan menatapku. Mata coklat terang dan senyumannya membuat dadaku berdenyut dan jantungku seketika berdetak dengan cepat seperti habis berlari.Wanita cantik itu mundur satu langkah kebelakang. Hal itu membuatku sedikit bingung. Tapi aku wajar, mungkin dia
Hari ini adalah persiapan Festival kembang api di musim panas. Kali ini, keluarga Rin berpartisipasi dalam acara kali ini. Sumbangan dana yang diperlukan disalurkan langsung oleh Papa Rin untuk mengisi acara malam ini. "Rin, semua persiapan sudah aku buat di sini. Coba kau lihat apa ada yang kurang?" ucap Ayano yang menyerahkan sebuah kertas pada Rin. Rin melihat persiapan yang dirancang Ayano. "Hey, Ayano. Aku ingin memesan beberapa kembang api lagi." ucap Rin yang masih menatap ke kertas yang diberikan oleh Ayano. "Hah?....apa yang ini masih kurang?" ucap Ayano yang heran dengan temannya ini. "Tidak. Ini sudah lebih dari cukup." "Lalu, untuk apa kau membeli beberapa lagi?" "Aku ingin membuat sebuah kejutan yang spesial untuk seseorang." "Seseorang? Apa wanita yang ada di foto kemarin?" tanya Ayano. Rin menatap Ayano, "Kau selalu banyak tanya, ya." ucap Rin sedikit kesal. Rin berjalan ke mobilnya dan meninggalkan Ayano di sana. "Hey! Tunggu...." Ayano menyus
Malam Festival....Zeyna pergi bersama Kyoyo, karna Festival kali ini akan sangat ramai.Kyoyi khawatir jika membiarkan Zeyna pergi sendiri."Hay, Zey." sapa Ayumi.Zey tersenyum tipis dan melambaikan tangannya ke arah Ayumi.Ayumi bersama dengan Akio menghampiri Zeyna dan Kyoyo.Ayumi langsung merangkul lengan Zeyna dan tersenyum manis."Apa kamu baru sampai juga, Zey?" tanya Ayumi.Ayumi menatap Zeyna penuh arti, sedangkan Zeyna tidak mengerti kenapa Ayumi menatapnya seperti itu."Kak, kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Zeyna yang merasa canggung saat di tatap demikian dengan Ayumi.Ayumi sedikit berjinjit dan membisikkan sesuatu pada Zeyna."Apa Rin sudah menemuimu?" bisik Ayumi."Ak....Hah? Maksudnya?"Ayumi tersenyum menusuk nusuk lengan Zeyna."Bukankah kau dan Rin sangat dekat? Dia bahkan memberitahu dirimu lebih dulu soal Festival kembang api ini. Ayolah Zey, jangan di rahasiakan dari kakakmu ini." ucap Ayumi yang masih menggoda Zeyna."Tidak. Kakak salah paham, saat itu Rin
Di rumah Rin....Hari ini Rin benar benar merasa sangat senang. Setelah Festival kembang api selesai, sepanjang jalan dia mendengar bisikan, bahwa putra tunggal dari seorang pianis hebat dan mantan model terkenal telah menyukai seseorang."Ini hanya awal kejutan dariku, setelah aku memantapkan hatiku, aku akan membuat kejutan yang lebih besar lagi." guman Rin disertai senyuman tipis di wajahnya.Rin berjalan ke arah kamarnya, akan tetapi dia dihentikan oleh suara seseorang."Rin!" Rin menatap sumber suara dan tersenyum."Mama? Kenapa?" tanya Rin yang menghampiri Mamanya."Mama mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu." ucap Miyuki tegas.Rin kembali tersenyum, "Mama, ingin mempertanyakan masalah kembang api tadi?" tebak Rin yang tepat sasaran.Miyuki mengaggukkan kepala sebagai jawaban."Hem....memangnya, Papa tidak mengatakan apapun?" tanya Rin yang tersenyum ke arah mamanya.Miyuki kembali menggelengkan kepala sebagai jawaban."Mamaku tersayang, kejutan itu disiapkan Papa untuk o
Beberapa bulan kemudian.....Hari terakhir musim gugur....Cuaca hari ini menjadi lebih dingin dari biasanya. Karena beberapa hari lagi akan memasuki musim dingin.Hari ini Zeyna pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhan bulanannya.Setelah selesai, Zey langsung menuju kasir dan membayar belanjaannya.Di kasir sebelah, Zeyna mendengar perdebatan seorang pria dengan wanita penjaga kasir."Maaf tuan, untuk saat ini kami belum melayani kartu debit. Anda bisa menggunakan uang cash." ucap sang kasir."Sudah ku bilang bukan, aku sedang tidak membawa uang cash, aku hanya membawa ini." ucap pria itu.Zeyna menatap ke samping dan melihat pria yang di kenalinya."Akio-kun?""Zeyna-san." Zeyna tersenyum, "hitung sekalian dengan milik saya." ucap Zeyna."Tidak perlu, Zey. Ini sangat merepotkanmu." ucap Akio."Tidak merepotkan, kok." ucap Zeyna disertai senyumannya.Akio hanya pasrah dengan keputusan Zeyna."Terima kasih, Zeyna-san." ucap Akio.Setelah di jumlahkan semua, Zeyna dan Akio keluar
Setelah dari toko bunga, Rin langsung pulang. "Aku pulang...." ucap Rin. Akan tetapi tampak sunyi, tidak ada tanda tanda kalau kedua orang tuanya ada di rumah."Em?....dimana Mama dan Papa?" tanya Rin pada Ayano."Ou...tuan dan Nyonya hari ini menghadiri acara. Mungkin akan pulang sedikit malam." jelas Ayano.Rin tampak berpikir, dan beberapa saat kemudian dia tersenyum.Hal itu membuat Ayano terheran dengan sikapnya."Kau kenapa?" Rin tidak menjawab pertanyaan Ayano. Dia hanya tersenyum dan menepuk pundak Ayano dengan lembut, lalu pergi meninggalkan Ayano.Ayano menatap heran ke arah Rin, "sepertinya dia kerasukan roh rindu." Ayano menatap Rin yang perlahan hilang dari pandangannya.Sedangkan di kamar Rin.....Rin membuka kopernya dan mengambil sebuah paper bag yang sudah disiapkan sejak awal.Dia tersenyum menatap paper bag itu. Rin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Beberapa saat kemudian.....Rin sudah rapi dengan penampilannya. Hal itu mengundang tanda tanya saat
Rin dengan sigap menghentikan Zeyna dengan menarik lengan baju Zeyna.Zeyna terkejut dengan Rin yang menghentikannya tanpa menyentuh tangan Zeyna, hanya lengan bajunya saja."Maaf, Zey. Aku tidak bermaksud membahas itu. Aku hanya ingin memastikan perasaanku padamu. Aku takut terjatuh lebih dalam lagi. Aku takut tidak bisa melepasmu suatu saat nanti." ucap Rin yang masih menahan Zeyna agar tidak pergi.Zeyna paham maksud dari ucapan Rin, karena dia juga mengalami hal yang sama.Zeyna berbalik dan menatap Rin dengan tatapan yang sangat dalam.Ini pertama kalinya Rin menatap Zeyna yang menatapnya seperti ini."Jika kamu bertanya pada padaku, apakah aku pernah melanggar sebuah aturan dalam agamaku? Jawabannya pernah, Rin. Dan kamu tahu, aku sedang melanggarnya saat ini." Rin terkejut dengan ucapan Zeyna. Dia juga belum bisa mencerna ucapan Zeyna. Kenapa Zeyna mengatakan hal demikian? Itulah yang ada di benak Rin saat ini."Apa maksudnya, Zey. Aku tidak paham apa maksud ucapanmu." ucap Rin
Saat musim dingin, Rin, Zeyna, Akio dan Ayumi, membuat rencana akan pergi ke Hokkaido. Tempat liburan musim dingin yang paling populer, juga tempat yang paling bagus untuk berselancar. Mereka sudah berada di tempat perjanjian, hanya tinggal satu orang yang belum terlihat."Maaf membuat kalian menunggu. Cukup merepotkan untukku meminta izin dengan jadwal ku yang sudah disusun rapi oleh Ayano." jelas Rin yang mengatakan kesibukannya selama ini.Rin dengan penampilan santai, menggunakan jaket tebal, dan sarung tangan di tangan topi menutup kepalanya. Sehingga membuat penampilan Rin terlihat tidak kalah keren dari hari biasanya.Rin menatap ke arah Zeyna, dan dia melihat Zeyna yang mengenakan Syal yang diberikan oleh Rin.Rin tersenyum dan menghampiri Zeyna. Rin melepas penutup telinganya dan memberikannya pada Zeyna."Pakai, Zey. Hokkaido sangat dingin, untuk melindungi telinga kamu, agar tidak terkena angin dingin." ucap Rin disertai senyuman manisnya.Zeyna cukup terkejut dengan sika