Seorang wanita berusia 35 tahun bernama Sheira Anisa sedang berjalan di tengah kegelapan Kota Bandung. Dia dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Setelah beberapa menit berjalan, tiba-tiba dia melihat seorang gadis kecil yang sangat cantik, umurnya kira-kira dua belas tahun. Gadis tersebut tergeletak tak berdaya di dekat pemberhentian rel kereta api dari Bandung ke Batavia. Entah sudah berapa lama dia berada di situ. Sheira segera mendekati gadis kecil itu sebelum kereta api datang. Kebetulan sekali kereta api belum datang hingga membuat gadis kecil itu tewas akibat landasan kereta api tersebut."Nak, Nak!" panggil Sheira sambil mengguncang-guncang tubuh gadis mungil itu, tetapi tidak ada respon. Sheira panik, dia ingin menelepon ambulans tetapi baterai ponselnya habis. Tak ada pilihan lagi, dia segera menggeser tubuh gadis itu dengan sekuat tenaganya agar terhindar dari rel kereta api yang sangat berbahaya itu.Beruntung sekali gadis itu tidak terjadi sesuatu padanya. Mungkin saja di
Mischa sekarang sudah agak lebih baik. Dia telah menerima donor darah dari seorang pria paruh baya yang tidak dikenalnya namun sesuai dengan golongan darahnya, 'AB negatif'. Dia juga telah berhasil menjalani operasi tumor otak dengan lancar dan baru saja sadar dari komanya kemudian senyum manis mulai muncul di lekukan wajahnya, saat mengetahui sekretaris Dion tengah tertidur pulas di sofa. Kalau saja bukan karena sekretaris Dion yang berusaha menyelamatkan nyawanya, ntah seperti apa nasibnya belakangan ini.Selama dia berada di rumah sakit, sekretaris Dion selalu menjenguk dirinya. Tentu saja setiap gadis manapun yang terus dijaga dan diperhatikan akan terbawa perasaan karena itu. Namun, bagaimana kamu menanggapinya, jika seseorang yang telah membawamu hanyut dalam buaian cinta, ternyata hanya menganggapmu sebagai seorang sesama manusia yang memanusiakan manusia?Mischa sangat tertarik dengan sekretaris Dion yang terus menjaganya hingga sampai sekarang, dia bisa sembuh dari sakitnya. D
Sekretaris Dion kembali ke dalam ruangan inap tempat Mischa dirawat. Dia ingin menyampaikan sesuatu yang harus diketahui oleh Mischa tentang dirinya, bahwasannya dia tidak bisa lagi datang ataupun melihat gadis itu, dikarenakan dia tidak punya waktu lagi untuk berlenga-lenga karena banyaknya tugas yang akan dia selesaikan. Dengan berat hati, dia memasuki ruangan dimana Mischa tengah menangis keras saat itu. Saat dia datang kembali, Mischa yang menyadari kedatangannya, mulai berhenti menangis, dia mengira kalau pria itu datang karena ingin menjaganya lagi, namun tidak, semua jauh dari harapannya."Satu lagi Nona. Saya tidak mungkin lagi datang untuk berkunjung ke sini. Karena Nona sudah agak baikan dari hari sebelumnya, maka saya akan fokus untuk pekerjaan saya," jelasnya secara rinci.Dengan perasaan sedikit kecewa Mischa menjawab, "Baik Tuan. Terimakasih atas pertolongan Tuan kepada saya. Kalau Tuan tidak ada hari itu, mungkin hari itu saya tidak bisa melihat dunia ini lagi."Dia me
Sekretaris Dion memerhatikan Bi Atun sedari tadi. Pikirannya terus melayang. Dia heran kenapa wanita paruh baya ini bisa bertahan bekerja di sini. Padahal Tuan Rey kasar dan pemarah.Bi Atun sudah dianggap Tuan Rey seperti ibunya sendiri. Semenjak kedatangannya, Tuan Rey selalu memperlakukan pembantu itu dengan sangat baik. Apa perbedaan dengan wanita paruh baya ini sehingga membuat Tuan Rey bisa memperlakukannya dengan sangat baik. Yang Dion tau wanita paruh baya ini sekilas mirip dengan ibunya Tuan Rey. Apa jangan-jangan...Tidak ada pekerjaan lain yang dia kotak-katik seperti keyboard miliknya, dia memilih menghidupkan tv menghilangkan rasa penat dipikirannya. Lalu dia kembali terpikirkan dengan masalah kemarin, dia khawatir kalau sampai Perusahaan Pertamina itu semakin terkenal mengalahkan perusahaannya. Perusahaan milik orang tuanya yang sudah didirikan puluhan tahun silam. Itu tidak boleh! Apapun alasannya. Itu tidak boleh terjadi! Bahkan nyawa membalas nyawa sekalipun aku tida
Rina sudah hampir sebulan tidak adanya komunikasi dengan sahabatnya, Aulia. Semenjak kejadian itu, mereka menjadi asing satu sama lain. Tidak bertegur sapa jika bertemu. Aku harus minta maaf kepada Aulia, batinnya.Dia lalu menyuruh supirnya untuk pergi ke tempat Aulia tinggal. Dia tidak mau persahabatan itu menjadi hancur hanya gara-gara kesalahan besar yang dibuatnya sendiri.Dia juga sudah trauma untuk pergi ke Club. Dia sudah diperkosa. Jadi, apa lagi yang mau dia nikmati di sana. Bahkan dia juga nggak tau apakah pria yang menidurinya memakai pelindung untuk menunda hamil atau tidak. Jika pria itu memasukkannya ke dalam, berarti dia harus terima konsekuensi kalau dirinya akan segera mengandung kecuali dia mandul.“Nona, kita mau kemana perginya?” tanya sang Supir.“Kita mau ke rumah sahabatku, Aulia.”Nama supir itu Abi. Dia masih mudah. Masih umur dua puluh tahunan. Jadi, dia juga tidak terlalu buruk bagi wanita. Dia ganteng dan juga orang paling sabar menurut Rina. Orang yang se
Lebih dari setengah gelas whisky yang dihabiskan sekretaris Dion sebelum mandi tadi, ternyata mulai bereaksi. Dia juga minum obat perangsang.Kepalanya terasa ringan dan lampu kamar tampak makin redup dalam pandangannya. Wajah Tiara terasa sangat dekat. Ternyata alis yang berbentuk sempurna itu benar-benar asli, pikirnya. Awalnya dia mengira kalau Tiara membubuhkan sesuatu agar bentuk alisnya terlihat sempurna.Sekretaris Dion tertawa kecil. “Ternyata Tuan mabuk,” kata Tiara.“Tuan selalu mabuk kalau di dekatku,” sambung gadis itu.Sekretaris Dion menghela napas pelan. Haruskan dia mengatakan kalau whisky malah membuatnya semakin waras untuk bisa berada di dekat gadis itu? “Tidurlah. Aku nggak mau kamu menangis lagi kalau kupaksa melakukan sesuatu yang kamu nggak suka,” ucap sekretaris Dion, matanya masih menelusuri bintik-bintik halus di hidung Tiara.Andai wajah itu tidak terlalu mirip dengan ketampanan yang dimiliki Danu.Sekretaris Dion tak menjamin bahwa Tiara bisa mempertahankan
Di sebuah kamar, terdapat seorang gadis yang masih memakai infus di tangannya. Dia sangat pucat. Dia telah menerima donor darah sebanyak 2 kantong. Dia kehabisan darah saat kepalanya terbentur di batu besar.Seorang terus menatap ke arah gadis itu. Seseorang yang telah membuat Aulia terbaring lemah di atas ranjang. Awalnya, Tuan Rey tidak peduli dengan keadaan gadis itu, tapi dia berpikir, kalau perbuatannya terlalu kejam. Tuan Rey menyuruh pihak rumah sakit untuk memindahkan Aulia untuk dirawat di rumahnya.Cepatlah sadar wanita jalang! Aku sangat membencimu, tapi kenapa aku malah merasa bersalah padamu? Gumamnya.Tuan Rey khawatir dengan keadaan gadis itu. Dia sendirilah yang telah menyiksa gadis itu hingga tidak sadarkan diri, dan sekarang hatinya merasa bersalah karena sebuah kesalahan yang telah dilakukannya pada gadis yang seharusnya tidak layak menerima segala perlakuan kasarnya itu. Karena emosinya yang semakin melunjak, membuatnya sulit untuk mengatur napasnya.Dan seakan ter
“Tidak! Tidak! Jangan bunuh aku! Aku mohon,” rintih Aulia masih dalam keadaan mata terpejam. Sementara dia diam, lalu dia kembali mengatakan hal yang sama. “Aku mohon lepaskan aku, aku mohon...” Gadis itu mengeluarkan air mata dalam keadaan mata tertutup. Mengapa gadis itu menjadi seperti ini. Dia juga tidak bisa membangunkan gadis itu, karena dia takut mengganggunya. “Tolong... tolong jangan bunuh aku,” Dia menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri seraya gadis itu sangat ketakutan. Dia menangis sesenggukan dalam mimpinya. “Aku mohon maafkan aku...”“Jangan bunuh aku!” Dia memekik histeris dan akhirnya terbangun. Dia merasakan pusing di kepalanya. Dia menatap sekelilingnya, dia tidak kenal dengan rumah itu. Dia terkejut saat mengetahui seorang wanita paruh baya sedang berdiri di samping ranjang. “Siapa kamu?” Tanya Aulia. Dia takut kalau wanita itu akan menyakitinya. Apalagi dia tidak mengenali siapa wanita ini. “Sedang apa kamu di dekatku? Kenapa kamu malah diam?” Aulia sangat tak