Robert tersenyum sumringah saat melihat ekspresi Desi yang mengedipkan mata beberapa kali yang sepertinya terkejut saat menyentuh juniornya yang sudah mengeras dibalik celana bahannya. “Besar bukan ukuran juniorku,Des,” bisik Robert.
‘Dasar Robert sialan dan juga mesum,” batin Desi yang merasa kesal dan langsung meremas dengan kuat sang junior mesum milik Robert.
Aaarrgghhh!…. Teriak Robert kesakitan karena ulah Desi yang dengan tidak berperasaan meremas kuat senjata masa depannya.
“Enak? Mau tambah lagi gak remasanya?” Ucap Desi sambil mendorong tubuh Robert.
“Tega bener kamu ini Des, Kalau sampai juniorku terluka bagaimana?” Ucap Robert yang kini tengah meringkuk sambil memegangi juniornya yang karena ulah oleh Desi.
“Itu resiko yang harus kamu tanggung karena sudah berani berbuat mesum padaku.”
“Jika juniorku mudah terbangun, berarti tandanya dia normal dan sedang memasuki masa aktif ingin segera bertempur, sayang,” jawab Bram sambil menaik turunkan alisnya. Anisa menyipitkan matanya melihat suaminya yang menaik turunkan alisnya sambil tersenyum mesum kearahnya. “Muka Kakak sekarang ini terlihat sangat mesum banget tau gak?” Ucap Anisa dan langsung berbalik karena malu melihat tubuh kekar dan bugil suaminya. “Jangan membuat junior menunggu terlalu lama, sayang,” ucap Bram kemudian memeluk istrinya dari belakang dan dengan sengajanya dia menekan juniornya yang sudah keras di pinggang Anisa. “Sebaiknya kita mandi dulu sebelum kita melakukannya, Kak.” “Kenapa harus mandi dulu? Nanti juga badan kita berkeringat dan lengket. Mendingan mandin
“Bersiaplah menerima kenikmatan surga dunia yang akan aku berikan padamu, sayang,” ucap Bram dan langsung menarik pinggulnya dan mendorong kembali sehingga membuat Anisa mendesah panjang tanpa henti.‘Rasanya sangat nikmat sekali, saat junior Kak Bram menyodok dengan kuat, dan semakin lama semakin cepat menapakinya keluar dan memasukinya lagi di bagian intim ku. Dan bahkan saat ini aku bisa merasakan jika juniornya sedang menyemburkan saus mayonesnya kedalam rahimku,” batin Anisa sambil menikmati surga dunia yang tak bisa ia ungkapkan kenikmatannya.Seperti yang dikatakan oleh Bram tadi, dirinya ingin melakukan enam gaya bercinta dengan istrinya malam ini.“Sekarang kita lanjut ke gaya selanjutnya sayang,” ucap Bram dan langsung mengubah posisinya dengan Anisa tidur terlentang diatas tubuhnya dan mempermudah juniornya memasuki gua hangat yang sudah sangat becek dengan cair
Mira yang terbaring diatas tempat tidur sambil bergerak gelisah karena rasa panas mulai menjalar di tubuhnya dan itu sangatlah tidak nyaman baginya.Sedangkan pria yang membawa Mira tadi malah tersenyum licik, dan melihat Mira yang bergerak gelisah diatas ranjang yang terlihat seperti penari ular yang sedang menari diatas kasur.“Wajahmu cukup cantik dan kamu tipe wanita yang aku cari selama ini. Akan tetapi sungguh sangat sayang kamu memiliki sifat mengerikan,” ucap pria itu.Mhh… erang Mira dan perlahan membuka matanya.“Bagaimana perasaanmu, Nona?” Tanya pria itu dan menyingkirkan anak rambut yang mencoba menutupi wajah Mira.“Apakah aku sudah sampai rumah?” Tanya Mira.“Iya,” jawab pria itu.“Sst mmhh… kenapa badanku terasa sangat panas dan juga perasaan aneh apa ini yang m
“Mmm … berisik banget sih,” ucap Mira yang merasa terganggu dan langsung menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangannya karena bunyi alarm yang sangat berbisik berhasil membangunkan Mira yang tidur dengan sangat nyenyak dalam pelukan Andrew. Melihat Mira yang merasa terganggu dengan suara berisik alarm yang sengaja dinyalakannya membuat Andrew merasa terhibur dengan keajaibannya. Andrew Holland adalah sosok pria tampan dan juga menawan yang mempunyai darah campuran Jerman Indo. “Good Morning, Honey,” ucap Andrew dan seketika membuat Mira mendongak ke atas dan mendapati Andrew yang sedang merekam melalui ponselnya sambil tersenyum manis melihat wajah terkejut dan juga bau bantal Mira. Mira menelan saliva dan matanya berkedip beberapa kali ketika dia mengingat kejadian semalam. “Ternyata ini bukan mimpi,” lirih Mira dan bisa didengar oleh Andrew. Andrew meletakan ponselnya dan langsun
Desi yang menatap bengis Robert yang seenak jidatnya mengurungnya di kamar dengan alasan sudah memesan makanan untuknya dan akan segera diantar ke kamarnya. Tapi kenyataannya dia belum memesan makanannya sehingga membuat Desi merasa kesal dan juga marah pada robert karena harus menahan lapar.“Sebenarnya kamu kesambet setan apa sih, Robert? Makin hari tingkahmu semakin aneh dan juga nyebelin banget,” ucap Desi to the point.“Kesambet setan bucin,” jawab Robert yang kini mulai jujur didepan Desi.“Setan bucin? Lah emang kamu bucin in siapa? Calon istrimu yang misterius itu?” Ucap Desi yang masih saja lemot berfikir dan juga tidak peka dengan perasaan Robert terhadapnya.“Astaga, kenapa aku bisa menyukai wanita jutek, lemot dan juga tidak peka sepertinya,” ucap Robert yang merasa frustasi dengan tingkat berpikir Desi yang lemot jika menyangkut masalah per
Hanya sekali tarik saja Robert sudah berhasil merobek dres yang dikenakan oleh Desi. Mata Robert tertuju pada dua gunung yang menjulang tinggi yang masih diselimuti bra warna putih dengan motif renda-renda dan celana dalam tipis yang senada dengan warna branya. Desi menggelengkan kepalanya dan rasa takut mulai memasukinya, saat melihat sorot mama Robert yang bagaikan serigala yang menatap lapar pada mangsanya. Wajah merah padam yang sudah terbawa emosi dan juga api cemburu yang membuat Robert terlihat sangat menakutkan bagi Desi. “Aku mohon jangan lakukan ini padaku, Robert,” ucap Desi memohon sambil menangis ketakutan saat Robert mengikat kedua tangannya keatas pada sandaran tempat tidur. Robert sama sekali tak menanggapi perkataan Desi, dia malah semakin marah dan langsung mencium bibir desi dan meremas gunung kembarnya yang masih dalam keadaan terbungkus. ‘Aku tidak menyangka akan mendapatkan perlak
Bram yang mengetahui jika istrinya tidak menyukai kehadiran dari wanita yang digandeng oleh sepupu iparnya, langsung menggenggam tangan istrinya dan membisikkan sesuatu padanya.Anisa menoleh dan melihat suaminya yang sepertinya paham dengan perasaannya yang menyukai kehadiran Mira.“Gadis malang mana lagi yang berhasil kamu paksa, Andrew?” Tanya Surya Papa dari Anisa.Andrew bukannya menjawab dia malah tersenyum manis sambil melihat wajah kesal dan jutek Mira yang terpaksa mengikutinya.“Ditanya bukannya jawab malah senyum-senyum kaya orang gila kamu ini,” ucap Anisa.“Om, Tante dan sepupuku yang paling cantik dan juga baik hati. Perkenalkan dia adalah wanita yang aku pilih untuk menjadi pendamping hidupku dan juga ibu dari anak-anakku kelak,” ucap Andrew yang mengenalkan Mira sebagai calon istrinya.Mendengar perkataan dari Andrew baru
“Ayolah Des, jangan diam saja. Katakanlah sesuatu padaku atau makilah aku seperti biasanya kamu memaki ku saat sedang kesal dan marah padaku,” ucap Robert yang masih membujuk Desi untuk berbicara padanya.Desi hanya diam tak menanggapi semua perkataan Robert yang terus menerus mengekorinya dibelakang saat Desi sedang mengemasi barang bawaannya.‘Sialan! Ternyata sesulit ini membujuk wanita yang sedang marah. Jika aku disuruh memilih antara membujuk Desi yang marah seperti ini atau membujuk klien untuk bekerja sama, maka aku dengan dapat memilih membujuk klien daripada membujuk Desi yang capeknya dobel dan juga harus memeras otakku yang hanya bisa memikirkan masalah kantor. Jika kali ini aku berhasil membujuk Desi untuk memaafkan kebodohanku tadi pagi, maka kedepannya aku harus berhati-hati agar tidak membuatnya marah lagi,” batin Rob