Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan

Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan

Oleh:  XENA  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
39 Peringkat
136Bab
89.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Sayang, apa itu kamu? Apa kamu sedang mabuk? Lalu, ada apa dengan lampunya? Apa sengaja kamu matikan agar aku tidak mengetahuinya?" Tidak ada suara yang menjawab pertanyaan wanita cantik tersebut. Di atas ranjangnya, dia mencoba menajamkan pendengarannya. Bruk! "Aaaah ...!" seru Celine dengan suara yang tertahan. Orang tersebut kini telah menindihnya.  Sosok yang tidak dia ketahui itu tak menghiraukan seruan Celine yang ada di bawah kungkungannya. Bahkan wanita yang memiliki rambut sebahu itu berusaha keras untuk menyingkirkan tubuh pria yang terasa berat menindihnya, tapi pria tersebut semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher sang wanita. "Uggggh!" Celine masih saja berusaha menyingkirkan tubuh pria tersebut, meskipun ada kemungkinan jika pria yang kini menindihnya itu adalah suaminya. Apakah yang menindih Celine memanglah benar suaminya? Ataukah orang lain yang sedang berada di atas tubuh Celine saat ini? Apakah yang menindihnya adalah seorang pria atau wanita? ⚠️Warning⚠️ Hanya cerita fiktif belaka! Semua kejadian, tokoh, dan tempat hanya karangan semata. Follow author on Instagram @my.xena

Lihat lebih banyak
Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
efc_ceria
ayoo thor updatenya
2024-04-13 17:02:09
0
user avatar
FitrianiYuriKwon
lanjutkan Thor
2024-04-12 21:06:35
0
user avatar
Purple Rose
Pokoknya celine harus bisa buat sean menderita
2024-04-11 12:05:01
0
user avatar
Rosalina Viani
pokoknya celine harus bisa bikin sean menyesal
2024-04-11 10:41:44
0
user avatar
Louwisye Henriette Bollemeyer
mana ni lanjutan nya say....lagi seru Thor
2024-04-11 10:06:01
0
user avatar
Ocean Na Vinli
Biarkan bintang yg berbicara, penasaran endingnya Thor
2024-04-02 10:11:25
0
default avatar
karinpackaging20
bagus ceritanya. semoga sheila segera out dr hidup Dave. kayak benalu aja nempel mlulu.
2024-03-28 16:34:26
0
user avatar
Vivi
suka dengan ceritanya yang selalu membuat penasaran
2024-03-17 12:39:33
0
user avatar
Siti Azizah Nursetiawan
celine sama dave aja...
2024-03-10 23:36:08
0
user avatar
Pinky
cerita perselingkuhan dan balas dendam yang menarik
2024-03-03 11:01:46
0
user avatar
Vio
bagus ceritanya. bikin gregetan yang baca
2024-03-03 09:49:18
0
user avatar
cece
semakin menarik
2024-03-03 08:29:24
0
user avatar
Gede Erwan
Best Story..
2024-02-21 00:40:59
0
user avatar
shieren revangelista
bikin penasaran
2024-02-12 12:11:26
0
user avatar
Rosa Lina
jadi penasaran sama akhir ceritanya
2024-02-10 20:01:30
0
  • 1
  • 2
  • 3
136 Bab
Bab 1 Petaka Membawa Nikmat
Brak!"Emmm ... Kenapa gelap sekali?" gumam Celine yang baru saja membuka matanya. Dia mendapati dirinya kini berada di sebuah ruangan yang tidak ada cahaya sama sekali.Wanita cantik itu menajamkan pendengarannya. Gendang telinganya samar-samar menangkap adanya suara langkah kaki yang terseret. Dia yakin jika orang tersebut berjalan terseok-seok akibat menabrak barang yang ada di dalam kamar itu."Sayang, apa itu kamu? Apa kamu sedang mabuk? Lalu, ada apa dengan lampunya? Apa sengaja kamu matikan agar aku tidak mengetahuinya?" Celine memberondong pertanyaan seraya mengusap kedua kelopak matanya agar bisa terbuka lebih lebar.Namun, orang tersebut tidak menyahuti pertanyaan darinya. Bahkan suara langkah orang tersebut terdengar semakin mendekat ke arahnya yang sedang berada di atas ranjang.Bruk!"Aaaah ...!" seru Celine dengan suara yang tertahan. Orang tersebut kini telah menindihnya. Sosok yang tidak dia ketahui itu, tak menghiraukan seruan Celine yang ada di bawah kungkungannya.
Baca selengkapnya
Bab 2 Tanda Merah
"Dave?" tanya Sean balik pada mamanya."Iya, Dave, kakakmu. Apa kalian melihatnya?" tanya kembali wanita paruh baya tersebut dengan menatap Sean dan Celine secara bergantian.Sean mengernyitkan dahinya. Dia Menatap sang mama dan berkata,"Sean baru pulang, Ma. Jadi, mana Sean tahu di mana Dave berada."Anna, seorang wanita paruh baya dengan rambut pendek berwarna ash brown, dan memakai dress longgar selutut, merupakan ibu kandung dari Dave dan Sean. Dia menatap ke arah menantunya, seraya berkata,"Celine, apa kamu juga tidak bertemu dengan Dave?" Seketika tubuh Celine menegang. Dadanya terasa sesak, seolah sedang ketahuan melakukan sesuatu. "Emmm ... Dave, saya ti-tidak tahu Ma," jawab Celine terbata-bata, dan terlihat gugup.Sean tersenyum tipis, dan merangkul pundak istrinya, sehingga pundak mereka saling berdempetan. "Celine sedari tadi ada di dalam kamar, Ma. Jadi, tidak mungkin dia tau di mana Dave berada," tukas Sean ketika melihat tatapan curiga sang mama pada menantunya."B
Baca selengkapnya
Bab 3 Curiga
"Siapa yang memberi tanda merah di situ?!" tanya Sean dengan menatap geram pada istrinya, seraya menunjuk bagian dadanya.Sontak saja sang istri terperanjat dan melihat ke arah dadanya. Matanya terbelalak tatkala retina matanya menangkap tanda merah yang terhias dengan indahnya pada kedua aset berharganya. Lidahnya kelu, sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan suaminya. Bukan hanya itu saja, dia juga tidak tahu harus menjawab apa."Jawab!" bentak Sean dengan mengeratkan gigi-giginya.Celine tersentak dan ketakutan melihat kilatan amarah yang terlihat dalam mata suaminya. Sungguh dia tidak pernah melihat sang suami marah hingga menyeramkan seperti saat ini.Mata Sean semakin tajam dan menggertak, seolah menyuruh istrinya agar secepatnya menjawab pertanyaan yang diberikannya. Sontak saja sang istri secara spontan membuka bibirnya dan menjawab cepat, tanpa sempat memikirkan apa yang akan dikatakannya."Aku tidak tahu. Mungkin saja nyamuk atau semut yang menggigit di situ," ucapnya terbata
Baca selengkapnya
Bab 4 Harapan
Dave meletakkan cangkir kopinya kembali di atas meja. Kemudian dia melihat ke arah Sean, dan berkata,"Aku pulang semalam. Ada apa?""Benarkah? Lalu, kenapa Mama mencari mu seperti orang hilang?" tanya Sean balik dengan menatap heran pada Dave, kemudian beralih menatap sang mama dan bertanya padanya."Ma, ada apa sebenarnya?"Celine hanya diam dan duduk di kursi yang biasa didudukinya. Dia tidak berniat sama sekali untuk ikut dalam pembicaraan mereka seperti biasanya. "Semalam, setelah kalian masuk ke dalam kamar, Mama kembali menghubungi Dave. Ternyata dia berada di dalam kamarnya," jawab Anna disertai helaan nafasnya, sembari melihat ke arah Dave yang sama sekali tidak merasa bersalah telah membuat cemas seluruh anggota keluarganya.Dave telah menjadi duda enam bulan yang lalu, sejak meninggalnya Levina, istri sahnya dikarenakan kecelakaan bersama dengannya. Rasa bersalah pada mendiang istrinya, masih saja membayanginya hingga saat ini pun tidak bisa melupakannya.Seketika Sean me
Baca selengkapnya
Bab 5 Wanita Pilihan
"Kenapa dia meneleponku?"Bimbang. Saat ini Celine merasa bingung hanya karena telepon dari seseorang. Jarinya bergerak hendak menekan tombol hijau, tapi seketika diurungkannya. "Aku jawab atau tidak?" gumam Celine yang terlihat bingung pada wajahnya.Namun, ekspresi wajah Celine terlihat kehilangan ketika panggilan telepon tersebut berakhir dengan panggilan tak terjawab.Seketika dia terkesiap tatkala melihat layar ponselnya kembali menyala dan menampilkan nama si penelepon. Tanpa sadar, jemari lentiknya menyentuh tombol hijau, sehingga panggilan telepon itu pun terjawab olehnya. 'Halo.'Terdengar suara seorang pria yang sangat familiar di telinganya. Tanpa sadar pun dia menjawab sapaan si penelepon."Halo, Dave."'Bagaimana hasil pemeriksaannya? Apa kamu sedang hamil?' Pertanyaan Dave membuat Celine tercengang. Tanpa sadar Celine pun bertanya balik padanya."Kenapa kamu bertanya, Dave?"'Aku hanya ingin memastikan saja. Takutnya semalam--'"Cukup, Dave!" sahut Celine dengan cepat.
Baca selengkapnya
Bab 6 I Want You!
"Bagaimana hasil pemeriksaannya, Celine?" Suara sang ibu mertua menghentikan langkah Celine ketika hendak berjalan menuju kamarnya. Celine pun mendekati sang mertua dan memegang kedua tangannya, menampakkan wajah sedihnya dengan matanya yang berkaca-kaca, seraya berkata,"Maaf, Ma. Celine belum bisa memberikan cucu pada Mama."Senyum Anna pudar. Terlihat raut kekecewaan di wajah cantiknya meskipun sudah berusia senja. "Tidak masalah. Ini bukan salahmu. Mungkin belum saatnya Tuhan memberikan keturunan pada keluarga ini," tutur Anna dengan lemah lembut pada menantunya.Celine memeluk tubuh ibu mertuanya dengan air matanya yang menetes. Dalam hati dia meminta maaf padanya, karena melakukan malam panas dengan kakak iparnya di dalam kamarnya. Anna mengurai pelukan mereka. Diusapnya air mata sang menantu dengan lembut, seraya bertanya padanya."Lalu, kenapa tadi merasa mual dan sedikit pucat? Apa kamu sakit? Apa dokter sudah memberikanmu obat?" Celine menganggukkan kepalanya tanpa menjaw
Baca selengkapnya
Bab 7 Berdebar
"Mungkin aku akan lembur nanti," ucap Sean sambari memakai bajunya.Celine menatap suaminya dari cermin rias yang ada di hadapannya. Dia memperhatikannya, seraya berkata dalam hati,'Jelas sekali berbeda. Permainan ranjangnya sangat berbeda dengan Dave. Kenapa aku masih saja bisa merasakan sentuhan, ciuman dan permainannya? Oh Tuhan, ada apa denganku? Tolong jangan siksa aku dengan cara seperti ini. Jauhkan aku dari rasa suka pada Dave. Dia kakak iparku, Tuhan.""Sayang, ada apa? Kenapa kamu bengong seperti itu?" tanya Sean yang menatap istrinya dari tempatnya saat ini, melalui cermin yang ada di hadapan sang istri.Celine pun terkesiap. Dia gugup dan salah tingkah, seolah tertangkap basah sedang melakukan sesuatu."Tidak. Aku hanya merasa kesepian tiap kali kamu pulang terlambat dari bekerja," jawabnya dengan gugup.Sean tersenyum. Dia berjalan menghampiri istrinya, dan memeluknya dari belakang."Maafkan aku, Sayang. Aku akan usahakan agar tidak lagi pulang terlambat," ucapnya lembut,
Baca selengkapnya
Bab 8 Terciduk
Senyum Celine seketika lenyap. Dia berdiri mematung di depan pintu ruangan suaminya. Kakinya terasa berat, tidak bisa digerakkan. Bahkan air matanya menetes dengan sendirinya. Brak!Tas yang berisi beberapa box makanan, terlepas dari tangannya, hingga isi dalam tas tersebut berserakan di lantai.Sontak saja Sean yang sedang duduk di kursi kebesarannya, menoleh ke arah pintu. Secepat kilat dia mendorong tubuh wanita yang berada di pangkuannya, sehingga wanita tersebut jatuh di lantai dan berteriak kesakitan."Sayang!" seru Sean dari tempat duduknya, menatap kaget pada istrinya yang masih berdiri mematung di tempatnya.Seketika Celine tersadar. Sekuat tenaga dia menggerakkan kakinya agar bisa meninggalkan tempat tersebut."Sayang, tunggu! Ini salah paham! Akan aku jelaskan semuanya!" seru Sean sembari beranjak dari duduknya, berniat untuk mengejar istrinya.Celine berlari tanpa mendengarkan perintah suaminya. Bahkan air matanya mengiringi langkah kakinya meninggalkan ruangan sang suami
Baca selengkapnya
Bab 9 Pakaian Tidur Wanita
Dave menatap iba pada wanita cantik yang sedang berurai air mata di hadapannya. Tangisan adik iparnya itu, seolah mengiris hatinya. "Kenapa aku bisa mempunyai adik sebodoh dia? Bodoh sekali dia, menyia-nyiakan wanita secantik dan sebaik kamu," ujar Dave dengan kesalnya menatap pintu ruangannya.Jemari lentik Celine dengan cepatnya mengusap air mata yang jatuh begitu saja di pipinya, tatkala mendengar ucapan dari kakak iparnya. Dalam hati dia sungguh menyesalkan kedatangannya ke kantor suaminya. Akan tetapi, ada rasa sedikit bersyukur karena dia memergoki suaminya bermesraan dengan wanita lain. "Lebih baik mengetahuinya sekarang daripada tidak sama sekali. Meskipun ini sangat menyakitkan, tapi aku harus bisa mengatasi rasa sakit ini sekarang. Mungkin Tuhan tidak memberikan kami anak hingga detik ini karena kasihan padaku. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana nantinya apabila aku memergoki mereka pada saat aku dalam keadaan hamil atau sesudah melahirkan," ucap Celine dengan suara ya
Baca selengkapnya
Bab 10 Ranjang Panas
Brak!"Apa dia marah padamu?" tanya wanita cantik bertubuh seksi yang sedang duduk di sofa ruangan Sean sambil menyilangkan kakinya.Sean menatap ke arah wanita tersebut setelah melampiaskan kemarahannya pada pintu. Dia menghela nafasnya, kemudian berkata,"Aku tidak bisa menemukannya. Entah ada di mana dia sekarang. Bahkan teleponku tidak diangkat olehnya."Wanita cantik itu tersenyum, dan beranjak dari duduknya. Dia berjalan berlenggak-lenggok menghampiri Sean, dan melingkarkan kedua tangannya pada leher pria tampan berstatuskan suami Celine."Tenanglah. Dia sudah dewasa. Aku yakin dia baik-baik saja," ucapnya sambil tersenyum, dan mengedipkan sebelah matanya. Sean melepaskan tangan wanita tersebut, seraya berkata,"Dia istriku. Sudah sewajarnya jika aku mengkhawatirkannya.""Lebih tepatnya istri yang tidak bisa memberikanmu seorang anak," ucap wanita tersebut, sambil menatap genit pada Sean."Raisa, jangan membahas itu lagi," tukas Sean disertai helaan nafasnya.Raisa, wanita cant
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status