"Sayang, apa itu kamu? Apa kamu sedang mabuk? Lalu, ada apa dengan lampunya? Apa sengaja kamu matikan agar aku tidak mengetahuinya?" Tidak ada suara yang menjawab pertanyaan wanita cantik tersebut. Di atas ranjangnya, dia mencoba menajamkan pendengarannya. Bruk! "Aaaah ...!" seru Celine dengan suara yang tertahan. Orang tersebut kini telah menindihnya. Sosok yang tidak dia ketahui itu tak menghiraukan seruan Celine yang ada di bawah kungkungannya. Bahkan wanita yang memiliki rambut sebahu itu berusaha keras untuk menyingkirkan tubuh pria yang terasa berat menindihnya, tapi pria tersebut semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher sang wanita. "Uggggh!" Celine masih saja berusaha menyingkirkan tubuh pria tersebut, meskipun ada kemungkinan jika pria yang kini menindihnya itu adalah suaminya. Apakah yang menindih Celine memanglah benar suaminya? Ataukah orang lain yang sedang berada di atas tubuh Celine saat ini? Apakah yang menindihnya adalah seorang pria atau wanita? ⚠️Warning⚠️ Hanya cerita fiktif belaka! Semua kejadian, tokoh, dan tempat hanya karangan semata. Follow author on Instagram @my.xena
Lihat lebih banyak"Saya tidak bisa menghubunginya," tukas Raisa dengan entengnya, tanpa melihat ke arah polisi yang berbicara dengannya. "Kenapa? Bukankah anda bilang bahwa Sean Mayer adalah suami anda? Atau anda berniat untuk membohongi kami?" tanya sang polisi sembari mengernyitkan dahinya.Seketika Raisa melihat ke arah polisi yang ada di hadapannya, dan menatap kesal padanya, seraya berkata,"Saya tidak bohong! Saya berkata jujur! Jika Bapak tidak percaya, silahkan saja tanyakan secara langsung padanya!" "Jika tidak berbohong, seharusnya anda bisa menghubungi dia sekarang. Itu jika anda benar-benar istrinya," ujar sang polisi sembari terkekeh di akhir ucapannya.Tawa polisi tersebut membuat Raisa semakin kesal. Perutnya yang sedang kelaparan membuat emosinya semakin membuncah.Brak!Dipukulnya meja yang ada di hadapannya dengan sangat keras, sembari berdiri dan menatap tajam pada polisi tersebut. Dia pun berkata,"Itu karena tas, HP dan pakaian saya dicuri orang!" Sontak saja semua pasang mata m
Sumpah serapah dan umpatan dikeluarkan oleh Raisa sepanjang jalan menuju ke kantor polisi. Semua ini karena Raisa tidak mau bekerja sama untuk menyelesaikannya dengan pihak keamanan dari hotel tersebut. Wanita yang menyembunyikan tubuh polosnya dalam kain sprei putih milik kamar hotel, menolak menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh pihak keamanan padanya."Wanita bodoh! Harusnya kau jawab saja pertanyaan yang diberikan tadi. Sekarang kau rasakan sendiri akibatnya!" ujar salah satu pria berseragam petugas keamanan yang sedang mengantarkannya menuju Kantor Polisi.Tawa tiga orang petugas keamanan yang berada dalam satu mobil dengannya, membuat Raisa semakin kesal. Emosinya serasa akan meledak saat ini. Rasa malunya telah tertutupi dengan rasa lapar yang semakin menyulut emosinya. Dia menatap tajam pada semua pria yang menertawakannya. "Lihatlah dia! Sepertinya dia ingin melawan kita," ucap salah satu dari tiga pria tersebut disertai tawanya, dan disambut tawa oleh dua pria lainn
Di saat detik-detik terakhir pintu lift akan tertutup, tangan waiter tersebut berhasil masuk pada sela pintu liftnya. Tentu saja waiter tersebut berusaha dengan sekuat tenaga agar bisa menangkap Raisa dan membawanya kepada pihak hotel.Namun, Raisa juga tidak bisa tinggal diam. Dia berusaha agar tidak tertangkap oleh waiter tersebut. Seketika matanya terbelalak tatkala melihat jari-jari tangan sang waiter menyelip di antara pintu lift yang akan tertutup. Dengan refleknya buronan wanita tersebut berteriak sekencang+kencangnya dari dalam lift."Tidak! Jangan!" teriaknya seraya menendang jari-jari tangan waiter tersebut, hingga sandalnya pun ikut terhempas bersama jari-jari sang waiter ke luar lift, dan mendarat dengan indahnya pada wajah si pengejar.Dalam hitungan detik saja, pintu lift tersebut tertutup rapat, sehingga Raisa berhasil meloloskan diri dari kejaran sang waiter yang seolah sedang memburunya. Nafasnya terengah-engah seiring dengan debaran jantungnya yang mengalun bak gende
Raisa mengumpulkan semua tenaganya yang tersisa untuk mencari bajunya. Wanita bertubuh polos itu, berjalan terseok-seok, menahan tubuhnya yang masih terasa berat. Dengan keinginan kuatnya, dia mencoba mengitari seluruh ruang kamar tersebut, dan memeriksa satu per satu tempat untuk mencari pakaiannya.Namun, di seluruh ruangan kamar tersebut, tidak ada satu pun pakaian miliknya yang sebelumnya masih menempel di badannya. Bahkan lingerie yang dipakainya pun lenyap entah ke mana."Oh Tuhan, ada di mana pakaianku? Kenapa tidak ada satu pun yang bisa aku gunakan?" gumamnya disertai dengan helaan nafasnya.Masih dalam posisi berdiri di tengah-tengah, kedua matanya masih menelisik seluruh ruangan kamar nan besar itu, berharap bisa menemukan pak Ekoaiannya. Alan tetapi, retina matanya tidak menangkap satu pun yang menyerupai pakaiannya. "Sial! Apa yang terjadi denganku?!" umpatnya dengan kasar, seolah tiba-tiba mendapatkan tenaga dari kemarahannya.
"Baik, Bos. Kami akan membereskannya. Bos tidak perlu mengkhawatirkan apa pun."Percakapan antara ketua penculik dengan sang bos telah berakhir, dan menyisakan tanda tanya dalam pikiran James.'Apa maksudnya? Apa dia akan membunuhku? Siapa dalang dari semua ini? Apa aku mengenalnya? Aku baru saja kembali ke negara ini, aku rasa tidak punya musuh di sini. Apa mungkin para debt colector itu? Atau mungkin keluarga Sheila? Tapi, bisa juga dari keluarga Mayer, karena ucapan pria tua tadi yang menyuruh Dave untuk mengurusku.'Pertanyaan demi pertanyaan hanya bisa ditanyakan oleh James dalam hatinya. Tidak ada jawaban yang didapatkannya dengan pasti. Dan tentu saja membuatnya semakin resah dan gelisah akan nasibnya.Sang ketua penculik berdiri dari duduknya. Dia menyeringai dan menatap bengis padanya. Kakinya bergerak selangkah demi selangkah mendekati tawanannya. James semakin mengkerut seiring langkah pria bertato banyak itu, mendekatinya."Katakan padaku. Apa yang kamu inginkan dengan mem
Sontak saja pria yang sedang bingung itu, semakin ketakutan. Dengan refleknya dia menggerakkan pantatnya ke lantai, hingga membentur dinding yang terasa dingin dan lembab. James, dia duduk dengan kedua tumitnya yang ditekuk di depan dadanya, dan memeluk erat kedua lututnya. Badannya gemetar ketakutan, sehingga kedua tangannya mencengkeram celananya.Kedua pria berbadan besar dan kekar itu, tertawa semakin keras melihat reaksi ketakutan dari pria yang diculiknya."Badan saja digedein, digertak sedikit saja, sudah menciut!" seru salah satu pria penculik tersebut, dan disambut tawa oleh keduanya.'Benar. Aku sedang diculik. Kenapa aku bisa sampai melupakan hal sepenting itu? Tapi, kenapa mereka menculik ku? Apa salahku?' batin James di sela ketakutannya."Kita tinggalkan saja dia. Tidak mungkin dia berani melarikan diri. Nyalinya saja seciut itu," ujar salah satu penculik, dan mereka kembali tertawa mengejeknya."Tunggu! Siapa yang menyuruh kalian untuk menculik ku?!" tanya James dengan
Sebuah mobil mewah berwarna putih terparkir tidak jauh dari depan rumah keluarga Mayer. Dalam mobil tersebut, terdapat seorang pria paruh baya yang berpenampilan rapi dengan setelan jas berwarna navy sedang bersama dengan seorang wanita muda berpenampilan feminin dan berkelas. Mereka berdua sengaja memarkir mobilnya di tempat tersebut, agar bisa menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh James di depan rumah keluarga Mayer.Pria paruh baya tersebut menatap bengis pada sosok James yang sedang diperhatikannya. Bahkan dia mengumpat kasar ketika mengetahui apa yang diperbuat pria dari masa lalu putrinya."Sheila, apa pria seperti itu yang kamu sukai?" tanya pria paruh baya tersebut dengan nada meninggi yang dikuasai dengan amarah.Seketika wanita yang duduk di sebelahnya, beringsut ketakutan, dan menundukkan kepalanya."Maafkan Sheila, Pa," ucapnya lirih dengan suara bergetar.Sungguh dia tidak pernah menyangka jika James akan bertindak sejauh itu. Apalagi dia tidak pernah mengira jika pria
Dave menatap lekat wajah pria yang sedang berada di hadapannya. Dia merasa tidak asing dengan pria tersebut. Hingga akhirnya dia menyadari bahwa ingatannya tidak bermasalah, setelah pria dengan tinggi badan yang sama sepertinya, mengulurkan tangannya sembari memperkenalkan dirinya.'Kenapa dia mencari ku?' tanya Dave dalam hati seraya menatap curiga pada pria tersebut.James tersenyum getir melihat uluran tangannya tidak dijabat oleh pria yang sengaja ditemuinya. Ada rasa tidak percaya diri dan juga merasa terhina. Akan tetapi, perasaannya tidak mengubah pendiriannya untuk membalas kekecewaannya pada sang kekasih hati."Apa kita bisa berbicara sebentar? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan anda," tukas pria asing tersebut dengan sangat sopan."Hal penting apa?" tanya balik Dave dengan penasaran.James menarik kembali uluran tangannya, dan mengepalkan kedua tangannya yang berada di samping tubuhnya, seraya berkata,"Bisakah kita berbicara berdua di dalam?"Seketika Dave meng
Kemarahan James semakin memuncak setelah mendengar nama pria yang disebut menjadi calon pengantin pria dari wanita yang dicintainya."Dave Mayer. Akan aku hancurkan hubungan mereka. Aku tidak akan merelakannya. Aku tidak bisa menerima alasan mereka untuk dijodohkan. Uang. Harta. Status sosial. Kenapa hidup hanya tentang itu semua?!" Sontak saja semua pasang mata mengarah padanya. Di sepanjang jalan tersebut, James, pria yang sedang patah hati dan terluka itu, meneriakkan kekecewaannya seiring dengan kakinya yang melangkah.Kepalanya yang hanya terisi dengan nama Sheila dan kekecewaannya pada wanita pujaan hatinya itu, seolah akan meledak terbakar oleh kemarahannya. Menikah, satu kata yang sangat diinginkannya untuk menyatukan cinta mereka berdua. Namun, kenyataannya jauh berbeda dengan yang diharapkannya. Semua berbanding terbalik dengan bayangannya. Fakta yang baru saja didengarnya seolah menjadi belati tajam yang menusuk tepat pada hatinya. Bahkan nama sang kekasih yang sudah lama
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.