Share

Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami
Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami
Author: Young Lady

Dituduh Selingkuh

“Kamu yakin janin itu milikku?” tanya Khaysan Hutomo dengan sebelah alis terangkat.

Senyum lebar yang semula menghiasi wajah Melody perlahan meredup hingga akhirnya lenyap tak bersisa. Wanita itu mengerjapkan matanya berulang kali, seakan tak percaya pada pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut suaminya sendiri.

Melody masih bergeming, menunggu sang suami meralat pertanyaan sadis itu. Tetapi, Khaysan hanya diam dengan tatapan yang menyorot sinis ke arahnya. Menatapnya bagaikan seorang tersangka yang baru saja melakukan perbuatan tercela.

Melody semakin mencelos ketika Khaysan melempar alat tes kehamilan yang baru saja dirinya berikan di atas meja tepat di sampingnya. Seakan-akan benda itu hanyalah seonggok sampah yang tidak berguna. Ketika lelaki itu hendak beranjak pergi, buru-buru Melody mengejar.

“Khaysan, Tunggu dulu! Kenapa kamu tega menanyakan hal seperti itu? Kamu meragukan aku? Apa aku sehina itu di matamu?!” sembur Melody yang tanpa sadar meninggikan suaranya.

Melody berusaha keras menahan air matanya yang terus mendesak keluar, menyisakan manik matanya yang berkaca-kaca. Ia tidak akan membiarkan air matanya keluar di depan lelaki yang tega mempertanyakan janin dalam perutnya.

Melody menatap lelaki yang berdiri menjulang di hadapannya dengan tatapan berkobar menahan amarah. Meskipun pernikahan mereka memang berawal dari perjodohan bisnis belaka, tetapi ia tak pernah mempermainkan pernikahan ini.

Walaupun selama ini Khaysan selalu mengacuhkannya, Melody tetap berusaha menjadi istri yang baik. Ia berharap lelaki itu bisa berubah setelah mengetahui kehamilannya. Namun, ternyata harapannya terlalu tinggi.

“Aku tidak meragukan, tapi aku memang tahu apa yang kamu lakukan di belakangku selama ini,” jawab Khaysan sinis. Lelaki itu mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku celana piyama tidurnya dan memberikan foto-foto tersebut pada sang istri.

“Apa kamu masih bisa mengelak setelah melihat bukti yang aku miliki?” imbuh lelaki itu dengan nada mencemooh.

Melody terbelalak melihat foto-fotonya bersama seorang lelaki yang sangat ia kenal. Wanita itu menatap satu per satu foto di tangannya. Entah ada berapa banyak foto di tangannya. Semuanya menunjukkan kebersamaannya dengan orang yang sama di berbagai tempat.

Melody tak menyangka jika selama ini dirinya selalu diikuti di setiap tempat yang dikunjunginya. Yang paling mencuri perhatian wanita itu adalah sebuah foto ketika dirinya dan lelaki itu sedang berada di sebuah hotel.

“Khaysan, kamu salah paham! Kamu tahu sendiri bagaimana hubunganku dengannya. Kami hanya berteman, tidak lebih dari itu. Dan dari mana kamu mendapat semua foto ini? Apa kamu sengaja menyuruh orang untuk mengikutiku?” balas Melody menyelidik.

Khaysan berdecih pelan. Lelaki itu merangsek maju, memangkas jarak di antara dirinya dan sang istri. “Tidak penting dari mana aku mendapatkan foto-foto itu. Yang jelas, semuanya membuktikan bagaimana sikap aslimu sebenarnya di belakangku!”

“Kamu pikir aku sebodoh itu, hah? Mana ada teman lawan jenis yang mengunjungi hotel bersama-sama? Dan kamu sengaja melakukannya saat aku berada di luar kota! Hebat sekali!” sindir lelaki itu tajam.

“Aku tidak menyangka ternyata di balik wajah polosmu, ternyata kamu sama saja dengan wanita-wanita di luar sana.” Khaysan kembali menambahkan sembari menatap istrinya dengan sorot menilai.

Kata-kata menyakitkan yang Khaysan lontarkan bagai menabur garam di atas luka Melody yang masih basah. Dadanya semakin sesak, kejutan kecil yang ia siapkan untuk suaminya malah berubah menjadi petaka baginya.

“Aku sudah meminta izin padamu waktu itu. Aku sudah menelepon dan mengirim pesan. Saat itu aku hanya menemaninya menghadiri acara ulang tahun adiknya. Kami tidak pernah melakukan apa pun yang melanggar batas,” sahut Melody yang masih berusaha menjelaskan kejadian sebenarnya.

“Jangan berbohong! Aku tidak akan tertipu dengan akal bulusmu. Lagipula kita hanya melakukannya satu kali. Kamu lebih banyak menghabiskan waktumu dengan lelaki itu selama ini,” desis Khaysan dengan rahang mengeras.

Khaysan menunjuk alat tes kehamilan yang tergeletak di atas meja makan seraya berkata, “Seharusnya kamu memberikan benda itu pada selingkuhanmu, bukan padaku.”

Kali ini Melody tidak lagi mengejar Khaysan sudah beranjak pergi dari ruang makan. Namun, sorot matanya masih tak bisa lepas dari punggung Khaysan yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang di puncak anak tangga lantai dua.

Air mata yang sedari tadi Melody tahan akhirnya tak terbendung lagi. Bersamaan dengan air matanya yang meluruh, isakan pelan lolos dari bibirnya. Wanita itu membekap mulutnya, berharap tak ada orang lain yang mendengar tangisnya.

Melody pikir Khaysan akan menyambut kabar kehamilannya dengan suka cita, sama seperti yang dirinya rasakan. Sayangnya, hal itu hanya ada dalam khayalannya saja. Jangankan ikut bahagia, Khaysan malah menuduhnya melakukan perbuatan keji yang tak pernah ia lakukan.

“Sebenarnya siapa yang memberikan foto-foto itu pada Khaysan?” gumam Melody setelah isak tangisnya reda.

Melody mengenal lelaki yang berstatus sebagai suaminya cukup baik. Ia tahu Khaysan tidak mungkin repot-repot menguntit kehidupannya di luar sana. Pasti ada orang lain yang sengaja memberikan foto-foto tersebut sampai membuat lelaki itu salah paham.

Tak sengaja Melody menatap berbagai menu masakannya yang masih belum tersentuh sama sekali. Ia juga tidak berminat mengisi perutnya yang sebenarnya sudah keroncongan sekarang. Rencananya hancur berantakan dan hanya menyisakan luka menganga di dadanya.

“Khaysan, kamu mau pergi ke mana?” tanya Melody sembari menghapus lelehan air mata yang memenuhi wajahnya.

Melody spontan bergerak menyusul suaminya yang sudah berganti pakaian dan memakai jaket. Meskipun lelaki itu baru saja menorehkan luka sangat dalam di hatinya, kepedulian tak bisa menghilang begitu saja.

"Setidaknya makan malam dulu sebelum kamu pergi. Sekarang sudah malam dan tolong hargai aku sedikit saja. Aku sudah memasak banyak makanan untukmu,” ucap Melody yang kini sengaja berdiri di depan Khaysan.

“Untuk apa kamu masih memedulikan aku? Berharap aku akan luluh? Ck, jangan menghalangi jalanku! Apa pun yang ingin aku lakukan bukan urusanmu!” sentak Khaysan yang langsung melanjutkan langkah melewati Melody.

“Aku peduli padamu karena kamu suamiku!” balas Melody yang masih berusaha mengejar langkah Khaysan.

Senyum sinis yang tersungging di wajah Khaysan semakin ketara. Bukannya berhenti, lelaki itu malah sengaja mempercepat langkah. Tanpa menghiraukan Melody yang terus memanggilnya.

Tak menyerah, Melody kembali memacu tungkai jenjangnya dan menyeimbangkan langkah dengan Khaysan yang tampak tak mau mengalah. Wanita itu menarik lengan suaminya, berharap sang suami akan menghentikan langkah. Namun, lelaki itu malah menyentak keras tangannya hingga dirinya jatuh terjerembab di lantai.

Ringisan pelan lolos dari bibir Melody yang sedang memegang perutnya. Akibat ulah suaminya sendiri, bagian bawah perutnya terasa nyeri. Bahkan, untuk kembali bangkit saja ia sangat kesulitan.

“Jangan ganggu aku dan tidak perlu bersikap manis lagi di depan mataku!” bentak Khaysan dengan suara menggelegar.

“Aku akan mengurus perceraian kita secepatnya!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Titin Atik
bagi bagu bagusssssssww
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status