Beranda / Urban / Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya / Bab 6: Di larangan berhubungan

Share

Bab 6: Di larangan berhubungan

Penulis: UniSaja
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-26 16:54:14

Satu keluarga besar berkumpul di rumah nenek Anita. Kakak Anita, Yuni ikut pulang menemui sepupu dan bibinya. Mereka memang selalu membuat acara berkumpul setelah tiga bulan.

"Bu, cucu tersayang ibu belum juga nikah? Apa takut menikah karena akan seperti kakaknya?" sahut Umi, menantu kedua nenek Rani yang angkuh dan sombong. Suaminya bekerja sebagai asisten kantor hingga mendapat gaji yang tinggi membuat harga dirinya juga tinggi.

"Apa maksud kamu? Kalau punya mulut dijaga dengan baik!" titah Nenek Anita melirik dengan tatapan sinis. Selalu saja berkata seperti itu ketika datang ke rumah mertuanya.

"Kau harus punya sopan santun ketika bertemu mertua. Bukan karena Anita trauma dengan kerusakan rumah tangga kakaknya, tetapi dia tidak laku. Tidak ada lelaki yang minat dengannya." ejek Sulis, bibi Anita yang selalu membanggakan dirinya.

"lihat anakku, dia sudah cantik, punya suami polisi lagi. Aduh, kalau dibandingkan dengan Anita, mana bisa mengalahkan anakku?" ucap Sulis menunjuk anaknya yang tengah mengandung.

Yuni mendengar semuanya, dia tidak terbawa emosi. Sudah biasa mendapat ejekan tepat di dekatnya, Yuni bahkan tidak suka berkumpul sesamanya, namun jika bukan karena merindukan anaknya, dia tidak akan kembali.

"Lah, Anita datang!" ucap sepupu Anita yang heboh. Seperti biasa, mereka ingin mengolok Anita yang masih perawan tua. Tetapi mata mereka membulat saat melihat lelaki tampan dengan jas kemeja pink di baluk dengan jas hitam membuat dirinya semakin macok. Gaya berjalannya pun begitu gagah membuat mulut sepupu Anita terbuka lebar.

"Siapa dia? Pacar Anita, tidak mungkin!"

"Hebat Anita kalau benar dia pacarnya, beruntung banget tau!"

Mereka semua berbisik dengan senyum ramah, Anita memutar bola matanya dengan malas, padahal dia selalu dipandang remeh oleh mereka ketika Anita datang.

"Anita, siapa dia?" tanya Nenek Anita yang ikut terkejut cucunya membawa lelaki ke rumahnya tanpa pemberitahuan.

"Dia ayahnya Jaya, Nek. Orang yang kemarin nenek bahas tua," ucap Anita dengan jujur dan suara lantang agar semua orang bisa mendengarnya.

"Jaya siapa? Temanmu?" sahut Yuni yang berjalan mendekati Anita. Dia pun penasaran dengan lelaki yang dibawa adiknya pertama kali.

"Bukan, teman Lilis di sekolah. Kenalkan, Wiratman Rarendra, pengusahan terkaya di kota ini. Pasti sudah dengarkan namanya?" ucap Anita berlagak sombong. Mulut sepupunya tidak ada yang berani terbuka.

"Halo, Nek. Aku Wira, ayahnya Jaya. Terima kasih sudah menerima Jaya tinggal di rumah nenek untuk sementara." jelas Wira mengulurkan tangannya, namun nenek Anita malah menatapnya dengan tajam.

"Anita! Nenek mau bicara dengan kamu, sekarang!!" titah nenek Anita sambil berjalan dengan tergesa-gesa. Yuni pun meraih jabatan tangan Wira dengan tersenyum ramah.

"Aku, Yuni, kakaknya Anita. Senang bertemu denganmu, aku harap hubunganmu dengan Anita langgeng. Kau seorang duda?" tanya Yuni.

"Oh, Duda. Pantas mau sama Anita, rupanya dia duda." bisik bibi Anita.

"Ya ampun, aku juga mau kalau ada duda kayak dia. Kaya, pemimpin perusahaan, mapan, macok, pokoknya the best dia!" ucap sepupu Anita yang saling mengangguk, masih terpesona dengan wajah Wira.

Di dalam kamar, Nenek Anita mengintrogasi cucu tersayangnya. Matanya membulat sambil memperhatikan penampilan Anita dari atas sampai bawah.

"Dia orang tua Jaya? Kalian berdua pacaran? Kau bilang hanya bekerja sementara dengannya." ucap nenek Anita sambil melipat tangannya di dada.

"Maaf, Nek. Nenek sendiri yang memintaku mencari pacar biar tidak diremehkan anak dan cucu nenek yang lain." Ujar Anita sok santai.

"Iya, nenek yang minta. Tetapi orang yang seumuran dengan kamu, bukan orang kayak dia. Duda, punya anak, udah gitu pasti umurnya lebih tua dari kamu. Benarkan?" tanya nenek Anita dengan jari telunjuk mengarah ke wajah cucunya.

"Nggak apa kalau tua, yang penting kaya dan banyak uang." jawab Anita dengan enteng membuat neneknya segera memukul kepalanya dengan keras.

"Pokoknya nenek nggak setuju kamu dengan sama dia. Dia lebih tua dari kamu, titik. Kamu bakal susah ngurus dia dan rumah tangga kamu bisa retak nantinya kalau tidak sepemikirkan, sama seperti kakakmu. Awas jika kamu masih berhubungan dengannya!" ancam nenek Anita sebelum keluar meninggalkan Anita yang memasang wajah bingung.

"Siapa juga mau menikah sama pak Wira, aneh deh. Aku kan hanya bawa dia saja biar bisa pamer dikit sama sepupu, emang salah lagi aku?" ucap Anita seorang diri di dalam kamarnya, merasa disalahkan oleh neneknya.

"Bodoh amat!"

Diluar, Wira begitu tenang berbicara dengan keluarga Anita. Nenek Anita datang dan menarik tangan Wira keluar dari rumahnya.

"Nek, apa nenek lakukan?" tanya Yuni tidak terima.

"Kamu segera putus dengan Anita, kalian berdua titik cocok!" ucap nenek Anita dengan tegas.

"Loh, Nek, kenapa?" tanya Yuni tidak mengerti. Namun Anita hanya berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangannya pada Wira.

"Nenek tidak suka dengan mereka, lelaki ini sudah tua, duda, dan punya anak, sementara Anita masih perawan. Mereka tidak boleh punya hubungan atau mereka juga akan gagal berumah tangga sama seperti kamu!" ucap nenek Anita dengan tegas.

"Maaf, Nek. Aku akui usiaku melebihi usia Anita, tetapi nenek tenang saja. Aku orangnya dewasa kok, tidak akan mengambil keputusan tanpa berpikir terlebih dulu. Aku janji, biarkan aku punya hubungan dengan Anita!" ucap Wira memohon-mohon. Anita malah tertawa mendengarnya, kini Anita hanya seperti sedang menonton film romantis.

Pasalnya, sebelum mereka sampai ke rumah nenek Anita, Anita dan Wira sudah membuat persetujuan. Anita akan tetap merawat Jaya dan menjadi ibu sambung Jaya dengan baik asal Wira menunjukkan cara membujuk nenek Anita yang keras kepala karena dia masih menolak Jaya tinggal di rumah Anita. Padahal, Anita tahu Wira akan gagal. Neneknya begitu benci dengan lelaki lebih tua karena mengira Anita akan dianggap seperti anak-anak nanti.

"Kau tidak mau pergi? Apa perlu aku usir anakmu juga? Kalau bukan Lilis, cicitku yang memintanya aku tidak akan mau mengizinkan anakmu tinggal dengan kami!" ujar nenek Anita dengan lantang. Kedua tangannya tidak lupa mendorong tubuh Wira mundur perlahan.

Disaat bersamaan, mobil yang membawa Jaya dan Lilis pulang dari sekolah sampai di depan rumah. Jaya turun dengan terburu-buru saat melihat Wira ada di depan rumah.

"Papa! Papa datang ke sini menunggu Jaya?" tanya Jaya yang berlari memeluk Wira.

Keluarga Anita lagi-lagi dibuat syok, mereka berdua tidak menyangka Jaya sudah dekat dengan Lilis dan pulang bersama.

"Lah, anaknya beneran tinggal disini? Kok bisa?"

"Aku pikir baru direncanakan tadi, rupanya memang sudah tinggal disini? Jangan-jangan itu anak Anita dari hasil hubungan diluar nikah sama duda ini?" tunjuk sepupu Anita yang terkejut.

"Tidak mungkin, anaknya sudah besar. Apa orang tua anak ini bercerai gara-gara Anita?"

"Anita pelakor gitu?" ucap mereka yang berbalik menatap Anita dengan tatapan penuh kebencian.

"Mulai lagi mereka," sahut Anita yang berjalan mendekati sepupunya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 23: Anita Sang Penyelamat

    "Jaya! Jaya!" Panggil Anita di bawah. Jaya langsung menoleh dan menghentikan langkahnya menuju papanya. Buru-buru Wira menyembunyikan laptop itu di dalam kamar Lilis."Selamat!" ucap Wira dengan lega. Hal menakutkan di dunia ini tidak jadi datang.Setelah memastikan Jaya sudah tidak ada diluar, Wira segera pergi darisana sambil membawa laptop Jaya. Dia memperhatikan laptop Jaya yang sudah rusak."Ini tidak bisa di perbaiki lagi. Apa aku harus membeli yang baru? Tetapi, Jaya akan tahu jika laptopnya rusak," guman Wira yang di penuhi rasa bersalah."Pak Wira! Bagaimana keadaan sekarang, sudah aman?!" tanya Rafael yang masuk ke ruang kerja Wira setelah bersembunyi tadi."Dasar kamu!" Wira melempar buku ke arah Rafael, begitu kesal anak itu baru muncul sekarang setelah membuat kekacauan."Maaf, bukan aku yang salah." bela Rafael."Iya, bereskan masalah ini cepat sebelum Jaya menyadarinya. Dia selalu memeriksa barang-barangnya sebelum tidur." kata Wira yang khawatir."Bagaimana caranya? In

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 22: Jaya Yang Menyeramkan

    Ah.. Ah.. Ah..Teriakan Yuni dari dalam kamar membuat Anita dan Wira tampak ragu membuka pintu. Mereka takut melihat adegan yang terlarang."Ya, sepupumu rupanya mesum juga. Apa dia menggoda kakakku hingga mengambilnya?!" tanya Anita sambil melirik Wira dengan tatapan merendahkan."Sepupuku yang salah? Bukannya suara kurang mengenakkan itu dari mulut kakakmu? Berarti dia sangat menikmati permainan sepupuku!" ucap Wira membalas."Ya, kakakku janda yang harga dirinya lebih tinggi dari yang kau duga. Bukan hanya itu, selama ini kakakku sangat menjaga dirinya, pasti sepupumu itu yang menggoda kakakku lebih dulu!" tunjuk Anita dengan tajam."Kakakmu yang salah, kenapa membawa sepupuku. Aku yakin sekali dan menjamin Rafael bukan sembarang lelaki. Dia itu masih perjaka selama ini!" jelas Wira yang emosi."Apa?! Kau yakin Rafael masih perjaka? Tadi saja dia membawa bra wanita, sekarang mulai bertingkah pada kakakku. Dia juga sudah melepas status perjaka nya itu!" umpat Anita dengan keras.Wir

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 21: Mulai Berkoar-koar

    Jaya berlari menuruni tangga mencari Wira. Anak itu tampak memutar kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari wajah tampan Wira."Papa! Gawat! Darurat!" Jaya berteriak keras agar Wira segera memunculkan dirinya di hadapan anaknya.Tidak butuh waktu lima menit, Wira datang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya tampak panik melihat keadaan anaknya."Jaya! Kau kenapa nak? Apa sesuatu terjadi padamu?!" tanya Wira sambil memeriksa tubuh Jaya."Baik saja, tetapi hati Jaya yang sakit, Pah!" rengek Jaya."Hati Jaya?!" Alis Wira terangkat, terheran-heran mendengar jawaban Jaya."Iya benar. Mama akan pergi berkencan, dia sampai berdandan sangat cantik. Bagaimana jika mama mendapat calon papa baru yang tajir dan tampan, lalu punya anak juga yang lebih menggemaskan dari Jaya? Jaya sangat khawatir karena itu, Papa harus menahan mama agar tidak berkencan dengan duda lain." Jelas Jaya mengutarakan isi hatinya."Apa yang kau bicarakan?!" "Papa mau kehilangan Jaya? Tidak kan, kalau begitu turuti perka

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 20: Pesona Anita

    Baru pagi hari, dua pasang mata saling melotot. Terlebih, Anita melipat kedua tangannya tidak mau kalah dari Wira."Mungkin wajahmu tampak menyeramkan, tetapi aku tidak takut denganmu sama sekali!" ucap Anita penuh percaya diri."Cihh, dasar perawan tua! Apa kau tidak tahu kesalahan mu padaku, ha? Kau mengajari anakku hal yang tidak seharusnya dia lakukan!" Bentak Wira dengan suara lebih keras lagi dari Anita."Siapa yang mengajarinya!" Sifat emak-emak Anita mendadak muncul. Tangannya berpindah posisi ke pinggangnya."Aku dari tadi memberitahumu, aku tidak tahu apa yang terjadi kemarin malam. Aku tidur nyenyak di dalam kamar. Mana aku tahu, Jaya membuat ulah!" teriak Anita lebih keras lagi membuat Wira segera menutup telinganya."Suaramu terlalu keras, telingaku terasa mau pecah!" balas Wira yang menjauh sedikit dari Anita."Iya, kamu jangan terus menyalahkan aku. Bukan aku yang menyuruh Jaya untuk melakukannya. Aku ini orang baik dan selalu mengajari Jaya hal yang baik seperti seoran

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 19: Rafael Vs Yuni

    Dua orang memasang mata mereka di depan layar komputer Wira. Anita menepuk meja sambil menghela nafas panjang, belum bisa memecahkan kode yang dibuat Jaya."Kenapa ini sangat sulit?!" ucap Anita mengeluh."Iya, kau sendiri yang mengajari Jaya. Dulu, dia lebih nakal dari ini, sekarang masih bertambah. Ajari yang benar sebagai ibu angkat, kau bisa tidak mendapat gaji!" ucap Rafael mengancam Anita."Aku?!" Anita menunjuk dirinya sendiri."Iya, siapa lagi." jawab Rafael dengan suara meninggi. Wajah Jaya memerah, tidak suka mamanya di bentak. Jaya langsung menendang buaya darat Rafael membuat Rafael merintih kesakitan sambil memegang buayanya."Paman, berhenti memarahi mamaku. Aku bisa menghilangkan buaya mu nanti agar kau tidak bisa punya anak dan tidak bisa menikah!" balas Jaya mengejutkan Anita dan Wira."Jaya! Bersikap sopan!" sahut Wira menatap tajam anaknya."Sopan? Hei! Kau tidak memberi anakmu hukuman? Dia memukulku dan hampir merusak keturunanku!" teriak Rafael menunjuk Wira."Ka

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 18: Pengaduan Jaya

    "Ayah Lilis?!" Yuni kaget setengah mati, tubuhnya langsung membeku di tempatnya."Kalian tidak bercanda?!" Kini Anita maju dan memastikan ucapan Jaya."Jaya tidak mungkin bercanda, Ma. Orang itu sendiri mengaku jika dia, ayahnya lilis!" jelas Jaya.Pagi ini, kondisi di rumah Wira begitu ramai. Pasalnya, Jaya dan Lilis tidak ke sekolah karena hari libur membuat mereka banyak bermain di rumah. Namun, Jaya tiba-tiba menghampiri Anita yang sedang berbicara dengan Yuni dan memberitahu kejadian kemarin. Tentu saja, dua bersaudara itu syok setengah mati."Kenapa wajah kalian terkejut begitu? Apa dia bukan ayahnya Lilis?!" tanya Jaya memasang wajah polosnya."Jaya! Kemari sebentar!" panggil Wira yang baru bangun. Dia melambaikan tangan pada anaknya yang tidak jauh darinya."Ma, aku ke papa dulu. Setelah itu, Jaya akan kembali melapor, Oke?!" ucap Jaya dengan senyum manis sebelum berlari ke pelukan Wira.Setelah mereka berdua pergi, Yuni mulai memperlihatkan ketakutannya. Dia tidak menutupnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status