Share

Bab 604

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-09-08 22:02:45

Saat akhirnya Yura membuka matanya lebih lebar, ia terdiam sejenak. Matanya membesar, menatap wajah Michael. Lalu tanpa sadar, suaranya melengking penuh semangat.

“Mas Mic!!!” serunya sambil memeluk Michael lebih erat, hingga membuat monitor jantung berbunyi cepat karena detak Michael ikut berpacu.

“Yuraaa…” Olivia buru-buru menahan bahunya. “Pelan-pelan, Mas Mic masih sakit.”

Gadis kecil itu terkejut, buru-buru mengendurkan pelukannya. Tapi ia langsung menempelkan pipinya ke dada Michael lagi, lalu berkata dengan nada manja.

“Aku kira Mas Mic belum bangun." Yura tersenyum dan kemudian menangis histeris.

"Aku takut Mas Mic ninggalin Aku. Tapi ternyata Mas Mic bangun. Mas Mic , terimakasih.”

Michael yang masih lemah hanya bisa mengedipkan matanya perlahan, lalu menggerakkan jarinya sedikit untuk menyentuh rambut Yura. Isyarat sederhana itu membuat Yura tersenyum lebar hingga matanya berbinar.

“Mas Mic jangan tidur lagi ya! Kalau Mas tidur lagi, aku bakal… bakal marah besar! Terus aku n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (21)
goodnovel comment avatar
lita effendi
KK bab cerita baru nya mana ya
goodnovel comment avatar
Rasyid Ramadhan
lanjutin LG ceritanya dong lagi seru membacanya
goodnovel comment avatar
Rasyid Ramadhan
lanjutin LG ceritanya yg lebih banyak dn seru untuk membacanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 606

    Kamar rawat itu kini berisi dua tempat tidur pasien. Satu ditempati Michael yang masih lemah, satu lagi ditempati Yura,atas permintaan kerasnya sendiri.Sejak pagi Yura ngotot pada Rizky.“Daddy, Yura sakit. Kepala sakit, kaki sakit, sampai jari kelingking juga sakit. Jadi Yura harus dirawat!” katanya sambil cemberut.Rizky sempat menghela napas, bingung melihat putrinya begitu keras kepala. "Sayang, kamu harus beristirahat di rumah.""Daddy, aku tidak mau pulang. Kondisiku sangat parah. Lihat mata ku, ini sampai hitam." Yura berkata sambil menunjuk ke arah matanya. Rizky langsung memeriksa mata gadis kecil tersebut. Setelah itu ia menghembuskan napas panjang. "Bola mata memang hitam Yura.""Kita pulang ya, nanti kita ke sini lagi," bujuk Rizky Michael dalam masa penyembuhan. Pemuda itu butuh waktu untuk beristirahat. Jika Yura berada di sini, itu artinya, Putri angkatnya itu akan menganggu istirahat Michael. Dengan alasan ini, Rizky membujuk Yura untuk pulang. Lagi pula, psikolog

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 605

    Yura menatap dokter Rizky dengan wajah serius. Kedua tangannya terkepal di depan dada, tubuh mungilnya terlihat tegas walau mata bulatnya penuh kepolosan.“Daddy… aku mau minta suntikan semangat buat Mas Mic, biar cepat sembuh dan bisa gendong aku lagi!”Sekejap, suasana ruangan berubah. Semua orang menoleh pada Yura. Olivia spontan menutup mulut menahan tawa, Samuel menggeleng tidak percaya, dan Albert mendesah pelan, pura-pura tenang padahal matanya sudah basah karena haru.Rizky sempat terdiam, lalu tersenyum hangat. Ia menaruh stetoskop di meja, kemudian berjongkok agar sejajar dengan Yura. “Suntikan semangat, ya? Hmm… kalau begitu Daddy Albert juga harus ikut bantu. Biar semangatnya makin kuat.”Rizky sangat paham dengan perkataan dari putri angkatnya. Ketika Yura bersedih atau tidak bersemangat, ia akan mengatakan, memberikan suntikan semangat.Yura langsung menoleh ke Albert, wajahnya berbinar. “Daddy Albert! Ayo kita suntik Mas Mic bareng-bareng!” serunya penuh semangat.Alber

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 604

    Saat akhirnya Yura membuka matanya lebih lebar, ia terdiam sejenak. Matanya membesar, menatap wajah Michael. Lalu tanpa sadar, suaranya melengking penuh semangat.“Mas Mic!!!” serunya sambil memeluk Michael lebih erat, hingga membuat monitor jantung berbunyi cepat karena detak Michael ikut berpacu.“Yuraaa…” Olivia buru-buru menahan bahunya. “Pelan-pelan, Mas Mic masih sakit.”Gadis kecil itu terkejut, buru-buru mengendurkan pelukannya. Tapi ia langsung menempelkan pipinya ke dada Michael lagi, lalu berkata dengan nada manja.“Aku kira Mas Mic belum bangun." Yura tersenyum dan kemudian menangis histeris."Aku takut Mas Mic ninggalin Aku. Tapi ternyata Mas Mic bangun. Mas Mic , terimakasih.”Michael yang masih lemah hanya bisa mengedipkan matanya perlahan, lalu menggerakkan jarinya sedikit untuk menyentuh rambut Yura. Isyarat sederhana itu membuat Yura tersenyum lebar hingga matanya berbinar.“Mas Mic jangan tidur lagi ya! Kalau Mas tidur lagi, aku bakal… bakal marah besar! Terus aku n

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 603

    “Bagaimana kondisi Michael?” tanya Albert sambil menatap Samuel, suaranya bergetar namun berusaha terdengar tegar.“Michael sudah keluar dari masa kritis, Dad. Tapi dia belum sadar…” Olivia menjawab dengan hati-hati, mengulang apa yang disampaikan dokter. “Aku harap… hari ini dia membuka matanya.”Albert mengangguk pelan. “Ya… kita harus berdoa bersama.”Lalu ia tersenyum tipis, mencoba menebar semangat. “Kita lihat Michael sekarang. Daddy yakin, kalau dia melihat kita datang bersama-sama, dia akan segera bangun.”Padahal kenyataannya, hatinya dipenuhi ketakutan. Membayangkan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi membuat tubuhnya gemetar, jantungnya berdetak begitu cepat. Itulah sebabnya ia tak ingin masuk sendiri. Ia butuh Samuel, Olivia, Aruna, bahkan Nathan, agar kekuatan mereka bisa menopang dirinya. Karena bila hanya masuk bertiga, Albert, Samuel, dan Olivia, ia tahu, mereka sama-sama rapuh.Samuel dan Olivia segera mengangguk, lalu menyiapkan diri sebelum membuka pintu ruang ICU.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 602

    Pagi itu, pesawat yang ditumpangi Albert dan Aruna akhirnya mendarat di Jakarta. Albert sama sekali tidak peduli dengan rasa lelah setelah semalaman tak tidur. Begitu pintu pesawat terbuka, pria itu langsung bergegas turun dengan wajah pucat namun penuh tekad.Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, jantungnya berdegup kencang, seakan berpacu dengan waktu. Tangannya menggenggam erat tangan Aruna, seolah takut jatuh karena tubuhnya sendiri mulai melemah oleh kegelisahan.“Sayang, kamu harus percaya kalau Michael baik-baik saja. Dia anak yang baik, abang yang sangat menyayangi adik-adiknya. Karena kebaikan hatinya, ia tidak memikirkan keselamatan diri sendiri. Michael rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Yura dan anak-anak lain yang menjadi korban dari perdagangan manusia. Kalau bukan karena Michael dan Samuel yang mau membantu dokter Rizky dan tuan Nathan untuk menyelamatkan Yura, mungkin sampai saat ini Yura masih belum bisa diselamatkan. Mungkin anak-anak yang menjadi korba

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 601

    Pintu ICU perlahan terbuka. Rizky keluar dengan langkah berat, wajahnya pucat dan mata merah berair. Semua orang yang menunggu langsung berdiri. Rizky menanggung beban untuk menjelaskan kondisi sebenarnya.Mawar langsung maju, memegang lengan anak angkatnya itu. “Bagaimana keadaan Michael?” suaranya bergetar, nyaris tak keluar.Rizky menghela napas panjang. Dadanya naik-turun, mencoba menahan emosi. “Tadi… sempat menurun drastis. Detak jantungnya melemah, tekanan darahnya turun.” Suaranya serak, menahan tangis. “Aku pikir… aku kehilangan dia.”Nathan mengepalkan tangan, wajahnya menegang, seolah menyiapkan diri menerima kabar buruk. “Lalu sekarang?” tanyanya tegas, namun nadanya jelas mengandung ketakutan.Rizky menunduk sesaat, lalu menatap mereka dengan mata berkaca-kaca. “Tapi… Michael merespons. Kondisinya berangsur stabil. Detak jantungnya kembali menguat.” Suaranya pecah, air matanya jatuh juga. “Dan yang membuatnya bangkit… adalah Yura. Dia terus bicara, terus menggenggam tang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status