Filia langsung pulang ke kediaman Raymond, dan berdiri di depan kamar William. Lama dia berdiri di situ, sampai William membuka pintu kamarnya dan menegur Filia.
"Apa alasan sebenarnya Pop, menjodohkan ku dengan Tuan Elliot?" Tanya Filia melihat William, yang sudah mulai sadar dari efek minuman.Lama William menatap Filia."Aku hanya ingin menyembuhkan dan menjaga mu." Ucap William sedih. Mendengar Itu air mata Filia perlahan keluar."Menyembuhkan? Aku tidak ingin disembuhkan." Filia mengusap air matanya."Aku tidak ingin menikah, aku tidak mau. Dan aku bisa menjaga diriku sendiri." Ucap Filia marah dan mendekat pada William."Dan apa pop lupa dengan penyakit ku?, bagaimana bisa menyuruhku menikah?." Tanya Filia menatap William tajam."Aku, sudah tidak muda lagi, Filia. Mamamu dan kamu membutuhkan orang yang bisa melindungi kalian berdua. Masalah penyakitmu, Lucas sudah mengetahuinya. Dan tentang Elliot, dia tidak akan pernah menyentuh wanita yang tidak dia cintai. Dia masih mencintai tunangannya." Jelas William pada Filia.Filia melihat William dan menanyakan apa maksud ucapan William.Sebagai ganti untuk melindungi Filia dan Sena di masa depan. William rela menyerahkan setengah kekuasaannya pada Lucas.Sementara Lucas punya agenda lain, yaitu mendapatkan keturunan dari Raymond, seandainya Filia tidak sembuh pun, dia tidak akan memaksanya. Karena Lucas tau betul, Elliot tidak mudah mencintai seseorang.Meskipun begitu, Lucas masih berharap Elliot akan memberi keturunan padanya meskipun tidak mencintai Filia.Selain itu, Lucas akan kehilangan muka, jika pernikahan tidak jadi diadakan."Kamu ingat, apa kata Lucas? Dia akan menghancurkan sahabatmu, kalau kamu menolak. Aku mengenalnya sejak kecil. Dia adalah laki-laki yang memegang ucapannya. Dia berjanji akan melindungi kamu dan ibumu, dan aku percaya itu. Aku sudah terlalu tua untuk menjaga dan menyelesaikan masalah yang kamu buat. Karena itu, aku ingin kamu fokus pada kebahagiaanmu dan melupakan masa lalu."Filia menggeleng. "Grandpop hanya ingin melepas tanggung jawab, dan menyerahkan ku pada orang lain kan?" Tanya Filia."Jika itu, yang membuat Pop bahagia aku akan melakukannya. aku berterima kasih atas segala yang sudah pop lakukan untukku selama ini." Filia lalu kembali ke kamarnya.Filia kembali ke kamarnya. Tepat tengah malam, Filia akan langsung mandi dan mencuci tubuhnya sampai lecet. Seolah ada kotoran yang menempel dan tidak bisa hilang.Tengah malam, adalah batas teman-teman Jhon yang membayar Jhon untuk menikmati tubuh belia Filia akan berhenti dan setelah itu, Filia baru bisa membersihkan tubuhnya.Jika dia tidak membersihkan tubuhnya, Filia tidak bisa tidur, merasa gatal dan merah seluruh tubuhnya. Meskipun dia sedang tertidur nyenyak, kalau dia tidak mencuci tubuhnya tepat tengah malam dia akan gatal dan merah. Kadang sambil membersihkan tubuhnya akan terdengar suara tangis Filia. Marah dan benci dengan keadaannya.Dan karena itu juga, dia akan bermain di luar sampai pukul 11 saja. Jika dia ingin keluar semalaman, dia harus membawa peralatan mandinya ke manapun dia pergi.William sudah membawa Filia ke psikiater, tapi belum membuahkan hasil.Keesokan harinya, Shinta, Zoe dan Chloe datang membantu Filia mengemas pakaian untuk bersiap-siap ke rumah Elliot besok persiapan untuk menikah."Apa kamu tidak ingin lari?" Tanya Zoe menggoda Filia."Apa kamu ingin, bisnis keluargamu hancur?" Ucap Filia balik menggoda Zoe.Melihat Zoe dan Chloe merasa bersalah, membuat Filia tertawa dan memukul kedua sahabatnya itu."Apa kalian lupa, alasan utamanya adalah aku. Karena aku tidak ingin menikahi Tuan Eliot, akhirnya mereka mengancamku dengan nama kalian berdua. Kata Grandpop, dia tidak pernah mengeluarkan ancaman kosong. Dan jujur saja, aku memang merasa bersalah pada Tuan Elliot." Ucap Filia."Tapi, dari dulu juga kamu begitu. Ketika mengancam guru Matematika itu. Yah, kita tahu dia ganjen, tap tetap dalam batasannya." Ucap Zoe."Iya, jangan lupa teman-teman yang dia bully. Setelah itu dia meminta maaf diam-diam dan mengganti kerugian anak itu. Yah, meskipun akhirnya dia di laporkan dan dikeluarkan dari sekolah."ucap Chloe"Hahahahah.. Iya.. Iya." Jawab Zoe dan Shinta.Keesokan harinya, Filia tiba di depan gerbang kediaman Valentino.Penjaga yang mengenali Filia langsung membuka gerbang dan mengabarkan pada orang di dalam rumah. Ketikaturun dari rumah, dia melihat beberapa pelayan yang sudah menunggunya.Ada yang mengambilkan kopernya, dan barang-barang lainnya. Dan Seorang pelayan yang terlihat lebih tua menyapa Filia."Selamat datang Nona Filia. Silahkan ikuti saya." Ucap pelayan itu menunjukkan Filia di sebuah ruangan di mana semua orang sudah berkumpul, termasuk Elliot yang duduk di kursi roda."Selamat datang, Filia. Besok kamu akan jadi bagian dari keluarga Valentino"ucap Lucas lalu menyambut Filia dengan pelukan, membuat Filia reflek mendorong Lucas dengan keras.Semua orang kaget, melihat hal itu, Karena Lucas sampai terhuyung dan bersandar pada kursi." Maaf, Filia." Ucap Lucas."Tidak apa-apa. saya yang minta maaf." Ucap Filia menunduk karena terlalu kasar."Kamu bisa langsung ke kamar Elliot, karena Eliot akan tidur di kamar tamu." Mendengar itu, Filia melirik reaksi Eliot, dia tan mengatakan apapun dan hanya diam tak bereaksi."Baiklah, Tuan Lucas""Emm.. Jangan panggil aku Tuan Lucas. Panggil aku ayah saja. Aku akan jadi mertua mu bukan?" Ucap Lucas lalu membiarkan Filia pergi.Filia di tuntun menuju lift, dan naik sampai lantai 3.Lantai 3 adalah kantai khusus untuk Eliot. Ada kamar Eliot dan kamar lain, merupakan ruang kerja dan ruang olahraga Eliot, dan ruang lainnya.Setelah tiba di kamar Elliot, Filia melihat sekitar kamar itu.Kamar seluas 10x10 lebih seperti sebuah rumah. Isinya lengkap dengan sofa,TV, bar mini, ruang ganti dan kamar mandi, san tentu saja tempat tidur.Dia melihat, kopernya sedang di bongkar dan pakaiannya sedang di atur oleh pelayan. Pakaian Filia yang seksi di biarkan di lantai, dan diketahui Filia akan di buang. Tapi dengan cepat Filia memasukkannya dalam koper dan melarang pelayan itu menyentuh kopernya.Tiba-tiba Elliot dan Theo masuk ke dalam kamar."Kalian keluarlah sebentar." Ucap Theo dan para pelayan itu langsung keluar."Duduklah Nona Filia." Ucap Theo menunjuk sofa. Sementara Elliot langsung menuju jendela dan menatap keluar."Ini adalah kontrak yang diajukan tuan Eliot." Ucap Theo menyodorkan sebuah map dihadapan Filia."Aku tidak tau, apa kesepakatan mu dengan ayah. Tapi, ini adalah kesepakatan yang aku ajukan." Ucap Eliot melihat Filia dan kembali menatap keluar jendela.Filia membacanya."Bahwa pihak 1, Elliot Valentino dan pihak 2 Filia Raymond memutuskan menikah dengan syarat sebagai berikut:1. Pihak 1 dan pihak 2 akan bercerai jika suatu saat Alisa Erina kembali.2. Pihak 1 dan pihak 2, tak akan terlibat dengan urusan suami-istri. Kecuali didepan umum.3.pihak 1 dan 2, bersepakat menikah hanya untuk 2 tahun jika Alisa tidak kembali dalam kurun waktu tersebut.4.pihak 1 dan 2 akan tetap menjaga nama baik satu sama lain. Dan menjaga kontrak ini tetap rahasia.Filia menghela nafasnya melihat persyaratan itu. Sebenarnya dia merasa lucu, karena apa yang diminta Elliot adalah apa yang diinginkan. Dan tanpa ragu dia pun menandatangani kontrak tersebut.Setelah melihat Filia menandatangani kontrak itu, Elliot langsung keluar tanpa berkata apapun.Filia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang juga tidak begitu perduli dengan pernikahan tersebut.Filia yang tertidur, mulai gatal-gatal dan memerah. Dia terlalu banyak pikiran dan melupakan hal pentingnya. Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi dan menyalakan shower di kamarnya.Dia tak melihat Elliot di kamarnya, dan lalu kembali tidur.Keesokan paginya, pelayan yang masuk membangunkan Filia terkejut melihat keadaan Filia.*bersambung...Filia yang tertidur, mulai gatal-gatal dan memerah. Dia terlalu banyak pikiran dan melupakan hal pentingnya. Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi dan menyalakan shower di kamarnya. Dia tak melihat Elliot di kamarnya, dan lalu kembali tidur. Keesokan paginya, pelayan yang masuk membangunkan Filia terkejut melihat keadaan Filia. "NONAAA..... " Teriak pelayan itu, membuat beberapa orang pergi ke kamar dan melihat Filia. "Kenapa sih berisik banget?" Ucap Filia yang bangun. "Wajah Nona, wajah Nona." Ucap Pelayan itu masih terkejut. Filia bangun dan melihat dirinya di cermin. "Aahh, sial. Aku lupa membawa obatku." Ucap Filia yang membongkar tasnya. "Ada apa ini? " Tanya Theo yang ikut melihat ke arah kamar dan melihat kondisi Filia. Wajahnya memar dan bengkak merah, meski tak merasakan sakit Filia sangat membenci reaksi tubuhnya. Sisa lecet semalam membuat tubuh dan wajahnya lebih merah daripada reaksi biasanya. Filia dengan cepat mengambil ponselnya dan langsung mengubungi kak
"Yaaa, jadi ini adalah kejutan untuk pengantin wanita kita." Teriak pembawa acara menunjuk ke arah Filia. Filia membelalakkan matanya dan terkejut, dan menatap pada Elliot. Sementara Elliot hanya tersenyum dan bertepuk tangan dari atas kursi rodanya. "Untuk rekan bisnis Tuan Elliot, kita tahu Tuan Elliot adalah pebisnis yang hebat. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia juga laki-laki yang sangat romantis. Tak mau istrinya yang masih muda ini merasa jenuh, dia menyiapkan lagu yang membuat kita semua terutama istrinya untuk rileks dan lebih menikmati pesta ini." Ucap Pembawa acara langsung meminta DJ menyalakan musik tadi, tapi dengan volume yang tidak memekakkan telinga. Hal ini malah membuat Filia kesal, bagaimana bisa rencananya malah berubah menjadi rencana Elliot dan mengubahnya menjadi pria romantis. Ketika Filia akan pergi, Eliot menarik pergelangan tangan Filia. "lepaskan!!!" Teriak Filia sampai terjatuh, membuat semua pandangan ke arah mereka. "Filia..!! "Teriak Ketiga sah
"Hentikaaaan, menjauh dari istriku." Teriak Eliot dengan suaranya yang menggelegar. membuat para kameramen dan wartawan itu, terdiam. Theo dan pengawal lainnya lalu menyuruh para kameramen itu mundur. "Nona Filia." Ucap Theo pelan. Filia yang penuh air mata mengangkat wajahnya melihat wajah Theo yang familiar langsung memeluknya. Membuat semua orang lagi-lagi terkaget, tak kalah kaget dengan Theo dan Eliot. Tapi Theo dengan sigap menggendong Filia dan meletakkannya di pangkuan Eliot yang sedang duduk di kursi roda."Nona saya akan meletakkan anda dipangkuan Tuan Elliot." Bisik Theo. Filia mengangguk pelan, Dia hanya ingin pergi dari tempat itu secepat mungkin. Dia tak mengangkat wajahnya. Setelah di pangkuan Eliot, Filia balik memeluk leher Eliot. Dia mencium aroma tubuh Eliot. Tidak seperti laki-laki seusianya memiliki aroma nikotin dan bau menyengat dari rokok seperti yang hisap dari aroma tubuh Theo. Filia, tak menyukai aroma rokok tembakau dan sejenisnya, karena itu ia dan
"Filiiiaaaaa!!! " Teriak ketiga sahabat itu melihat Filia di atas lantai dan langsung memburu masuk. Mata Zoe langsung tertuju pada layar besar yang menampilkan laki-laki yang menjadi target balas dendam mereka. Dan dengan cepat dia menutup tirai kamar. Shinta dengan cepat mengeluarkan obat Filia. Otot-otot Filia yang sudah menegang mulai melemas setelah beberapa menit, reaksi obat itu. Sementara Elliot juga tak kalah khawatir. "Tuan, wajah anda." Ucap Theo. Elliot menggeleng, menyuruh Theo membantu gadis-gadis di hadapannya. "Apa dia tak apa-apa?" Tanya Elliot menatap ketiga sahabat Filia. "Sekarang sudah tak apa-apa." Ucap Chloe lega. "Tolong, pindahkan dia atas tem.." Shinta menghentikan ucapannya. "Filia tidur dimana?" Tanya Shinta melihat sofa dan tempat tidur bergantian lalu menatap Elliot. "Biarkan dia di atas tempat tidur. Aku akan tidur di sofa." Ucap Elliot. Lalu Chloe meminta bantuan Theo untuk mengendong Filia. Dan Theo memanggil pengawal lain, membantu Elliot
"Saat itu, ketika beberapa orang menyerang keluarga kita, mamamu sudah terluka parah saat mengandung mu. Tapi, Kak Will dengan sekuat tenaganya membawa ibumu melewati semua orang-orang itu dan membawa ibumu ke rumah sakit, ibumu yang kehilangan banyak darah, hampir kehilangan nyawanya, lagi-lagi dia mendonorkan darahnya untuk Mamamu. Kalau bukan karena kak Will, aku mungkin akan kehilangan kalian berdua." Ucap Lucas meremas pelan bahu Elliot. "Tapi, tidak perlu menikah. Jika melindungi anak dan cucu Tuan William yang ayah mau." Tegas Elliot lagi. "William ingin kita mewarisi setengah dari harta miliknya, dengan janji melindungi Sena dan Filia selamanya. Dan hanya dengan menikah, akan mempermudah segalanya." Lanjut Lucas menjelaskan. "Ayah, ini semua sangat tidak masuk akal." Elliot hendak pergi. "Hanya beberapa bulan, tidak sampai setahun. Kamu bahkan tidak perlu melayaninya sebagai seorang suami. Karena gadis itu juga tidak membutuhkannya." Ucap Lucas membuat Elliot bertanya. El
"Aaaaarrrkk" Teriak Filia yang cepat menutup mulutnya. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Teriak Elliot. "Kan kamu sendiri yang bilang, gak mau dikira ditinggalkan istri di malam pertama." Jawab Filia reflek. "Hah??" Elliot bingung. "Bagaimana kalau besok, kamu keluar dari hotel, dan aku gak ada. Nanti dikira istrimu kabur." Ucap Filia cuek lalu berjalan ke arah sofa. "Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik.?" Tanya Elliot menatap Filia, dan melihat jam. "Sekarang baru jam 3 pagi, Apa efek obatnya sudah bekerja?" Tanya Elliot. Filia hanya mengangguk dan merebahkan dirinya di atas sofa. "Lebih baik, kamu tidur di sini." Ucap Elliot menunjuk tempat tidur. "Sudahlah, aku tidur di sini saja." Ucap Filia tak menghiraukan Elliot. Elliot, memang agak susah untuk naik atau turun dari kursi rodanya. Tadi saja, dia menghabiskan waktu sekitar 15 menit, untuk naik ke kursi roda dan hampir mengompol. Karena dia juga tak ingin terus-terusan meminta Theo atau pengawal lainnya membantunya
"Kamu kenapa?" Tanya Elliot khawatir, yang menunggu di pintu kamar mandi. "Gak.Aku gak. Kenapa-kenapa." Ucap Filia yang keluar setelah berkumur dan membasuh wajahnya. "Gak, aku gak. Kenapa-kenapa." Ucap Filia berusaha menjauh dari Elliot. "Aku pasti sudah gila, membayangkan hidup rukun bersama Elliot itu. Bagaimana bisa aku memikirkan hal yang bodoh seperti barusan." Batin Filia. Kadang, hanya dengan membayangkan dia memiliki hubungan lebih dengan seorang laki-laki membuat ia merasa mual. "Tuan, Nyonya. Sarapan anda sudah siap." Ucap Theo yang mengetuk dan masuk bersama seorang pelayan, mendorong kereta makanan yang sudah di pesankan Theo dan meletakkannya di meja makan."Theo, apa wartawan sudah pergi?" Tanya Elliot pada Theo, karena dia tidak betah jika harus berdiam di kamar hotel selama satu minggu sesuai rencananya dan Alisa. "Saya rasa mereka masih menunggu anda. Dan menanti kejelasan hubungan anda dan Nona Alisa." Jawab Theo. Karena mereka juga tahu, hal itu adalah satu r
"Kamu masih sama seperti dulu." Ucap laki-laki itu membuat Filia membelalakkan matanya "Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Filia heran, karena laki-laki di hadapannya adalah laki-laki yang paling pintar di kelasnya dulu. Dan laki-laki itu sangat menyukai Filia, tapi karena keadaan Filia, dia menolaknya dengan mentah-mentah di hadapan orang banyak membuat laki-laki itu kehilangan muka dan marah. "Ini semua berkat kamu." Ucap laki-laki itu berdiri merapikan bajunya dan tidak jadi membantu Filia untuk berdiri. Filia mengerutkan alisnya, dan melihat laki-laki itu penuh tanya. "Nyonya, anda kenapa?" Seorang pelayan wanita langsung membantu Filia berdiri. "Rendy, kamu kenapa tidak membantu Nyonya berdiri?" Bentak pelayan itu pada Rendy. "Saya berusaha membantunya, tapi Nyonya Filia mendorong saya." Ada nada sindiran dari mulut Rendy ketika dia menyebut kata Nyonya. Filia menatapnya dengan kesal. Karena dia juga ingat bagaimana Rendy berusaha memaksakan dirinya pada Filia se