Share

Bab 4. Kunjungan

"Aku akan menikah 3 hari lagi." Ucap Filia mengabaikan lelucon Chloe dan membuat ketiga temannya tertawa terbahak-bahak.

Melihat Filia yang tidak tertawa dan fokus mengaduk-aduk kuenya teman-temannya terdiam.

"Seriously?" Ucap Shinta memastikan ucapan Filia.

Ketiga sahabatnya menatapnya dengan serius dan ingin mendengar kelanjutan ceritanya.

"Kalian ingat, acara kembang api, 4 hari yang lalu?" Tanya Filia.

"Iya.. Iya. yang kamu hampir ketabrak. Terus ada kecelakaan." Ucap Zoe.

"Laki-laki yang akan ku nikahi adalah salah satu korbannya. Dan sekarang dia sedang lumpuh tak bisa berjalan. Merasa iba, aku menawarkan diri menjadi istrinya dan akan merawatnya sepenuh hati." Ucap Filia dengan gerakan tangan yang berlebihan.

"Hahahahhahaa... Kamu, akan merawatnya sepenuh hati? Yang ada kamu akan buat laki-laki itu semakin lumpuh karena tingkah lakumu." Ucap Chloe memukul lengan Filia pelan.

Filia menghela nafas kasar.

Dan akhirnya di menceritakan hal yang sebenarnya. Dia memang benar-benar merasa bersalah, tapi jika sampai menikahinya, dia tidak bisa memikirkannya lagi.

"Sebentar-sebentar, Tuan Elliot Valentino? Bukankah dia akan menikah dengan Alisa? Kekasihnya yang seorang artis itu?" Tanya Zoe.

"Kamu kenal Tuan Elliot? " Tanya Shinta heran.

"Astagaaa... Elliot Valentino. Tas, sepatu, Parfum Valentino?Dan benda-benda lainnya. hotel dan juga resort Valentino ada dimana-mana." Ucap Zoe.

"Haaaaaah?" Filia, Chloe dan Shinta bersamaan menganga dan saling menatap.

"Dan kamu akan menikah dengan orang itu?" Ucap Chloe memukul mukul pelan Filia.

"Sebentar-sebentar, hahahahahah." Zoe lalu tertawa.

"Aku ingat sesuatu. Kalo gak salah, umurnya itu 40 tahun, hampir seumuran mamamu." Ucap Zoe tertawa.

"Apa? Apa kamu yakin? Aku melihatnya secara langsung. Dia tidak mungkin setua itu." Ucap Filia yang mengingat wajah Elliot yang sangat tampan dan sangat tidak terlihat setua itu.

"Apa kamu benar-benar memperhatikannya?" Tanya Shinta lagi.

Filia mengangguk tegas. "Dan dia, benar-benar tampan. Kalau Dia bilang masih umur 30 tahun. Aku akan mempercayainya." Ucap Filia yang masih tak percaya usia asli Elliot.

"Tunggu, tunggu. Kamu sekarang 22 tahun dan dia 40 tahun. Hhhhaaaaak. 18 tahun. Dia 18 tahun lebih tua." Ucap Chloe heboh.

"Iiiihhh.. Kamu Gak ingat yah. Kamu bahkan pernah tidur sama yang lebih tua 25 tahun dari kamu." Ucap Zoe menyindir Chloe.

"Itu kan, hanya untuk senang-senang. Bukan menikah. Tapi, memang mereka lebih menjaga dan merawat mu." Ucap Chloe membayangkan teman kencannya dengan usia yang jauh lebih tua dengannya.

"Dan kamu pikir, sahabat kita yang satu ini akan membutuhkan laki-laki. Berciuman saja, dia langsung muntah-muntah." Ucap Zoe menatap Filia.

"Dia tidak perlu pelayanan istri, kalian ingat kan. Dia lumpuh karena perbuatanku?" Ucap Filia yang merasa kesal karena di paksa menikahi Elliot.

Filia lalu bangun, dan mengambil sebotol wine dan meminumnya langsung dari botolnya.

"Hei, itu wine kesukaan pacarku." Ucap Shinta.

"Maaf, nanti aku ganti." Ucap Filia lanjut meminumnya.

Ketiga sahabat itu, khawatir dengan keadaan Filia.

Mereka mengenal Filia ketika Filia pindah ke SMA mereka.

Saat itu, Filia terlihat sangat kurus dan tak berenergi.

Shinta yang pertama mengajak Filia untuk bicara. Di antara ke empat sahabat itu, Shinta saja yang paling memiliki hidup normal, kecuali mempunyai 2 ibu tiri, dan dia adalah putri yang dikucilkan karena hasil istri kedua.

Karena hidup dilingkungan yang buruk. Filia tak memiliki batasan untuk melakukan hal yang tidak-tidak.

Ketika kelas 2 SMA, Dia sengaja berusaha mencium guru matematikanya dan menyuruh teman-temannya memotretnya. Meskipun, setelah mencium gurunya dia muntah. Tapi dengan Begitu dia bisa mengancam gurunya dengan foto itu dan mendapatkan nilai yang baik selama SMA.

Tapi, karena sudah tak tahan, dengan sikap Filia, banyak siswa dan guru yang melaporkan kelakuannya. Sehingga dia harus di keluarkan dari sekolah ketika kelas 3 SMA, dia tidak menyebut nama Chloe, Zoe dan Shinta. Mengatakan bahwa dia berbuat itu sendiri.

Karena itu, dia sendiri yang tidak lulus SMA dan hanya mengambil ujian kelulusan untuk melanjutkan kuliah. Tapi, tentu saja dia tidak kuliah dengan baik dan sibuk bersenang-senang.

Setelah menghabiskan minuman satu botol. Filia menelepon taksi dan menuju ke sebuah yayasan.

Dia duduk di sebuah bangku, melihat 3 bangunan yang berdampingan.

Bangunan pertama adalah bangunan untuk anak-anak be keperluan khusus dan tidak memiliki biaya, bangunan kedua untuk lansia yang tidak mau di urus oleh anak-anaknya. Dan yang ketiga lokasi yang agak jauh dari gerbang utama, adalah tempat yang ingin dia kunjungi.

Tempat, orang-orang dengan penyakit kejiwaan.

Lama dia duduk, di depan bangunan ketika sambil mabuk, Dia tak sadar hari sudah mulai gelap.

"Filia?" Panggil salah satu perawat.

"Eengg... Tante Opi." Ucap Filia tersenyum pada wanita itu. Opi adalah sahabat Sena sejak masih kecil. Dan Yayasan yang ia datangi adalah milik keluarga Raymond.

Opi lalu menyentuh pipi Filia, "astaga, sejak kapan kamu di sini? Pipimu sangat dingin." Ucap Opi lalu merangkul Filia dan membawanya masuk.

"Kamu mau ketemu mamamu?" Tanya Opi

Filia tersenyum dan mengangkat bahunya. Karena dia benar-benar tak tau apakah harus bertemu dengan Sena atau tidak.

Dia lebih sering pergi dalam keadaan marah atau kecewa terhadap Sena.

"Apa mama sudah tidur?" Tanya Filia.

Opi menggeleng dan berjalan mengantarkan Filia ke kamar Sena.

"Hari ini, mood nya sedang bagus. Mungkin Dia akan ingat kamu." Ucap Opi

Filia menarik nafas panjang. Menatap Ke arah Sena.

"Hai Ma, apa kabar? " Sapa Filia sambil mendekati Sena.

"Kamu siapa?" Tanya Sena setelah melihat Filia.

"Ini Filia, anak mama."

"Filia? Apa kamu lihat Minni ku? Kasihan dia. Pasti ketakutan." Ucap Sena menyentuh Filia dan mencari Minni ke mana-mana disekitar ruangan.

"Minni, hah. Nama itu sudah gak ada lagi." Ucap Filia kesal.

"Mana Minni ku?" Sena berteriak dan mendorong tubuh Filia.

"Ini aku, aku Filia anakmu. Minnie sudah mati." Ucap Filia marah. Lalu merendahkan tubuhnya setara dengan Sena yang sudah duduk di lantai.

"Filia, namaku Filia." Ucap Filia marah, tapi Sena malah mendorong wajah Filia.

Filia meremas rambutnya menangis dan marah. Dia sangat benci dan marah ketika Sena mencarinya dengan nama Minni.

"Kalau mama begini lagi, kalau aku kunjungi mama. Aku gak mau kembali lagi ke sini." Ucap Filia berjalan ke arah pintu hendak keluar.

"Filia, maaf. Aku gak akan cari Minni lagi." Ucap Sena tak ingin Filia pergi.

Filia lalu mengusap air matanya.

"Mah, Aku bakalan nikah. Sama orang yang aku sama sekali gak tau. Tapi, aku tau. Satu sisi memang aku harus bertanggung jawab karena aku dia kecelakaan."

"Menikah?" Tanya Opi kaget.

"Bagaimana dengan penyakitmu?" Tanya Opi.

"Gak usah khawatir. Pernikahan ini, bukan pernikahan yang normal. Aku Buat suatu kecelakaan. Dan harus tanggung jawab, dan merawat dia seumur hidup."

"Kamu tau, merawat orang sakit, bukan hal yang mudah." Ucap Opi.

Filia mengangguk mengerti.

"Aku mungkin akan jarang mengunjungi mama. Tolong Jaga mama yah, Tante." Ucap Filia memeluk Opi. Dan pamit meninggalkan tempat itu.

Filia langsung pulang ke kediaman Raymond, dan berdiri di depan kamar William.

*bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status