DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA

DINIKAHI CUCU TERBUANG: SUAMIKU TERNYATA PENGUASA DUNIA

last updateLast Updated : 2025-11-20
By:  EllailaistUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Jessie Wijaya batal menikahi pewaris keluarga Sanjaya karena pria itu menjebaknya tidur dengan pria asing. Meski begitu, pernikahan dua keluarga itu harus tetap berjalan, karenanya Jessie kemudian dipaksa untuk menikahi Jacob Sanjaya, pria yang dikatakan sebagai cucu yang diasingkan. Namun, betapa terkejutnya Jessie di depan altar saat melihat pria yang akan menikahinya justru adalah pria yang tidur dengannya malam itu!

View More

Chapter 1

Bab 1.

"Aku rasa ini bukan ide yang bagus, Daniel," mata Jessie menelisik sekeliling kamar hotel mewah itu. Lilin-lilin aromaterapi bertebaran di setiap sudut, menciptakan suasana intim justru membuat perasaannya gelisah.

Jessi Wijaya dan Daniel Sanjaya, kini tengah berada di sebuah kamar hotel sebelum acara pernikahan mereka. Kedua keluarga memiliki janji pernikahan, menjodohkan putri dari keluarga Wijaya dengan putra dari keluarga Sanjaya.

Jessie sendiri tidak pernah menyukai ini. Ia tahu betul bahwa ayahnya hanya menginginkan harta dari pernikahan yang akan terjadi. Ditambah perlakuan sang ibu tiri yang memuakkan, maka Jessie melihat pernikahan sebagai sebuah upaya untuk melepaskan diri dari keluarganya. 

Sementara itu Daniel tertawa renyah, meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Aku hanya ingin membicarakan beberapa detail terakhir tentang pernikahan kita besok. Tanpa gangguan dari keluarga atau teman-temanmu yang cerewet itu." Suara Daniel terdengar tenang, tapi di balik senyumnya seolah ada sesuatu yang palsu.

Mereka duduk di atas ranjang besar dalam ruang privat lantai atas hotel mewah itu. Dinding kaca memperlihatkan langit malam yang penuh cahaya kota, tapi bagi Jessie, semuanya terasa redup.

Ia mengusap jemarinya di atas gelas sampanye, mencoba menenangkan jantung yang berdetak terlalu cepat. Perasaan tidak enak terus menyeruak. 

“Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kita harus bicara di sini,” kata Jessie tegas. 

Daniel hanya terkekeh. “Kau terlalu kaku, Jess. Sedikit minum tidak akan membuatmu kehilangan kendali, ‘kan?”

Jessie menatap cairan berkilau di dalam gelasnya. Ada setitik kecurigaan yang muncul, namun belum sempat Jessie yakin dengan apa itu, Daniel lebih dulu mengajaknya bersulang, seolah memaksa Jessie untuk segera meneguk minuman itu. 

“Untuk masa depan kita!” kata Daniel sambil mengangkat gelas.

Jessie tersenyum samar dan meneguknya. Cairan itu meninggalkan sensasi hangat di tenggorokannya, tapi juga sedikit getir di ujung lidah. Tidak butuh waktu lama sampai Jessie mulai merasa kepalanya yang berat.

Aneh, benak Jessie. Efek dari sampanye biasanya tidak secepat ini.

Kemudian matanya mulai buram dan ingatan terakhir Jessie sebelum ia menutup mata adalah Daniel yang bergerak ke luar kamar, disusul siluet seorang pria tinggi yang berada di depan kamar. 

Sebelum benar-benar terlelap, samar-samar Jessie dengar suara dari pintu depan. Itu suara Daniel, barangkali berbincang dengan pria asing itu. Namun, perbincangannya terdengar janggal. Jessie mendengar … ‘tiduri wanita itu’? Apa maksudnya?

Belum sempat Jessie mengurai benang kusut di kepala, matanya benar-benar berat, seberat kepalanya. Ia pun tertidur di sana, entah berapa lama, Jessie sendiri tidak yakin. 

Yang Jessie sadari adalah bagaimana tubuhnya lama-kelamaan menjadi tidak nyaman, seolah-olah ada sesuatu yang bergejolak. Rasa tidak nyaman itu kemudian mengusik tidurnya, ia bangun dengan tubuh yang mulai panas dan berkeringat. 

Jessie lantas memanggil calon suaminya itu. “Daniel…?” panggilnya lemas. 

Alih-alih calon suaminya, Jessie malah menangkap sosok lain yang mengejutkannya. Seorang pria tak dikenal kini ada di kamarnya. Kelopak mata Jessie yang berat dan sayu ia paksa untuk dibuka lebar. 

Jessie ingin sekali menghardiknya, namun rasa tidak nyaman yang terus menyeruak ke seluruh tubuh langsung menggagalkan niatnya itu. Jessie dapat merasakan tubuh dan wajahnya semakin panas, seolah ada sesuatu yang harus dikeluarkan. Napasnya terengah berat, kaki-kakinya lemas, dan Jessie seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Kini tubuh dan kepalanya saling berkata lain. Jessie ingin berteriak sebagai bentuk perlindungan dari seorang pria asing yang ada di dalam kamarnya, namun tubuh Jessie bertindak tanpa arahannya. 

Jessie beranjak maju, kemudian tangannya menangkup wajah pria itu dan mencium bibirnya asal. “Bantu aku…,” lirih Jessie di sela-sela bibir yang beradu.

Mata pria itu terbelalak. Lalu ia melirik gelas-gelas sampanye di atas meja. “Nona, kau tidak tau apa yang kau minum?”

Jessie belum menangkap perkataan pria asing itu. Ia hanya peduli dengan tubuhnya yang meronta-ronta, meminta dipuaskan oleh sesuatu. Ia dapat merasakan tangan pria itu menopang pinggangnya sebab Jessie mulai kehilangan keseimbangan. 

Wajah pria di hadapannya yang terlihat penuh tanya dengan sebuah tangan yang sedikit gemetar adalah hal terakhir yang dapat diingat oleh Jessie, sebelum ia terbuai sentuhan hangat semalaman.

Pagi pun datang dengan cahaya tajam menembus tirai. Jessie terbangun perlahan, kepalanya berat, rasanya bahkan lebih berat dari semalam. Tubuhnya juga terasa amat lelah dan ada titik-titik yang rasanya terlalu sakit. 

Ia meraba sekitar, lalu membeku. Kulitnya bersentuhan dengan seprai dingin. Tidak ada pakaian yang membungkus tubuhnya. Apa!?

Panik mulai menyeruak ke seluruh tubuh. Ia menatap sisi ranjang, kosong. Tapi suara gemericik air dari kamar mandi membuatnya menegang.

Saat pintu terbuka, uap hangat keluar bersama sosok pria tinggi dengan handuk di pinggang dan bekas luka memanjang di sisi rusuknya. Rambut gondrong modisnya terlihat masih basah, beberapa butir air masih menetes sisa basuhan saat mandi.

Jessie menahan napas. Wajah itu asing baginya.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini!?” tanya Jessie, suaranya serak.

Pria itu menatapnya lama sebelum menjawab, “Semalam kau yang mengajakku naik ke ranjangmu lebih dulu, Nona.”

Telinga Jessie panas mendengarnya, ia tersinggung. “Apa? Jangan sembarangan bicara! Tidakkah kau lihat cincin di jariku? Aku ini wanita yang akan segera menikah.”

Jessie memperhatikan gerak-gerik pria itu yang terlihat tenang. Ia melirik Jessie lagi. “Kalau begitu, di mana calon suamimu ketika calon istrinya mabuk semalam?”

Mabuk? Mana mungkin. Pasalnya, ia ingat bahwa ia tidak minum banyak semalam.

“Tidak mungkin aku mabuk. Aku hanya minum sedikit, jadi-”

“Obat,” pria itu memotong ucapan Jessie, lalu menunjuk gelas-gelas sampanye di atas meja. “Seseorang telah mencampur minumanmu dengan obat.”

Obat? 

Samar-samar Jessie dapat ingat bagaimana tubuhnya dibalut rasa tidak nyaman semalam. 

Jessie tertawa getir setelah itu. 

Lantas pria yang berdiri di hadapannya sekarang... 

“Berarti, kau yang merencanakan ini dengan Daniel!?”

Yang dituduh tidak menjawab, hanya mengambil kemejanya di kursi dan mengenakannya perlahan. Jessie tidak mampu membaca raut pria itu. 

Saat pria itu hendak keluar, Jessie bersuara lagi, gemetar tapi tegas, “Jawab!”

Tidak ada jawaban yang diterima. Pria asing itu hanya berhenti di depan pintu, menoleh sedikit. 

Belum sempat Jessie melayangkan pertanyaan lagi, pintu sudah tertutup perlahan. Jessie menatap kosong ke arah tempatnya berdiri tadi.

Angin pagi berhembus dari jendela yang setengah terbuka, membawa aroma sisa parfum dan kenangan samar. Di antara keheningan, ponselnya bergetar di meja samping ranjang.

Pesan dari Daniel:

“Kau tidur nyenyak, calon pengantinku? Aku lihat, ada lelaki yang keluar dari kamar hotelmu pagi ini. Siapa dia?”

Jessie menggenggam ponsel itu erat, matanya melebar. Dalam keheningan yang menyelimuti, Jessie semakin yakin bahwa malam itu bukan sekadar kesalahan. Itu adalah jebakan.

Jessie terdiam menatap pesan itu, lalu berbisik lirih.

“Apa yang sebenarnya yang kau rencanakan padaku, Daniel? Kau mengirimkan pria asing itu ke kamarku dan menjebakku seperti ini?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status