Home / Romansa / Menjadi Istri Tuan Arrogant / Bab 5. Perjanjian suami istri

Share

Bab 5. Perjanjian suami istri

Author: SILAN
last update Last Updated: 2023-10-04 10:31:23

"Aku tidak berpikir kamu akan menghabiskan semua uang itu hanya dalam waktu kurang dari sehari setelah pernikahan kita selesai dilakukan."

Bella menoleh melihat keberadaan Kenneth bersandar di samping pintu kamarnya sambil melipat tangan di depan perut.

"Saya hanya membayarkan utang seperti yang telah saya katakan pada Tuan sebelumnya." jawab Bella, mungkin sekarang Kenneth telah berpikir bahwa dirinya sangat gila uang, bagaimana tidak jika uang begitu banyak bisa langsung Bella habiskan.

Kenneth berdecak pelan sembari memalingkan wajah dari Bella. "Gio mencarimu, sejak tadi menangis hanya menyebut namamu." katanya bernada ketus entah karena apa.

Bella segera menuju kamar putranya melihat Gio yang tidur dengan wajah masih basah oleh air mata, dengan sangat hati-hati Bella mengusap air mata Gio dengan lembut. 

Mulai sekarang Gio tidak akan berpisah darinya lagi dan seandainya Gio memanggilnya dengan sebutan ibu, Kenneth juga tidak akan lagi marah. Ini … sempurna, bukan?

Kecupan lembut Bella berikan di kening Gio, bocah empat tahun itu membuka matanya, begitu menyadari Bella ada di sampingnya dia langsung memeluk Bella dengan erat.

"Kenapa pergi tanpa memberitahuku, apa kamu tidak sayang lagi padaku?"

Bella mengusap rambut halus Gio, "Bukan begitu, Gio. Tadi ada sedikit urusan yang perlu dikerjakan, jadi aku pergi sebentar."

"Jangan meninggalkanku lagi." titah Gio dengan manja.

Walau masih bocah, tapi dia sudah bersikap persis seperti sang ayah. Memberikan titah untuk bahkan menyampaikan kasih sayangnya. Hal itu membuat Bella tersenyum tak berdaya selagi menganggukkan kepala.

"Tidurlah, ini sudah larut malam. Aku akan menceritakan dongeng tidur untukmu," hiburnya. "Lelaki tidak boleh mudah menangis, okay? Sekarang kembali berbaring." kata Bella.

Gio menurut, Bella tidur di samping Gio sambil menceritakan dongeng tidur, pelukan kecil yang hangat dirasakan oleh Bella dari tangan Gio, seolah mengatakan agar Bella tidak pergi saat dia nanti terbangun.

Tidak lama Gio tidur, Bella terdiam dengan pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Apakah uang yang begitu banyak itu digunakan dengan baik atau tidak, Bella tidak lagi mau terlibat. Sudah cukup segala permasalahan utang orang tua membuatnya harus mengorbankan masa depannya.

Perlahan Bella bergerak turun dari tempat tidur, menggantikan posisinya dengan boneka untuk Gio peluk.

"Tidur yang nyenyak, sayang." bisiknya sembari mendaratkan kecupan di kening Gio.

Langkah Bella keluar dari kamar putranya, pintu baru saja Bella tutup saat melihat Kenneth berdiri menghadap ke arahnya.

"Anda butuh sesuatu, Sir?"

"Kita perlu membahas hal yang bisa dan tidak untuk kamu lakukan." jawab Kenneth.

Bella mengikuti langkah Kenneth, selembar kertas diserahkan pada Bella. Tertulis beberapa poin di dalam kertas tersebut menyebutkan larangan yang tidak bisa dilanggar oleh Bella.

"Sepakati aturan ini, kamu juga bisa menambahkan yang lain jika dibutuhkan. Dan ya, karena kita sudah menikah sebaiknya kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan ‘Tuan’ atau ‘Sir’ lagi mulai hari ini. Kecuali kalau memang itu dibutuhkan."

“Bagaimana kalau saya melakukan kesalahan, seperti yang kita sepakati bersama jika pernikahan ini akan dirahasiakan,” ucap Bella.

“Selama di rumah ini kamu tidak perlu bersikap formal, kamu bisa memanggilku dengan nama secara langsung.” jawab Kenneth.

Pupil mata Bella melirik Kenneth sekilas lalu membaca dengan cermat poin yang tertulis. 

Poin pertama, Bella tidak boleh mencampuri masalah pribadi maupun masalah perusahaan Kenneth. 

Poin kedua, ke mana pun Kenneth pergi bertugas di luar kota, maka Bella harus ikut dengan Gio. 

Poin ketiga, segala kebutuhan pribadi Bella akan Kenneth cukupi, dan wanita itu tidak boleh menolak.

Poin keempat ….

Mata Bella terbelalak dan dia langsung menatap Kenneth.

Kedua alis Kenneth terangkat naik, "Apa ada poin yang membuatmu keberatan?" 

Mulut Bella agak terbuka, tapi kemudian tertutup lagi seraya mengalihkan pandangan dari Kenneth kepada kalimat poin keempat. 

“Ini ….” Bella agak tergagap. Dia tidak bisa melanjutkan dan hanya berakhir berucap dalam hati. ‘Kebutuhan lahir dan batin?’

Ya, poin keempat menyatakan bahwa Bella dan Kenneth adalah suami istri secara sah, jadi mereka harus memenuhi kebutuhan masing-masing, termasuk … kebutuhan biologis setiap pasangan harus tercukupi.

Bella agaknya terintimidasi dengan poin tersebut. Akan tetapi, setelah berpikir lebih lama, dia merasa keputusan pria itu masuk akal.

Bella tidak berkewajiban membayar uang yang diberikan oleh Kenneth, tapi sebagai ganti, dia harus menjadi istri pria itu. Sebagai seorang pebisnis, tentunya Kenneth akan memaksimalkan hal-hal yang bisa dia dapatkan dari Bella, termasuk menghasilkan keturunan … mungkin?

Akhirnya, Bella menggeleng. Dia tidak memiliki pilihan selain setuju. Wanita itu pun meraih pena untuk meninggalkan tanda tangan kesepakatan di dalam kertas tersebut. 

Sekarang … bukan hanya harga dirinya, tapi tubuhnya pun telah menjadi milik Kenneth.

"Saya punya satu pertanyaan." sahut Bella.

"Katakan."

"Bagaimana kalau Gio mulai memanggilku dengan sebutan ibu?"

Kenneth terdiam sesaat, ia meraih kertas dari tangan Bella.

"Selama Gio mau, maka terserah saja.m Bahkan, itu lebih baik karena kamu sudah menjadi istriku." Kenneth berdiri dari duduknya. “Ada yang lain? Mungkin … kamu ingin bertanya tentang poin keempat?”

Gluk.

Detak jantung Bella berdetak di luar kendali, apa pria itu menebak isi hatinya yang agak panik membayangkan dirinya harus memenuhi kebutuhan biologis Kenneth? 

Bella segera menyadarkan dirinya, melihat sifat Kenneth yang tidak tersentuh, pria itu tidak mungkin akan tidur dengannya.

“Tidak, tidak ada masalah.”

Malam hari setelah membersihkan diri, Bella akhirnya bisa berbaring dengan nyaman di kamarnya mengistirahatkan pikiran serta tubuh yang kelelahan. Tak sadar rasa lelah mengantarkan Bella ke alam mimpi.

Di antara sadar dan tidak, tubuhnya terangkat yang membuat Bella berpikir ia sedang bermimpi terbang, kesadarannya perlahan mengambil alih tubuhnya kembali, kelopak matanya terbuka lalu dengan sangat jelas Bella melihat dagu Kenneth dari tempat ia membuka mata.

"Apa yang Anda lakukan!?" Bella terkejut setengah mati, ia di gendong oleh Kenneth Riegler?

"Kita sudah menikah, tentu saja kita akan tidur di kamar yang sama."

Sontak Bella membelalak kaget luar biasa, apa ini mimpi?!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Tuan Arrogant    EPILOG

    Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng

  • Menjadi Istri Tuan Arrogant    Extra part 8

    Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.

  • Menjadi Istri Tuan Arrogant    Extra part 7

    Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."

  • Menjadi Istri Tuan Arrogant    Extra part 6

    Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan

  • Menjadi Istri Tuan Arrogant    Extra part 5

    Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B

  • Menjadi Istri Tuan Arrogant    Extra part 4

    Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status