Share

Bab 2

Penulis: Fefe
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-13 14:47:33

(Nia pov) 

Seperti janji Mas Bayu, dia selalu menghubungi, aku dan Nana setiap hari. Bahkan setiap jam saat minggu-minggu pertamanya di Cina, Mas Bayu tidak bosan-bosannya menanyakan kabar kami, jujur aku sangat lega meski awalnya hati ini dihantui ketakutan jika semua janji itu bohong, tapi ku memantapkan keyakinanku mengingat kami telah menikah enam tahun. Sudah sepatutnya aku sebagai istri percaya padanya meski kami terhalang jarak. Karena jarak bukan sebuah batasan untuk tidak salah percaya.

("Apa, kabar Papa?") 

 Nana terlihat sangat gembira, setiap mendapatkan telpon dari Papanya dan aku turut senang karena kabar yang kami dapatkan. 

("Apa, kabar anak Papa yang cantik. Anak Papa belajar apa tadi di sekolah?") 

Nana begitu girang, saat mendengar pertanyaannya dari Mas Bayu di seberang sana, aku sangat lega, karena Mas Bayu selalu menunjukkan perhatian dan tanggung jawab meski jarak kami terpisah jauh. 

Hari ini tepat ke sembilan bulan Mas Bayu di Cina, tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan rasa rindu bisa diobati saat Mas Bayu menghubungi kami. 

Jujur ada rasa curiga, tapi aku tidak ingin memperkeruh keadaan, karena aku ingin Mas Bayu meraih keinginannya. 

Mas Bayu tidak henti-hentinya menanyakan aktivitas buah hati kami, karena dua bulan terakhir, aku sengaja memasukan Nana ke sebuah PAUD yang tidak jauh dari rumah, agar Nana memiliki aktivitas untuk menunjang tumbuh kemang kecerdasan aktif balita sepertinya.

( "Papa kapan pulang? Nana kangen.") 

Aku tersenyum sembari menatap mata Mas Bayu saat membalas pandanganku di seberang sana, aku sadar Mas Bayu juga merasakan hal yang sama terhadap Nana.  

Aku tahu, semua ini sangat berat bahkan aku merasakannya dan sangat ingin meminta Mas Bayu kembali, tapi aku sadar keadaan tidak memungkinkan dan aku tidak ingin mengecewakan Mas Bayu dengan keegoisanku. 

("Oya, Sayang mungkin akhir-akhir ini aku akan jarang menghubungimu, pekerjaanku di sini semakin menumpuk karena jabatanku di naikani oleh direktur perusahaan, membuat tanggungjawab pekerjaanku semakin bertambah.") 

Jujur rasa kecewa seketika dihati ini menyeruak bahkan ada rasa curiga dihatiku, tapi aku sadar semua pengorbanan kami kini telah membuahkan hasil, terbukti. Jabatan Mas Bayu dinaikkan oleh pihak perusahaan dimana ia bekerja di China. 

("Mas, tenang saja, Aku sangat mengerti.") 

Aku mencoba memahami keadaan ini, meski rasanya aku ingin protes. 

("Selamat, ya. Mas, atas kenaikan jabatannya, semoga Mas semakin sukses di sana.") 

Hanya ini doa ku, do'a untuk orang yang aku cintai, aku hanya ingin dia segera kembali pulang dan berkumpul bersama. 

("Terimakasih sayang. Jaga diri kalian baik-baik, ya.") 

Hati ini begitu teduh, saat Mas Bayu selalu memberikan perhatian pada aku dan Nana

("Baiklah, Papa pamit dulu, ya, Papa harus istirahat. Ingat jaga kesehatan kalian berdua, Papa mencintai kalian.") 

Ingin ku menahannya, tapi lidah ini kelu untuk sekedar berucap' tunggu', karena aku sadar Nana juga masih ingin melanjutkan obrolan ini, hingga akhirnya layar ponsel kembali seperti semula, Nana memelukku dengan erat sambil menangis, aku merasakan apa yang gadis kecil ini rasakan, karena aku juga merasakan hal demikian 'kecewa'. 

******

Nia pov. 

Hari berganti bulan, aku lega meski Mas Bayu menghubungi kami tidak seperti bulan-bulan sebelumnya, setidaknya Mas Bayu masih menyempatkan waktu sibuknya untuk menghubungi kami dan memberitahukan kabarnya di sana dan menanyakan kabar kami di sini, jujur ada rasa kecewa karena kini komunikasi kami terhalang oleh waktu dan kesibukan, tapi aku selalu mencoba mengerti mengingat semua untuk masa depan. 

Tutur kata Mas Bayu selalu menjadi penyemangat dan kepercayaan untukku saat dia menelpon atau melakukan video call, lega rasanya meski aku tidak bisa menggapainya. Semua sudah lebih dari cukup membuatku bahagia asalkan apa yang Mas Bayu inginkan tercapai di sana. 

Bohong jika aku tidak merindukannya, hanya mendengar suaranya saja sudah membuat ku melayang, kadang aku menghayal suatu saat nanti Mas Bayu kembali, aku tidak akan melepaskannya seperti saat ini, aku akan menahannya karena rasa cinta yang aku miliki. Bahkan aku membayangkan saat kami berjumpa kelak, akan ada kata-kata manis dan romantis yang terucap dari bibirnya seperti dahulu saat kami menjalin kasih. Akan tetapi aku harus bersabar menunggu kepulangan Mas Bayu, karena waktu masih terlalu lama untuk kami berjarak. 

*********

Hingga akhirnya, Bulan berganti tahun, Nana kini mulai bersekolah ditaman kanak-kanak dan perubahan semakin terasa, karena akhir-akhir ini Mas Bayu sangat jarang menghubungi kami. Dengan alasan sibuk Mas Bayu tidak bisa menghubungi kami hingga aku tidak habis pikir, begitu banyak kah pekerjaanya hingga ia tidak memiliki waktu,, padahal aku yakin pasti ada waktu istirahat untuknya. Akan tetap kembali pada keyakinanku, aku mempercayainya dan bersabar. Meski hanya seminggu sekali kami saling bertukar kabar, itupun hanya melalui telepon. Karena Mas Bayu selalu menolak saat Nana atau aku meminta video call dengannya karena alasan banyak pekerjaan. 

********

Dan kini keadaan pelik semakin menambah keanehan, Mas Bayu tiba-tiba menghilang begitu saja, tidak ada kabar. Aku mencoba menghubungi nomor teleponnya, tapi yang terdengar selalu operator yang menjawab atau dialihkan.

Jujur, hati ini sangat sakit, kecewa dan takut. Tapi aku mencoba untuk terus percaya jika semua baik-baik saja, mungkin akibat kesibukan, Mas Bayu tidak bisa menghubungi kami, mungkin saja. Aku tidak ingin berpikir terlalu jauh, berpikiran yang tidak-tidak akan membuat keadaan semakin kacau, meski aku sangat kecewa dengan semua ini. 

Seperti hari ini, Nana begitu girang menunggu telpon dari ayahnya tanpa bosan, meski gadis kecil itu selalu menangis saat telpon yang ia tunggu tidak kunjung menghubunginya. 

Sakit? 

Itu sangat jelas, suami yang aku percaya dan aku cintai menghilang tanpa kabar, bak ditelan bumi. 

"Mama, apa Papa sudah menelpon? Nana ingin memperlihatkan gambaran nana pada, Papa."tanya Nana. 

Aku tidak bisa menjawab, karena memang ini untuk kedua bulan Mas Bayu tidak menghubungi kami, bahkan saat aku mencoba menghubunginya, sambungan selalu dialihkan dan terkadang tidak aktif di luar jangkauan.

"Papa sibuk sayang, mungkin nanti malam Papa menelpon. Kita tunggu nanti, ya."Menenangkannya, hanya ini caraku, Nana hanya bisa menghempaskan nafas kecewa. aku tahu Nana pasti bosan dengan bujukanku. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Pembantu Maduku   Tentang Nila

    Nila pov) Cukup lama aku aku mencoba memejamkan mata, tapi mata ini enggan untuk terlelap, jangankan untuk terlelap, rasa kantuk pun enggan hinggap padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, tapi mata ini tetap tidak mau terpejam dan tidur setelah kejadian tadi. Aahh… dia memang selalu membuat ku ingin gila. Batin ku bersua jika mengingat semua kejadian demi kejadian bersangkutan dengannya. Kriit!Pintu terbuka, orang yang aku pikirkan sejak tadi kini masuk dan menghampiri ku. "Kenapa kau tidak tidur? " tegurnya basa basi. Ku tatap mata hitamnya dengan lekat, apa dia tidak sedang mengigau? Kenapa malam-malam seperti ini kemari. "Kau sendiri? Kenapa kesini? " balas ku cuek, aku sengaja bersikap seperti ini karena aku tidak ingin dia menganggapku mudah terpengaruh, mengingat dia tahu siapa aku ini, dan aku juga memang ingin berubah menjadi yang lebih baik demi ibuku. "Apa salahnya? " balasannya merasa tidak bersalah. "Bay, apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan? " tany

  • Menjadi Pembantu Maduku   Rasa yang sama

    (Pov Bayu) Aku semakin merasa serbasalah, karena setelah kejadian tadi siang, Nila tidak bertegur sapa dengan ku, jangankan bertegur sapa, saat makan malam bersama Nila tidak adanya percakapan di antara mereka begitu juga Nana, gadisku seolah-olah sengaja mendiamkan aku setelah kejadian tadi. Setelah makan malam mereka berdua berlalu begitu saja kembali ke kamar, aku semakin bingung harus melakukan apa, karena aku tahu semua ini adalah kesalahan ku, semua berawal dari diriku. Andaikan aku tidak membawa masuk Mona ke dalam keluarga ini, semuanya tidak akan pernah terjadi. "Hahhh…." Kuhela nafas dalam sembari menatap langit langit ruang makan setelah aku sendirian di sini. "Lebih baik, bapak susul nak Nila. "Aku menoleh di mana bi Ijah berdiri di sampingku, karena ia tengah membereskan makan malam yang sudah usai. "Saya takut bi, " lirih ku jujur, karena aku memang sedikit takut saat melihat reaksi Nila saat membalas perlakuan Mona. "Saya yakin Tuan, nak Nila tidak seperti itu, d

  • Menjadi Pembantu Maduku   Nila murka, Mona merana

    Hari semakin sore, Nana mulai merasa jenuh di kamar, karena ia hanya menghabiskan waktu untuk menggambar dan belajar bersama Nila. "Ma… Nana bosan. "Nila yang tengah mengganti pokok Hafiz menatap wajah memelas Nana lalu tersenyum gemas. "Oooh… bosan? "Nana mengangguk membenarkan lalu menutup buku gambarnya. "Baiklah, sekarang Nana turun ke bawah saja, ya. Nanti Mama susul, adik Hafiz lapar, setelah urusan Mama selesai, Mama akan susul Nana di bawah. "Nana mengangguk lalu dengan senang memungut satu boneka kesayangannya dan membawanya lebih dulu ke lantai bawah. Dengan langkah riang Nana menuruni tangga, sembari bernyanyi-nyanyi, karena memang jam seperti ini semua pembantu yang bekerja di rumah itu sedang sibuk melakukan tugas mereka, Nana melangkah dengan hati-hati hingga ia sampai di lantai bawah dan disana tatapannya tidak sengaja tertuju pada seorang wanita yang selama ini pergi dari rumah, wanita itu kini tengah menyeret koper besar di tangannya dengan omelan dan ocehan se

  • Menjadi Pembantu Maduku   Candaan membawa kebahagiaan

    Suara riuh di ruang makan pasti terjadi di pagi hari, saat Nana menolak babysitter menyuapi nya sarapan, karena Nana hanya ingin makan satupun sarapan bersama Nila, wanita yang mirip dengan ibunya. Tapi karena kesibukan Nila mengurus Hafiz, dengan terpaksa ia mengabaikan Nana terlebih dahulu, karena Hafiz pagi ini juga tidak mau bersama babysitter. "Bersama, nenek saja, ya. Bukan kah Nana harus segera ke sekolah. " Bujuk bi Ijah mengambil alih piring sarapan Nana dari babysitter. "Tidak mau, Nana maunya sama, mama… . "Rengek Nana memalas,karena Nila masih di kamar belum bergabung dengan mereka di meja makan sarapan. " Tapi, sayang. Mama sedang menjaga adik Hafiz, Nana sama nenek dulu, ya. "Nana menggeleng cepat menolak, bi Ijah menghela nafas dalam karena selama ini memang Nana dan Hafiz sangat sulit dikendalikan jika tidak bersama Nila. "Pokoknya, Nana mau mama, Nana mau makan bersama Mama saja, titik. " Sentak Nana sembari menghentakkan kakinya ke lantai. Bayu yang baru bergab

  • Menjadi Pembantu Maduku   Mimpi

    Sementara di kamar lain Bayu menangis sejadi-jadinya saat ingatannya terus tertuju pada Nia, karena rasa bersalah dan sesal semakin bertambah setelah kejadian tadi, ia kembali melakukan pengkhianatan untuk kesekian kalinya pada Nia istrinya, padahal Bayu telah berjanji pada dirinya sendiri, ia akan berubah dan memulainya dari awal agar menjadi diri dan pribadi yang lebih baik lagi untuk anak-anak mereka, meski sosok yang harus dirinya perjuangkan tidak lagi bersamanya, tapi Bayu sudah bertekad untuk terus menembus semua dengan caranya selalu setia pada Nia. Akan tetapi malam ini ia kembali mengulang kesalahan yang sama, kesalahan yang seharusnya tidak ia lakukan, yang lebih parahnya lagi dirinya tidak bisa membedakan Nia dan orang lain. "Hiks… Maaf sayang, hiks... Maafkan aku. Hiks... " Isak Bayu dalam penyesalan terdalamnya sembari meringkuk di atas tempat tidur. "Aku, hiks… tidak mengerti, hiks… apa yang sebenarnya terjadi. Hiks... Dan rencana apa ini, hiks... Kenapa dia begitu mi

  • Menjadi Pembantu Maduku   Perasaan Nila

    Minggu-minggu berganti begitu cepat, Nila sangat menikmati hari-harinya setelah bekerja menjadi babysitter Nana dan Hafiz, bahkan ia selalu sukses menggoda Bayu saat mereka sedang berdua, meski sejujurnya Nila melakukan semua itu tidak lebih agar bisa membuat perasaan bersalah Bayu sedikit berkurang, karena dari iris mata duda tampan itu setiap memandangnya menyiratkan penyesalan yang mendalam dan kesedihan. Itu sebabnya Nila selalu melancarkan aksinya menggoda majikannya itu, meski ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, jika dirinya cukup tertarik dengan duda beranak dua itu.Akan tetapi Nila memiliki batasan, dirinya sadar jika semua itu tabu untuknya terus melangkah, itu sebabnya Nila memilih menikmati keadaan yang tercipta setiap kali ia menggoda Bayu. Seperti malam ini, Bayu menemani Nana sebentar di kamar mereka, karena Nila tengah menyusui Hafiz, Bayu tidak ingin membuat membuat Nila kelelahan menjaga kedua anaknya, itu sebabnya ia turun tangan langsung mengurus Nana sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status