Home / Urban / Menjadi Simpanan Nyonya Muda / Butuh pelayan pribadi

Share

Butuh pelayan pribadi

Author: Rafasya
last update Huling Na-update: 2025-07-18 11:41:46

Pagi hari.

Di balkon lantai atas mansion yang megah, Eliza duduk dengan anggun di kursi rotan putih berlapis bantal krem. Secangkir kopi hitam mengepul di tangannya. Aroma robusta yang kuat seolah menjadi teman setia pikirannya yang masih belum sepenuhnya tenang.

“Bagaimana keadaan Daddy? Dia sudah baikan?” tanyanya sambil memutar sendok kecil di dalam cangkir.

Mark berdiri di dekat jendela kamar, melepas kancing kemeja putih yang melekat di tubuhnya. Ia baru saja menjenguk sang ayah pagi tadi. Wajahnya tampak lebih rileks dibanding kemarin. Hanya saja debu jalanan membuatnya merasa tak nyaman.

“Hmm, lebih sehat juga sekarang.” Mark mengangguk singkat tanpa banyak ekspresi.

Eliza menarik napas lega. "Hmm, syukurlah ..."

Sudah beberapa waktu ayah Mark—Tuan Willson—menderita komplikasi yang membuatnya harus tinggal di tempat terpisah. Hal ini demi alasan keamanan, karena keluarga mereka memang punya banyak musuh di dunia bisnis dan politik. Lokasi rumah sakitnya pun dirahasiakan. Bahkan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Ruang pelatihan

    Setelah memilih beberapa gaun yang dia inginkan, Eliza keluar dari dalam butik mewah itu. Ia tampak anggun dengan kaca mata hitam besar di wajahnya, rambutnya dikuncir rapi, dan langkah kakinya yang teratur membawa pulang beberapa paper bag berisi gaun mahal yang baru saja dibelinya.Di sisi lain, tak jauh dari pintu butik, Zavier duduk di kursi besi taman kecil yang berada di trotoar. Ia menunduk, tubuhnya menyandar lemas. Dari dalam kantong kemeja, ia mengeluarkan sepotong roti—roti yang tadi ia beli dari penjual kaki lima.Zavier menggigit roti itu pelan, sambil melihat beberapa orang kaya keluar masuk butik. Namun saat sedang mengunyah, matanya menangkap bayangan Eliza yang keluar dari pintu butik, berjalan mendekat ke arahnya.Deg!Zavier sontak berdiri kaku, roti di tangan masih utuh separuh. Panik, ia buru-buru menyembunyikannya ke dalam kantong celananya. Ia menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangan, berusaha menghapus remah-remah roti yang masih menempel. Dadanya berdebar

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Pemandangan indah

    Mark berdiri di depan Zavier dengan wajah serius, mengenakan setelan jas armani hitam yang tampak mencolok di siang hari. Tangannya bersedekap, suaranya berat dan datar.“Zavier, dengar baik-baik,” ucapnya sambil menatap tajam. “Mulai saat ini, kau akan menjadi pelayan pribadi istriku.”Zavier mengerjap. “Pelayan pribadi, Tuan?”“Ya,” Mark melanjutkan, “Tugasmu bukan hanya melayaninya. Tapi juga menjaganya, mengawalnya ke mana pun dia pergi, memastikan dia tidak disentuh oleh siapa pun yang tak seharusnya.”Zavier mengernyit, bingung dan tidak percaya. “Kenapa harus saya, Tuan? Bukankah ada banyak pelayan lain yang lebih berpengalaman?”Mark menatap Zavier dari atas ke bawah, lalu mengangguk tipis. “Karena dari sekian banyak pelayan pria di rumah ini, hanya kamu yang punya badan kekar dan stamina fisik yang mencukupi. Aku butuh seseorang yang bisa diandalkan untuk menjaga Eliza dalam situasi apa pun.”Ia sempat menoleh pada Eliza yang duduk anggun di sofa ruang tamu dengan kaki bersil

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Butuh pelayan pribadi

    Pagi hari.Di balkon lantai atas mansion yang megah, Eliza duduk dengan anggun di kursi rotan putih berlapis bantal krem. Secangkir kopi hitam mengepul di tangannya. Aroma robusta yang kuat seolah menjadi teman setia pikirannya yang masih belum sepenuhnya tenang.“Bagaimana keadaan Daddy? Dia sudah baikan?” tanyanya sambil memutar sendok kecil di dalam cangkir.Mark berdiri di dekat jendela kamar, melepas kancing kemeja putih yang melekat di tubuhnya. Ia baru saja menjenguk sang ayah pagi tadi. Wajahnya tampak lebih rileks dibanding kemarin. Hanya saja debu jalanan membuatnya merasa tak nyaman.“Hmm, lebih sehat juga sekarang.” Mark mengangguk singkat tanpa banyak ekspresi.Eliza menarik napas lega. "Hmm, syukurlah ..."Sudah beberapa waktu ayah Mark—Tuan Willson—menderita komplikasi yang membuatnya harus tinggal di tempat terpisah. Hal ini demi alasan keamanan, karena keluarga mereka memang punya banyak musuh di dunia bisnis dan politik. Lokasi rumah sakitnya pun dirahasiakan. Bahkan

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Menguping

    Eliza dan Zavier kini berada di ruang privasi. “Apa yang ingin kamu katakan? Cepatlah!” Eliza menyandarkan punggungnya ke sofa, matanya tetap tak sudi menatap Zavier. Ia menatap keluar jendela, pura-pura tidak peduli. Zavier menggenggam jemarinya erat, napasnya tertahan. “Aku … ingin meminjam uang, Nyonya,” ucapnya lirih. Hah? Eliza langsung menoleh dengan tatapan tajam. “Meminjam uang?” ulangnya dingin. “Untuk apa?” Zavier menunduk dalam, tubuhnya gemetar menahan malu dan putus asa. “Tadi keponakan ibuku, Lusi, menelpon ... katanya ibu saya sudah tak berdaya. Dia butuh segera dibawa ke rumah sakit. Tapi saya tak punya apa-apa,” suaranya tercekat. “Saya hanya ... butuh sedikit bantuan.” Mata Eliza menyipit. Suaranya jadi sinis. “Meminjam uang ya? Berani sekali. Kau pelayan baru di sini, bahkan belum genap seminggu bekerja … dan kau sudah berani meminjam uang padaku?” Nada bicaranya penuh penghakiman. Zavier menggigit bibir. Malu, tapi dia harus tetap bertahan. “Saya tahu p

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Ada yang ingin kukatakan ...

    “Apa yang Anda lakukan, Nyonya? Anda ingin bunuh diri?”Nada suara Zavier tajam. Napasnya masih memburu. Ia masih menahan Eliza dalam genongannya, memeluknya dengan erat. Tapi masih belum benar-benar percaya bahwa wanita di pelukannya barusan hampir saja mengakhiri hidupnya sendiri.Eliza mendongak perlahan, matanya membelalak. Rambutnya berantakan tertiup angin malam, gaun tipisnya berkibar tak karuan. Suaranya tercekat saat menyebut nama itu …“Za-Zavier …”Satu-satunya pria yang muncul seperti malaikat pelindung di malam tergelapnya.“Aku tidak tau apa masalahmu sebenarnya,” lanjut Zavier, suaranya mulai lebih tenang, tapi masih terdengar nada getir. “Tapi satu hal yang ingin kukatakan …”Ia menatap mata hazel Eliza tajam. “Bunuh diri bukanlah solusi.”“Banyak orang kehilangan arah, tapi mereka bertahan. Lalu kau? Kau yang selama ini begitu angkuh, segalak singa … ternyata kau justru yang paling lemah. Cih!”Wajah Eliza memerah, entah karena malu, marah, atau keduanya. Tapi lidahn

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Bunuh diri

    Pukul 22:00.Tap! Tap! Tap!Mark keluar dari ruang kerja menuju kamarnya dengan lesu. Raut wajahnya penuh beban, kerutan di dahinya semakin dalam, dan kantuk menggayuti kelopak matanya. Ia hanya ingin mandi sebentar, lalu tidur.Kriet!Daun pintu kamar didorong pelan, seketika alisnya langsung mengernyit tajam.“... Apa-apaan ini?” gumamnya nyaris tak percaya.Lampu kristal utama diredupkan, digantikan cahaya temaram dari lilin aromaterapi yang tersebar di beberapa sudut ruangan. Kelopak bunga mawar merah menghiasi permukaan tempat tidur king-size, tersusun hati di atas seprai satin putih. Wangi vanila dan melati menyeruak perlahan, sekaligus membuat bulu kuduknya berdiri.“Siapa yang menyuruh—”“Sayang ...”Langkahnya terhenti. Dari balik kamar mandi yang pintunya setengah terbuka, muncul sosok Eliza.Ia mengenakan gaun lingerie tipis berwarna merah, berbahan nyaris transparan, menempel sempurna di tubuh langsing dan buah dada besarnya. Rambutnya digerai, mengilap dalam sorotan cahay

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status