Share

Bab 170

Penulis: Camelia
Deddy menyapanya, "Pas sekali kamu datang, daging ini baru matang."

Aura menjawab singkat, "Lagi diet." Dia melepaskan lengan Jose dan berjalan ke arah meja, lalu duduk dan mengambil sebotol bir untuk dirinya sendiri.

Deddy tampak agak terkejut. "Kenapa? Dia marah sama kamu?"

Jose menatapnya dengan ekspresi seolah sedang melihat orang bodoh. "Kamu yakin dia marah sama aku?"

Deddy bingung, "Kalau bukan sama kamu, lalu sama siapa?"

Aura sebenarnya tidak terlalu akrab dengan orang-orang di sana. Dia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik sesuatu, berniat mengirim keluhan soal Deddy ke Lulu. Namun setelah berpikir sejenak, dia menghapus pesan itu. Sebaiknya jangan menabur garam di luka hati Lulu sekarang.

Tak lama kemudian, Giulio dan Ferdy masuk. Saat mereka mengangkat gelas untuk merayakan kembalinya Deddy ke tanah air, barulah Aura sadar kalau ternyata acara malam ini adalah pesta penyambutan untuk Deddy.

Aura mengatupkan bibirnya dan menggerutu dalam hati. Kalau Jose bilang dari awa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
jd laki2 yg punya pendirian dan ga jd pengecut. Kalo ga mau bilang terus terang. ini pk krm2 undangan segala.Dasar laki2 brengsek.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 477

    Suara Aura dingin, tetapi lantang dan tegas. Philip terdiam sejenak. Ekspresinya ikut canggung.Aura sedikit menggeser tubuhnya dan berkata kepadanya, "Aku nggak bisa bantu kamu. Jadi, sup ayamnya boleh kamu bawa pergi."Philip menghela napas. "Aku yang lancang. Kalau ada orang tembak aku, aku juga nggak bakal bisa maafin mereka.""Sup ini Bos yang suruh orang masak khusus buat kamu. Katanya suruh kamu minum setelah sadar. Kamu minum sedikit ya? Aku pergi dulu."Aura mengalihkan pandangannya ke luar jendela, sama sekali tak melirik semangkuk sup panas itu.....Di rumah Keluarga Alatas.Saat Jose tiba, Tigor sedang duduk di sofa ruang tamu utama, bertumpu pada tongkat di tangannya. Di ruang tamu tergeletak sebuah tandu. Di atasnya berbaring seseorang.Sebelum menunggu Tigor berbicara, Jose sudah berseloroh, "Lho, bukannya ini Kak Jordan ya? Kok sampai begini?"Seluruh tubuh Jordan dibalut perban, hanya menyisakan sepasang mata. Kalau tidak mengenalnya, belum tentu seseorang bisa mengen

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 476

    Dia tertegun sejenak. Melihat mata Jose yang agak merah, dia baru sadar dirinya bermimpi tadi.Jose mengernyit dan bertanya, "Mimpi buruk?"Aura tidak menjawab. Jose mengangkat tangannya dan menyentuh kening Aura. "Demammu sudah turun."Sambil berkata begitu, dia menekan bel di samping ranjang. Tidak lama kemudian, seorang dokter berjas putih masuk untuk memeriksa Aura.Sesudah pemeriksaan selesai, dokter berkata kepada Jose, "Pak Jose, demam Bu Aura sudah turun. Selama cederanya dijaga dengan baik, seharusnya nggak akan ada masalah besar."Jose mengangguk. Aura akhirnya kembali sadar dari bayang-bayang dalam mimpinya. Belum sempat berbicara, terdengar ketukan pintu dari luar."Bos, orang rumah lama memintamu pulang sebentar."Jose sedikit mengerutkan dahi. "Bilang saja aku nggak sempat."Philip ragu sejenak, lalu berkata, "Takutnya nggak bisa. Pak Tigor bilang kalau kamu nggak pulang, dia akan langsung mengumumkan perjodohanmu dengan Bu Winona."Mendengar itu, ekspresi Jose semakin di

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 475

    Aura ragu-ragu. Akhirnya, dia tetap bertanya, "Sekarang kita ada di mana?"Jose berbalik dan memandang Aura sambil menjawab, "Pulau terpencil, tapi aku nggak tahu detail lokasinya."Alis Aura berkerut. Dia menimpali, "Ha? Jadi ... apa bawahanmu bisa menemukan kita?"Jose menggeleng, lalu menambah kayu di api unggun sembari menyahut, "Nggak tahu."Jose berbicara dengan santai. Dia sama sekali tidak terlihat panik, seperti datang untuk berlibur.Luka Aura tiba-tiba sakit. Dia membuka bajunya dan melihat ternyata Jose sudah membalut lukanya. Jose juga menggunakan kemeja putihnya.Saat ini, Aura baru menyadari bajunya sudah kering dan pakaian dalamnya menghilang. Jadi, Jose sudah mengganti bajunya. Mungkin Aura berbaring telanjang di sini saat Jose mengganti bajunya.Begitu membayangkan gambaran itu, Aura bertanya dengan emosional, "Kamu yang melepaskan bajuku?"Jose menghampiri Aura, lalu menatapnya seraya mengangkat alis dan bertanya balik, "Kenapa? Apa kamu kira ada orang lain lagi di s

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 474

    Aura mendongak dan melihat wajah Jose yang tampan. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kenapa kamu ada di sini?"Entah Jose pergi ke mana. Sekujur tubuhnya basah, bahkan air masih terus menetes dari tubuhnya. Namun, kondisi Jose sama sekali tidak terlihat menyedihkan.Jose juga membawa ranting pohon. Begitu mendengar suara Aura, dia melihatnya sekilas dan bertanya balik, "Kamu sudah bangun? Kamu kecewa lihat aku di sini?"Aura mengatupkan bibirnya dan tidak menjawab pertanyaan Jose. Dia teringat tadi bawahan Jose menembaknya, jadi dia tiba-tiba merasa sedih. Akhirnya, Aura kembali berbaring.Jose mendekatkan ranting pohon di api unggun. Aura baru melihat ada 2 ekor ikan di ranting pohon. Dia tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak dirinya jatuh ke dalam laut. Saat melihat makanan, perut Aura keroncongan.Aura tertegun, lalu membelakangi Jose. Akan tetapi, luka Aura tertekan begitu dia berbaring menyamping. Dia sangat kesakitan hingga berkeringat dingin. Aura terpaksa kembali berb

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 473

    Mendengar ucapan Jose, Brian tiba-tiba membidik senapannya ke arah Jose dan bertanya, "Jose, apa kamu sama sekali nggak mau membiarkan aku hidup?"Jose menyipitkan matanya. Sebelum dia sempat bicara, Tiano yang berdiri di sampingnya sudah menembak Brian.Terdengar suara tembakan 2 kali. Brian tidak berhasil menembak Jose, tetapi Tiano berhasil menembak Brian.Hanya saja, Aura juga ditembak. Awalnya, Aura diseret Brian ke depannya. Jika ingin menembak Brian, harus menembak Aura terlebih dahulu.Semuanya terjadi begitu cepat. Aura bahkan tidak sempat menghindar. Saat dia tersadar, rasa sakit di bahunya membuat wajahnya pucat pasi.Jose langsung berdiri dan berlari ke arah Aura. Sementara itu, Aura tersenyum sinis. Kekhawatiran pada ekspresi Jose tampak sangat tulus. Jose memang pandai bersandiwara.Namun, Tiano adalah bawahan Jose. Tanpa perintah Jose, mana mungkin Tiano menembak? Rasa sakit membuat Aura tidak bisa lanjut berpikir.Brian yang berdiri di belakang Aura juga ditembak, tetap

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 472

    Tadi masih ada orang lalu-lalang saat Aura turun, tetapi sekarang sama sekali tidak ada turis lagi. Dari kejauhan, Aura melihat Jose duduk di geladak. Jose sedang melihat pria yang digantung dengan tenang.Aura mendongak. Matanya sakit begitu terpancar cahaya matahari yang menyilaukan. Namun, dia bisa melihatnya cukup jelas. Orang yang digantung adalah Jordan.Banyak orang berdiri di belakang Jordan. Selain Tiano, masih ada banyak pria yang terlihat cukup hebat. Ternyata mereka sudah membuat persiapan.Brian berkata, "Kabarnya Pak Jose sangat kejam. Nggak disangka, Pak Jose juga tega mencelakai saudara kandung sendiri. Menurut Pak Jose, apa nyawa Bu Aura cukup untuk menukar nyawa Pak Jordan?"Jose berbalik setelah mendengar perkataan Brian. Dia melihat Aura dibawa ke hadapannya. Jose menyipitkan matanya. Auranya sangat dingin.Namun, Jose langsung menenangkan dirinya. Dia duduk di kursi dengan santai, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Jose membalas, "Kamu kira nyawany

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status