Tawanan Mafia Blackwood

Tawanan Mafia Blackwood

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-07-26
Oleh:  Avelina AnggelBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
12Bab
16Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aurora tak pernah membayangkan hidupnya berubah dalam satu malam. Dari putri keluarga terpandang, kini ia menjadi pengantin seorang pria yang namanya membuat dunia gemetar, Damian Blackwood. Pernikahan ini bukan karena cinta. Ini perjanjian berdarah. Damian menginginkan Aurora… dan ia tidak memberi ruang untuk penolakan. Lima tahun lalu, sebuah pengkhianatan menghancurkan segalanya. Damian menunggu, merencanakan, dan kini ia mendapatkan apa yang ia mau: Aurora, di sisinya, dengan caranya. Aurora mencoba melawan, tapi setiap langkahnya terikat oleh kekuasaan Damian. Dan ketika rahasia masa lalu terkuak, Aurora sadar satu hal Menjadi istrinya bukan akhir dari penderitaan, ini baru permulaan. “Kau milikku, Aurora. Dan kali ini… tidak ada yang bisa menyelamatkanmu.”

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 - Hari Yang Terenggut

Aurora menggenggam setir erat-erat, jemarinya memutih. Gedung kaca menjulang di hadapannya, berdiri angkuh seakan menantangnya. Di balik dinding dingin itu, ada pria yang paling ia benci. Pria yang sekaligus menjadi satu-satunya harapan yang tersisa.

Ia sudah bersumpah tidak akan pernah menjejakkan kaki ke dunia Damian Blackwood lagi. Tapi hidup selalu punya cara kejam untuk memaksa. Sekarang, keluarganya berada di ujung kehancuran. Jika ia mundur, mereka semua akan hancur.

Aurora menarik napas panjang. Datang ke sini berarti menyerahkan kendali pada pria itu. Pria yang lima tahun lalu merenggut segalanya darinya. Ironis, bukan? Untuk menyelamatkan, ia harus kembali ke neraka yang sama.

Tumit sepatunya mengetuk lantai marmer lobi, langkahnya tegak meski dadanya dipenuhi badai. Semua mata memandangnya, menilai, seolah mereka tahu ia sedang berjalan menuju akhir hidupnya.

Damian... tunggu saja. Entah aku pulang membawa perjanjian, atau membawa perang. Batinnya.

Pintu lift terbuka dengan bunyi lembut. Aurora menatap pantulan dirinya di dinding kaca. Wajah cantik dengan mata penuh api. Ia mengangkat dagu, menelan rasa muak yang mendesak ke tenggorokan.

“Maaf, Nona.” Seorang resepsionis berdiri terburu-buru. “Anda tidak punya janji dengan Tuan Blackwood”

Namun Aurora tidak perduli, ia terus berjalan melangkah maju menuju ruang Damian Blackwood CEO kejam menurut Aurora.

Aurora menoleh, tatapannya tajam menusuk.

Saat pintu ruang CEO itu terbuka, aroma maskulin yang dingin langsung menyergap. Damian duduk di balik meja, jas hitamnya rapi, tatapannya menusuk seperti pedang yang siap menebas.

“Aurora.” Suaranya dalam, datar, seakan ia sudah menunggu.

Aurora mengeraskan rahang. “Kita perlu bicara.”

Sudut bibir Damian terangkat tipis, bukan senyum, tapi ancaman. “Aku tidak pernah menolak permainan, sayang. Tapi ingat, di sini aku yang pegang kendali.”

Aurora melangkah masuk. Pintu tertutup di belakangnya. Sejenak ia merasa seperti seekor rusa yang baru masuk ke sarang serigala. Tapi kali ini, ia berjanji tidak akan menjadi mangsa.

Tidak lagi.

Di san, Damian menyandarkan punggung ke kursi, menautkan jari-jarinya di depan wajah. Tatapannya tak lepas dari Aurora, tajam, penuh penilaian.

“Sudah lima tahun.” Nada suaranya datar, tapi ada sesuatu di balik itu. “Kupikir kamu sudah mati.”

Aurora mengangkat dagu. “Maaf mengecewakanmu. Aku masih hidup.”

Sudut bibir Damian terangkat lebih tinggi. “Dan kini kamu berdiri di sini, di kantorku. Menarik.” Ia mencondongkan tubuh, menatap Aurora seperti menatap mangsa. “Apa yang kamu inginkan dariku?”

Aurora menahan napas, pikirannya berpacu. Ia harus mengendalikan permainan ini. “Aku datang bukan untuk mengenang masa lalu, Damian. Aku butuh bantuanmu.”

Damian tertawa pelan, suara itu dalam dan menusuk. “Bantuan? Setelah kamu menghilang tanpa jejak? Setelah semua yang terjadi?” Ia bangkit dari kursi, berjalan perlahan mendekat.

Aurora memaku pandangan ke arahnya, meski jantungnya berdentum keras. Damian selalu punya aura berbahaya. Dan jarak di antara mereka kini nyaris hilang.

“Aku penasaran, Aurora.” Suaranya merendah, begitu dekat hingga napasnya terasa di kulitnya. “Berapa harga yang akan kamu bayar kali ini?”

Aurora mengepalkan tangan di samping tubuhnya. Aku tidak akan goyah. “Kita akan bicara soal itu nanti. Tapi kamu harus dengarkan tawaranku dulu.”

Damian menyeringai, menatapnya seolah menelanjangi jiwanya. “Kamu benar-benar berani datang kemari tanpa persiapan.” Ia melangkah mundur perlahan, lalu menoleh dengan tatapan menusuk. “Kau punya sepuluh menit. Buat aku tertarik, atau keluar dari hidupku untuk selamanya.”

Aurora menarik napas dalam. Inilah yang ia takuti, sekaligus ia harapkan. Pertarungan baru saja dimulai.

Dan tidak ada jalan untuk mundur.

**

Aurora duduk di kursi tamu, menahan tatapan tajam Damian yang tak pernah lepas darinya. Udara di ruangan itu begitu padat, seolah ada listrik yang mengalir di antara mereka.

“Katamu ingin bicara soal tawaran.” Damian bersuara pelan, namun setiap katanya seperti cambuk. “Aku mendengarkan. Tapi ingat, tidak ada yang gratis di dunia ini.”

Aurora menatapnya dengan sorot mata yang berani. “Aku akan membayar, berapa pun yang kamu minta. Tapi selamatkan keluargaku.”

Damian mendekat, kedua tangannya bertumpu di meja. Jarak mereka kini hanya sejengkal. “Berapa pun, hmm?” Ia tersenyum tipis, senyum yang lebih menyeramkan daripada ancaman. “Kamu tahu aku tidak butuh uangmu, Aurora.”

Aurora merasakan tenggorokannya mengering. “Lalu... apa yang kamu inginkan?”

Damian tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap dalam, begitu dalam seakan menelanjangi seluruh isi hatinya. Napasnya hangat menyentuh kulitnya ketika ia membungkuk sedikit.

“Aku akan memikirkannya,” bisiknya, seolah itu rahasia gelap. Lalu ia berbalik, duduk kembali seakan tak terjadi apa-apa. “Datang besok jam yang sama. Aku akan beri jawaban.”

Aurora terpaku. Satu hal jelas: Damian sedang merencanakan sesuatu. Dan apapun itu, tidak akan sesederhana yang ia harapkan.

Apa yang dia inginkan dariku?

Ketika Aurora berdiri untuk pergi, suara Damian kembali terdengar, berat dan dalam, menusuk sampai ke tulang.

“Pastikan kau datang, Aurora. Karena sekali kau melangkah ke luar pintu itu dan tak kembali…” Ia berhenti sejenak, lalu menatapnya dengan tatapan dingin mematikan. “…atau aku yang akan menjadi alasan keluargamu hancur sepenuhnya.”

Aurora membeku. Kali ini, ancaman itu bukan sekadar kata. Itu janji.

Dan entah kenapa, bagian dari diriku tahu… dia akan menepatinya.

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
12 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status