Masih terbuka kah pintu taubat itu untuk Akash Zimraan-pria CEO yang sering bergonta-ganti wanita? Akash ingin taubat sejak dia mendengar Innara Saamiya mengaji dengan sangat merdu, lantunan ayat-aya suci Al-Quran membuat hati Akash tersentuh dan dia jatuh cinta dengan gadis salihah itu. Pria berparas campuran Indonesia dan Timur Tengah itu hendak menjadikannya Innara bidadari surga dalam hidupnya. Akan tetapi jalannya tidak semudah itu, banyak syarat dari Ahmed-ayah kandung Innara. Bisakah Akash melaksanakan syarat itu bersamaan dengan taubatnya?
View MoreDengan kecepatan mobil sportnya itu, Akash tiba dirumahnya hanya dalam hitungan setengah waktu dari biasanya dia tempuh dengan mobil biasa miliknya yang lain.
Sesampainya di dalam rumah, kedua orangtuanya memintanya duduk karena mereka berdua sudah menunggunya sejak tadi.
"Papa mau tanya, kapan kamu menikah?" tanya Fauzan dengan wajah serius dia menatap putranya menunggu jawaban yang tepat dari Akash.
Kedua alis Akash menyernyit dalam, dia kira ada kabar apa sampai kedua orang tuanya itu mengirimnya pesan agar segera tiba dirumah, tidak tahunya dia hanya mendapatkan pertanyaan konyol yang dilontarkan sang ayah seperti biasa.
"Gak ada pertanyaan yang lebih berbobot dari ini?" tanya Akash kesal pasalnya dia sudah ngebut dari Kota sebelah agar dapat tiba secepat mungkin sesuai keinginan ayahnya.
"Ini sangat penting untuk kami, Nak," jawab Anya sang ibu angkat.
"Ma, aku akan menikah kalau ketemu dengan gadis yang sesuai kriteria yang aku mau," jawab Akash lembut pada ibunya.
"Tapi kriteria kamu itu aneh, Akash! Mana ada hari ini gadis salihah yang kamu jadikan salah satu kriteria menjadi istri kamu," ujar Fauzan sarkas. Bukan dia tidak percaya tapi pergaulan Akash sangat jauh.
"Ada, Pa. Barusan aku ketemu dia tapi karena papa kirim pesan agar aku segera pulang, gadis itu hilang lagi," jawabnya jujur.
Ucapan Akash membuat Fauzan dan Anya saling tatap heran, mereka masih tidak menyangka masih ada sosok yang Akash harapkan. Kebanyakan wanita yang mereka kenal adalah wanita cantik yang tidak salihah.
"Jangan ngarang kamu," Fauzan masih tidak percaya dengan putranya pasalnya dia sangsi dengan kehadiran sosok gadis salihah yang Akash lihat.
"Ck! Seperti biasa tidak pernah percaya sama anaknya sih!" balas Akash.
"Bukan begitu, Nak. Mama sama Papa sebagai orang tua juga ingin melihat kamu menikah dan kami mau segera menimang cucu dari kamu. Kalau kamu belum mendapatkan calon istri Mama sama Papa mau menjodohkan kamu dengan anak dari klien Papa," jelas Anya dengan lembut, dia tahu bagaimana menghadapi putranya itu.
"Sudah kaya Siti Nurbaya dijodohin segala. maaf yah, Ma, bukannya aku menolak perjodohan dari Papa dan Mama, tapi aku mau mencari istriku sendiri. Tolong jangan paksa aku," tolak Akash tegas.
Fauzan dan Anya sangat tahu sifat keras putranya seperti apa. Tambah dipaksa pria itu akan tambah berontak. Obrolan mereka tidak berakhir kalau Anya tidak mengajak suaminya keruang makan untuk menikmati makan siang mereka.
Akash pun langsung masuk kedalam ruang kerjanya yang ada di rumah itu, dan menolak ajakan makan siang sang mama dengan alasan kalau dirinya sudah makan tadi sebelum pulang.
Di dalam ruang kerjanya, pria itu meletakan ponsel dan kunci mobilnya diatas meja kemudian dia menjatuhkan dirinya diatas sofa yang ada ditengah ruang kerjanya, sambil memijat pangkal hidungnya Akash tidak habis pikir masih ada pemikiran seperti itu jaman sekarang, menjodohkan anak mereka seakan anaknya itu jelek dan susah dapat jodoh. Seseorang memilih hidup sendiri itu bukan berarti mereka jelek atau kurang bergaul, bisa jadi memang karena mereka terlalu memilih atau sibuk dengan karier seperti Akash saat ini sampai dia lupa waktu.
Otaknya terus berpikir keras bagaimana mencari wanita yang tadi dia lihat di Masjid tadi. Tangannya langsung meraih ponsel yang tergeletak dimeja berdampingan dengan kunci mobilnya. Akash menghubungi seorang pria dan dia meminta orang tersebut mencari sosok yang Akash maksud.
Ajudan yang ditelpon Akash merasa kebingungan mencari sosok gadis yang dimaksud Bosnya itu. Pasalnya tadi dia tidak bersama sang atasan, jadi dia tidak melihat gadis seperti apa yang dimaksud. Melihat saja tidak bagaimana mencari tahu kehidupan gadis itu. Karena perintah mau tidak mau ajudan itu menurut dan berusaha sebisa mungkin mencari jejak gadis misterius sang Boss.
Karena sudah tidak ada mood lagi untuk kembali kekantor, Akash masuk ke dalam kamarnya dan berganti pakaian kerjanya yang formil menjadi pakaian santi di rumah. Celana pendek dan kaos putih polos pakaian santai Akash di rumah saat ini.
Ketika dia keluar kamarnya, Akash berpapasan dengan salah satu pelayan dirumahnya. Dia menanyakan keberadaan kedua orangtuanya dan si pelayan menjawab kalau tuan dan nyonya besar sudah pergi setelah makan siang mereka. Akash sangat paham akan kesibukan kedua orangtuanya itu.
***
"Bagaimana?" tanya Akash ditelpon pada seseorang di sana. Setibanya di taman belakang rumah dia menghubungi kembali ajudannya dan berharap mendapatkan kabar baik.
"Be-belum, Pak bos," jawab orang itu terbata karena takut di omeli oleh Akash karena dia belum mendapatkan info apapun dari sana. Bagaimana bisa mendapatkan info dalam waktu dua jam.
"Ck! Dasar gak berguna! Cepat cari dan kabari saya info sekecil apapun," bentak Akash ditelpon pada ajudannya, mendengar suara bariton Akash saja si ajudan sudah gemetaran takut bakal dipecat kalau kinerjanya tidak beres.
"Siap, Pak boss," jawabnya.
Akash langsung mematikan ponselnya tanpa memberi ucapan salam penutup atau apapun juga.
"Apa besok aku kembali kesana pada jam yang sama? Siapa tahu bertemu lagi dengannya." Monolog Akash dengan tangan sibuk memutar-mutar ponselnya menggunakan jemarinya.
Tidak terasa waktu terus berjalan, suara Adzan Maghrib kembali berkumandang memanggil umat muslim untuk beribadah menghadap Tuhannya. Hati Akash kembali mencelos mendengarnya, pasalnya hati kecil berkata 'Sholat' sedangkan pikirannya berkata 'Malas'.
Drrrttt ...
Drrrttt ...
Ponsel Akash tiba-tiba berdering dan bergetar, mengetahui ponselnya berbunyi Akash langsung mengambilnya di saku celananya dan menjawab panggilan dari nomer asing itu.
"Pak Boss, ini saya." Suara ajudan Akash terdengar diseberang sana.
"Iya, ada apa?" balas Akash.
"Saya dapat info tentang gadis yang Anda maksud itu ternyata dia hanya pengunjung Masjid saja dan sempat Sholat di sana lalu pergi," ucap ajudannya, pria itu memberikan penjelasan sedetail mungkin pada atasannya, namun tidak akurat. Karena gadis yang dia maksud bukannya pengunjung tapi justru pemiliknya, anak dari pemilik Masjid megah tersebut.
"Tau nama dan dimana dia tinggal?" tanya Akash.
"Maaf Pak Boss, saya tidak dapat info lebih dari itu karena tidak ada orang lain yang mengenalnya di sana, sepertinya dia hanya kebetulan lewat dan mampir saja," jelas sang ajudan.
Akash langsung mematikan panggilan telponnya karena merasa kesal dengan informasi yang diberikan ajudannya tadi.
Pria itu berfikir ulang dengan rencananya besok mau kembali ke sana, kalau gadis itu hanya lewat dan numpang Sholat di sana untuk apa Akash datang ke sana dan menunggu dia datang toh gadis itu belum tentu lewat sana lagi dan Sholat di Masjid itu lagi.
Karena perasaannya menjadi kesal seketika, Akash menghubungi temannya mengajak bertemu disebuah club malam ini.
Setelah selesai makan siang, dan para pelayan itu merapihkan semua piring bekas tamu mereka makan dan kembali membersihkan meja itu. "Jadi begini, Pak Akash. Saya punya lahan luas di suatu daerah perkampungan yang mau saya buat pesantren. Saya mau ada pondok khusus santri. Santriwan dan Santriwati terpisah," ujar Ahmed langsung pada Akash tanpa basa basi."Apakah ada design khusus yang Anda inginkan?" tanya Akash."Oh tentu, saya ingin bangunan yang bernuansa islami pastinya tapi saya membebaskan Anda untuk gambar design nya karena saya tau Anda pakarnya. Saya banyak lihat hasil karya Anda di internet. Bangunan yang Anda buat selalu menakjubkan," puji Ahmed.Ahmed menceritakan semua ide yang ada dipikirkannya, dan Laudia mencatat semua keinginan kliennya. Akash menyimak dengan seksama semua ide-ide yang Ahmed utarakan padanya. Sebagai arsitek dia harus memahami keinginan kliennya terlebih dahulu baru dia bisa membuat design gambarnya.Rapat ini lebih membahas konsep bangunan yang Ahm
Setibanya di Restaurant yang bernuansa Timur Tengah itu, mobilnya berhenti tepat didepan pintu lobby. Sebagai seorang supir Pak Rusdi tidak hanya menyetir tapi dia bertugas membukakan pintu mobil majikannya, Akash dan Laudia keluar dari mobil setelah pintu mobilnya terbuka.Pria paruh baya itu menundukkan kepalanya pada Akash, pasalnya walaupun usia mereka terpaut jauh tetap saja statusnya Akash adalah majikannya yang memberinya pekerjaan dan penghasilan hingga dia dapat menghidupi dan menyekolahkan putra putrinya sampai kejenjang perguruan tinggi. "Makasih, Pak," ucap Laudia saat dia sudah keluar mobil sedangkan Akash langsung saja berjalan masuk kedalam Restaurant itu.Rusdi tersenyum tipis membalas ucapan Laudia, karena sudah biasa baginya menghadapi sikap Akash yang seperti itu dan hanya Laudia saja yang selalu mengucapkan kata terima kasih atau sedikit berbincang saat dalam perjalanan.Setelah memastikan tidak ada yang dibutuhkan oleh Akash dan Laudia, Rusdi itu kembali melajuka
Beberapa hari kemudian,Karena kesibukannya Akash melupakan sosok wanita soleha yang dia lihat dulu. Saat ini fokusnya bukan pada gadis itu karena banyaknya proyek yang masuk membuat dirinya tidak ada waktu walaupun sedikit untuk memikirkan soal sosok itu.Tok!!!Tok!!!Tok!!!Laudia mengetuk pintu ruang kerja Akash sebelum dia masuk kedalam."Permisi, Pak. Saya mau menyampaikan kalau tadi sekretaris dari Pak Ahmed menghubungi dan meminta waktu Pak Akash untuk bertemu Pak Ahmed," ucap Laudia."Ahmed Bakhtiar Abinaya pengusaha yang terkenal dermawan itu?" tanya Akash karena seingatnya dia pernah membaca artikel disalah satu majalah bisnis tentang nama itu."Iya benar, Pak.""Mau apa dia?""Info dari sekretarisnya Pak Ahmed mau memakai perusahaan kita untuk membangun pesantrennya tapi beliau mau bertemu langsung dengan Anda, Pak," jelas Laudia. Akash menghela nafasnya setelah mendengar penjelasan Laudia yang panjang. Seharusnya hal ini bukan ranahnya lagi, dia bisa saja mengirim orang
Malam ini Akash kembali berada disebuah club bersama salah satu temannya yang biasa dia ajak bersenang-senang jika dia membutuhkan hiburan.Mengetahui Akash datang semua wanita berlomba-lomba merayu agar dapat bersama CEO itu walaupun hanya satu malam saja.Didalam sana Akash merasa bebas dan bahagia karena dia bisa bebas bersenang-senang, minum, rokok, joget dan ngobrol ditemani beberapa wanita. "Gue punya cewek cantik, spesial buat loe malam ini," ucap Wildan teman baik Akash yang biasa dia ajak ke club.Kali ini Akash tidak seperti biasanya, walaupun sedikit mabuk pria itu menolak wanita yang ditawarkan Wildan untuknya. Jari telunjuk Akash terangkat dan bergerak ke kiri ke kanan menolak. Kening Wildan sampai mengernyit dalam, baru kali ini sahabatnya itu menolak wanita. Biasanya juga dia yang meminta Wildan mencarikan seorang wanita untuk menemaninya sampai pagi menjelang dan berakhir di ranjang."Loe kapok sama Rissa?" ledek Wildan, dia kira Akash trauma dengan kejadian wanita te
Dengan kecepatan mobil sportnya itu, Akash tiba dirumahnya hanya dalam hitungan setengah waktu dari biasanya dia tempuh dengan mobil biasa miliknya yang lain.Sesampainya di dalam rumah, kedua orangtuanya memintanya duduk karena mereka berdua sudah menunggunya sejak tadi."Papa mau tanya, kapan kamu menikah?" tanya Fauzan dengan wajah serius dia menatap putranya menunggu jawaban yang tepat dari Akash.Kedua alis Akash menyernyit dalam, dia kira ada kabar apa sampai kedua orang tuanya itu mengirimnya pesan agar segera tiba dirumah, tidak tahunya dia hanya mendapatkan pertanyaan konyol yang dilontarkan sang ayah seperti biasa."Gak ada pertanyaan yang lebih berbobot dari ini?" tanya Akash kesal pasalnya dia sudah ngebut dari Kota sebelah agar dapat tiba secepat mungkin sesuai keinginan ayahnya."Ini sangat penting untuk kami, Nak," jawab Anya sang ibu angkat."Ma, aku akan menikah kalau ketemu dengan gadis yang sesuai kriteria yang aku mau," jawab Akash lembut pada ibunya."Tapi kriteri
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments