Share

Bab 766

Author: Camelia
Yanti hanya bisa tetap mengulurkan tangannya dengan canggung. Melihat Jose masih belum menerima kopinya, senyumannya pun perlahan-lahan memudar. Dalam sekejap, suasana di sana pun terasa canggung.

Saat Yanti hendak menarik kembali tangannya, Jose akhirnya sudi mengangkat tangannya dan menjepit kopi yang disodorkan Yanti dengan jemarinya yang panjang. "Terima kasih."

Suara Jose memang enak didengar.

Saat mendengar nada rendah itu, ekspresi Yanti yang tadinya sudah mulai muram pun langsung kembali tersenyum. "Sama-sama."

Jose mengernyitkan alis dan melirik sekilas ke arah gelas kopi di tangannya, lalu menyesapnya sedikit.

Melihat Jose meminum kopi itu, senyuman Yanti makin cerah.

"Pesawatnya sudah akan berangkat, ayo kita pergi," kata Yanti sambil mendekat ke sisi Jose. Melihat Jose tidak menolak sikap ramahnya, dia pun makin berani mendekat. Melihat Jose tidak menolak keramahannya, dia lebih mendekati Jose lagi.

Jose mengalihkan pandangannya ke arah Aura sejenak, lalu menganggukkan kepa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Abigael Joostensz
pliss thor mw tw perasaan jose buat aura dn aura juga , jdi jangan mutar"
goodnovel comment avatar
Dimas rengga permana Firmansyah
skrg malah meladeni Renald aduhh cari mati
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Bagus lah kalo ada yg suka sm Jose dan mengejar nya. Biar Ura bs lepas dr Jose. Dan segera beritahu kakek Parvish soal hubungan nya sm Jose di masa lalu. Jgn dadak2 an kakek parvish tau. Bisa sakit dia. Minta maaf dl aja. Baru cerita kan.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 766

    Yanti hanya bisa tetap mengulurkan tangannya dengan canggung. Melihat Jose masih belum menerima kopinya, senyumannya pun perlahan-lahan memudar. Dalam sekejap, suasana di sana pun terasa canggung.Saat Yanti hendak menarik kembali tangannya, Jose akhirnya sudi mengangkat tangannya dan menjepit kopi yang disodorkan Yanti dengan jemarinya yang panjang. "Terima kasih."Suara Jose memang enak didengar.Saat mendengar nada rendah itu, ekspresi Yanti yang tadinya sudah mulai muram pun langsung kembali tersenyum. "Sama-sama."Jose mengernyitkan alis dan melirik sekilas ke arah gelas kopi di tangannya, lalu menyesapnya sedikit.Melihat Jose meminum kopi itu, senyuman Yanti makin cerah."Pesawatnya sudah akan berangkat, ayo kita pergi," kata Yanti sambil mendekat ke sisi Jose. Melihat Jose tidak menolak sikap ramahnya, dia pun makin berani mendekat. Melihat Jose tidak menolak keramahannya, dia lebih mendekati Jose lagi.Jose mengalihkan pandangannya ke arah Aura sejenak, lalu menganggukkan kepa

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 765

    Melihat Aura turun dari lantai atas dengan mengenakan setelan kasual sederhana, Yanti yang sudah berdandan rapi tersenyum puas. Aura memang tidak berdandan, tetapi justru itu yang membuat Aura terlihat makin cantik. Dengan setelannya yang elegan, dia pun bangkit dari sofa dan mengeluh dengan kesal, "Aku sudah menunggumu lama sekali. Tidurmu benar-benar nyenyak sekali ya."Mendengar perkataan itu, Aura melirik jam di pergelangan tangannya dan berkata, "Baru jam tujuh. Janji kita dengan orang dari Alatas Heir itu jam sembilan."Yanti mendengus. "Kita ini mau bahas kerja sama, tentu saja harus tunjukkan ketulusan kita. Masa harus orang lain yang selalu tunggu kita."Melihat ekspresi Yanti yang sudah tidak sabar dan juga penampilan Yanti yang begitu sempurna, Aura langsung tahu gadis ini bukan memedulikan kerja sama dengan Alatas Heir. Kelihatan jelas, Yanti lebih memedulikan Jose.Saat melihat sepatu hak tinggi dan setelan elegan Yanti yang sempit, Aura ingin mengingatkan penampilan Yanti

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 764

    Melihat sikap Yanti yang begitu perhatian pada Jose, Aura merasa campur aduk. Perasaan ini aneh dan sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Nggak, hanya sopirnya."Mendengar jawaban itu, Yanti mendengus. "Aku sudah bilang, mana mungkin Jose sendiri yang mengantarmu. Tapi ...."Yanti mengernyitkan alisnya, lalu melanjutkan, "Tadi kamu dan Jose sedang apa?"Aura hanya menatap Yanti dan diam. Melihat sikap Yanti, jelas Yanti bertekad untuk mendapatkan Jose. Padahal mereka berdua baru pernah berbicara sebentar, tetapi kini nada bicara Yanti seolah-olah Jose sudah menjadi miliknya. Dia tertegun sejenak, lalu menjawab, "Ya, hanya mengobrol."Setelah mengatakan itu, Aura hening sejenak. Setelah berpikir, dia akhirnya tidak tahan lagi dan berkata, "Jose itu orangnya nggak sesederhana kelihatannya. Kalau kamu cuma mau main-main dengannya, aku sarankan kamu sebaiknya segera urungkan niatmu."Bisa dibilang, ini sebuah peringatan dari Aura untuk Yanti karena Jose

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 763

    Namun, Marsel yang berdiri di sampingnya seolah-olah tidak melihat ekspresi Aura. Dia menoleh ke arah Aura dengan tanpa ekspresi, lalu berkata, "Nona Aura, aku perlu mengingatkanmu, perjalanan dari sini ke Keluarga Kusuma itu jaraknya sekitar satu jam perjalanan dengan mobil. Kalau kamu mau jalan kaki ...."Marsel menundukkan kepala dan memperhatikan sepatu hak tinggi Aura sejenak, lalu melanjutkan, "Mungkin besok pagi kamu baru bisa sampai ke rumah."Aura mengernyitkan alisnya. Mendengar perkataan itu, jelas Marsel memang berniat untuk menghalanginya. Sama seperti Jose, orang-orang di sekitar Jose ini memang pandai menyulitkannya. Dia tersenyum sinis dan berkata, "Kamu ini memang orangnya Jose, gaya kalian bertindak benar-benar sama persis."Mendengar perkataan itu, Marsel tidak marah dan tetap tersenyum."Nona Aura benar. Tapi, Pak Jose melakukan semua ini demi kebaikanmu," kata Marsel sambil menganggukkan kepala dengan nada yang tulus dan tegas.Namun, di telinga Aura, ucapan Marsel

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 762

    Jose mengangkat kepala dan menatap Aura dengan tatapan muram yang membuat orang tidak bisa menebak apa sebenarnya sedang dipikirkannya. Dia baru saja hendak mengatakan sesuatu saat melihat Aura merasa agak takut, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengernyitkan alis, lalu menoleh ke arah ponsel yang diletakkan di meja teh.Saat mengikuti arah pandangan Jose, Aura melihat nama yang mencolok di layar ponsel Jose yaitu Sherly. Cahaya ponsel Jose yang menyala terlihat menusuk mata karena lampu di dalam ruangan itu tidak terlalu terang.Jose menggertakkan giginya, lalu menoleh pada Aura. "Kamu sudah boleh pergi."Saat mengatakan itu, Jose mengangkat tangannya dan jelas hendak meraih ponselnya.Melihat itu, Aura menggigit bibirnya. Dia akhirnya tetap tidak mengatakan apa-apa, hanya berbalik dan melangkah pergi dengan sepatu hak tingginya. Namun, baru saja melangkah dua langkah, dia mendengar suara Jose yang dalam dan pelan."Halo."Aura merasa suara Jose sangat enak didengar. Namun, n

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 761

    Jose mendekati Aura sampai embusan napasnya yang hangat dan lembap mengenai daun telinga Aura. "Nih, katakan padanya sekarang kamu sedang bersama siapa."Aura mengangkat kepala dan menatap Jose, tetapi dia tidak langsung berbicara.Jose menyipitkan matanya dan menatap bibir Aura yang bengkak dan memerah karena ciumannya, lalu tersenyum dengan makin sombong. Dia mengernyitkan alisnya. "Nggak mau bilang? Atau mau aku biarkan dia dengar sendiri apa yang sedang kamu lakukan?"Saat mengatakan itu, suara Jose sangat pelan. Embusan napasnya yang hangat mengibaskan rambut di telinga Aura sampai membuat telinga Aura merasa geli dan hatinya terasa seperti bergetar.Begitu mengatakan itu, tangan Jose pun menyelinap masuk ke dalam pakaian Aura dan memegang bagian terlembut dari Aura dengan mudah. Dia selalu tahu di mana letak kelemahan Aura.Dalam sekejap, wajah mungil Aura pun memerah. Padahal Jose yang memulai semua ini, tetapi tatapan Jose tetap tenang dan ekspresinya dingin serta tegas. Saat t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status