No 59. Holy Soul FireKota mati terjadi pertarungan dua kekuatan jiwa, Dewa Lou tidak menyangka bisa bertemu teman lamanya immortal Boros dari dunia persilatan di benua kaisar, teknik bertarung dua sosok hampir sama karena berasal dari sekte tapak langit dan memiliki guru yang sama, begitu juga dengan gaya bertarung. Disisi lain Lan Shi, Luna, dan Mei Mei menonton pertarungan di kota mati."Teknik Terlarang… Gerbang Kematian!" teriak Immortal Boros."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Gerbang kematian berwarna hitam melesatkan ribuan pedang terbang, dewa Lou merapalkan segel tangan."Gerbang Dosa!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Gerbang emas turun dari langit dan langsung membuat serangan immortal Boros berbalik ke arahnya."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Immortal Boros muncul di belakang melancarkan tendangan "Penghancur!"Dewa Lou merendah kuda-kuda menghindari serangan dari belakang, setelah itu mengangkat kaki immortal Boros, jarum emas memasuki kaki immortal Boros, tanpa sadar dewa Lou sudah
No 60. Mo Sin ( Ahli Strategi Tersembunyi )Semua penduduk sudah melakukan perjalanan menuju kota mati, mereka juga membawa biji-bijian untuk ditanam kembali, Angsi dan Jia Jilin membawa beberapa pasukan untuk mengawal penduduk desa, semua orang bergerak pada waktu malam hari agar tidak menimbulkan kecurigaan musuh, di bawah rembulan malam Lan Shi duduk bersama putrinya Mei Mei, dua sosok terlihat akur dengan candaan."Ayah… setelah aku besar, aku pastikan tidak ada orang yang bisa melawanku!""Mei Mei, kamu harus latihan!" "Tentu saja, apa lagi aku sudah mendapatkan warisan kakek Lou…!""Haha… jangan sombong begitu, kamu masih belum bisa mengalahkan Zhi Xiang!""Hanya saja badannya terlalu besar, waktu itu aku hampir mematahkan kakinya!""Haha… jangan, kalau ibu Venessa marah bagaimana?""Biarkan saja!"Helena berjalan menghampiri Lan Shi "hei… kapan kamu akan berangkat menuju kota pohon kehidupan?""Iya, ini aku akan segera berangkat!""Ayo!"Helena menarik gaun Mei Mei "Eh… gadis
No 61. Mengatur StrategiLima hari berlalu di kota pohon, Lan Shi dan Mei Mei mendapatkan kabar dari prajurit di penginapan, kalau kekuatan pangeran Yao Zhi cukup kuat dan memiliki banyak pertarungan tingkat tinggi, dua sosok berjalan di alun-alun, tidak berapa lama mereka bertemu dengan Mo Sin, pria paruh baya berlari menghampiri Lan Shi dan Mei Mei."Tuan, aku sudah menyelesaikannya!""Cepat sekali, sekarang dimana sayap itu?""Ada di rumahku, ayo kita kesana!""Em!""Hore… sekarang aku bisa terbang!" Empat sosok berjalan menuju kediaman Mo Sin, tidak butuh waktu lama mereka sudah dirumah kayu, Mo Sin mengajak dua sosok di sampingnya untuk memasuki ruangan khusus, setelah berada di dalam terlihat sepasang sayap terbuat dari kain, kerangka terbuat dari logam emas, di bagian sayap kanan dan kiri terlihat sebuah tabung kecil sepanjang 30 cm."Ini apa?" tanya Lan Shi."Oh, ini senjata rahasia yang berisi 300 jarum emas setiap tabung ini, tekan tombol tengah di bagian dada, setelah itu
No 62. Strategi Pihak Pangeran Yao ZhiHelena meminta Dewi Yu untuk pergi ke dunia persilatan, ia akan menjemput tiga jendral perang dan pasukannya, sebelum itu Helena sudah menandai beberapa titik yang menjadi incarannya. Satu hari berlalu, Dewi Yu dan Luna sudah melakukan perjalanan menuju dunia persilatan, di teras rumah Lan Shi duduk bersama Helena, dua sosok mengobrol sambil melihat Mei Mei bermain."Lan Shi?""Iya?""Apakah kamu masih ingat dengan nama wanita Freya?""Tentu saja?" "Setelah perang surga terjadi, aku mengambil wilayah kerajaan Mu, saat tiba disana aku tidak melihat ada satupun prajurit, aku juga tidak melihat keberadaan Freya!""Waktu itu dia meninggalkan pertempuran dengan satu kapal yang berisi prajurit pemberontak, aku tidak ragu mereka pergi kemana?""Aku juga tidak tahu kemana wanita itu, sedangkan benua-benua di belahan dunia hanya ada beberapa wilayah!""Kemana dia? Dia bilang setelah perang ingin menemuiku, tapi sampai sekarang tidak terlihat?""Aku tau d
No 63. Kegaduhan tiga Jendral dunia persilatanPangeran Yao Zhi memberikan sumberdaya kepada pihak pangeran Wu Ming, ia memberikan satu permintaan yaitu meminta Wu Ming menyerang kota logam, tapi pangeran Yao Zhi sebenarnya berencana untuk mendapatkan kota pedang yang dikuasai pangeran Wu Ming. Semua pihak di benua kaisar mengalami krisis sumberdaya, kecuali pihak Lan Shi dan pangeran Yao Zhi."Helena, aku merasakan gejolak darah suci… mungkin tidak lama lagi ada musuh yang akan datang!" ucap Lan Shi."Itu bagus, aku ingin melihat siapa yang berani bermain-main!" "Maksudnya?""Lan Shi, semua pihak mengalami krisis sumberdaya? Hanya orang bodoh yang akan melakukan penyerang tanpa persiapan… orang yang akan datang menyerang kota ini? Pastinya orang yang di permainan oleh satu pihak lain, dan orang yang mempermainkannya pasti memiliki tujuan, kemanapun mereka melangkah? Disitulah jejak kaki terlihat!" Lan Shi berkeringat dingin "Bagaimana kamu mengetahuinya!"Helena melepaskan cangkir
No 64. Serangan musuh di kota logamKota Logam semua orang melakukan persiapan untuk menahan serangan yang akan datang, Helena memiliki firasat kalau ada musuh yang menyerang kota logam, gerbang kota terbuka sepenuhnya untuk memancing musuh bergerak tanpa berpikir, di depan gerbang sudah di siapkan jebakan khusus yang bisa menewaskan kelompok paduan musuh dalam satu kali gerakan.Semua prajurit bersembunyi di atas gerbang kota, mereka akan bergerak sesuai perintah dari Helena, di pesisir pantai Angsi menunggu kedatangan pasukan dunia persilatan, agar tidak menimbulkan kecurigaan musuh, Angsi akan membawa semua orang melewati jalur hutan, sebelum itu? semua pasukan yang berjaga di kota mati sudah diperintahkan untuk kembali ke kota logam. "Lapor… semuanya sudah siap!" "Tunggu perintah dan tetap berjaga!" ucap Helena."Baik!"Di kursi singgasana kayu Lan Shi dan Mei Mei duduk sambil mengobrol."Ayah… aku ingin ikut bertarung!""Sayang, kamu tetap disini… diluar banyak musuh!""Iya!"J
No 65. Jendral Seno & Jenderal Kun (Gelombang Keuda) Pertempuran gelombang pertama terjadi begitu singkat, 1000 pasukan yang dipimpin Jenderal Gurun tewas begitu saja terkena jebakan ranjau dari dalam tanah, sekarang dua jenderal di pihak Pangeran Wu Ming mulai bergerak mengatur pasukan, gelombang kedua tersebut membuat Helena memperlihatkan wajah serius, Jia Jilin mengerti apa yang harus dilakukan."Jia Jilin… sekarang mereka berjumlah lebih banyak, gunakan mesin panah dan bidik di bawah gerbang kota, letakan juga tepat di tengah gerbang kota, satu lagi? perintahkan prajurit untuk membunuh musuh yang sudah melewati gerbang kota!" perintah Helena."Baik!" Jia Jilin mengibarkan dua bendera kecil berwarna merah, saat itu juga semua prajurit bergerak sesuai rencana. Disis lain jenderal Kun dan Jenderal Seno menarik pedangnya."Pasukan… Serang!""Serang…!" teriak 2000 prajurit. "Surang….!"Beberapa prajurit melompat dari kuda dan membiarkan kuda masuk melewati gerbang kota logam."Tida
No 66. Dentingan pedangPertempuran sudah terjadi, semua orang dari pihak Lan Shi memulihkan kondisi selagi dinding batu masih berdiri, sudah tiga jam Mei Mei membantu Tong dengan cara mengalirkan energi api jiwa, wajah anak perempuan terlihat pucat karena kelelahan, prajurit berlarian menaiki gerbang kota, beberapa sosok kuat sudah bersiap untuk bertempur habis-habisan."Ayah… aku sudah tidak kuat lagi.. energiku hampir habis!"Lan Shi melihat ke arah Tong "setelah ini, bawa Mei Mei kerumah!""Baik!" Lan Shi memunculkan panah emas "pasukan… bersiap!""Hoi… teriak 100 orang!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" dinding batu hancur.Semua orang menarik anak panah, Tong membawa Mei Mei ke kediaman."Lepaskan, aku mau bertempur!""Jangan, kamu akan mati… pulihkan energimu dahulu!""Baiklah!"Gerbang kota kembali memanas, Lan Shi dan semua orang terus menarik anak panah untuk menghabisi musuh yang ingin memanjat gerbang kota, pangeran Wu Ming melihat ke arah beberapa sosok kuat."Siapa yang