Share

6.

Keesokan harinya....

Mila tiba di rumah besar nan mewah milik Leon tepat pukul sepuluh seperti di peraturan nomor dua. Mila yakin jika Leon tentunya sudah pergi bekerja, dan itu terbukti ketika Mila masuk ke dalam rumah dan tak menemukan siapapun alias sepi.

Tempat yang pertama kali Mila tuju adalah ruang makan, ia melihat meja makan dan membuka tudung saji yang ternyata sudah kosong. Itu artinya telur orek buatannya sudah di makan oleh sang majikan.

Mila mendelik ke arah wastafel saat melihat dua piring kotor dan satu gelas kotor yang sepertinya bekas minum kopi. Dan Mila kembali mendelik saat matanya menatap secarik kertas yang tertempel di depan pintu kulkas.

Hai Mila, keponakan Bi Marsiah. Selamat datang di rumah saya. Semoga kamu betah bekerja disini ya.

Terima kasih untuk makan malam yang lezat dan super sederhana, orek telur buatan kamu sangat enak. Benar-benar ide yang good disaat keadaan genting, bukan?

Oke, stop berbasa-basi. Hari ini pergilah berbelanja semua kebutuhan yang diperlukan. Dan ingat, pilihlah bahan-bahan makanan yang sehat dan bergizi. Mengerti?

Dan oh ya, saya sudah menaruh uang tunai di ranjang tempat tidur saya. Kamu pergunakanlah sebaik mungkin, jika kurang tinggal bilang saja ke saya. Oke?

Dan, ah iya satu lagi. Sepertinya ada maling yang meminum minuman sehat saya di dalam kulkas. Tolong kamu cek dan selidiki ya. :)

Leon Prakasa.

Kedua mata Mila membulat sempurna saat membaca kalimat terakhir yang Leon tuliskan.

Maling minuman sehatnya di dalam kulkas?

Astogeh! Apa Tuan Leon tau ya kalau aku yang minum minuman sehatnya? T-tapi darimana dia tau? batin Mila panik.

"Cctv?" gumam Mila mendongak ke atas mencari sesuatu benda tersembunyi yang mungkin saja sengaja Leon taruh.

"Tidak ada," gumam Mila lagi mendesah lirih. Ia pun kembali mencoba melihat ke segala arah demi mencari benda pengintai itu.

Tidak mungkin gak ada, kalau nggak darimana Leon bisa tau? Konyol sekali jika pria bang**t itu cenayang atau keturunan sejenis peramal atau dukun.

Tapi dasarnya tidak ada ya tetap tidak ada, Mila sampai lelah sendiri mencari benda itu.

Jadi itu artinya tuan muda Leon benar-benar cenayang? Aissh, terkutuklah engkau pria menyebalkan!

****

Mila menyusun semua bahan-bahan makanan yang sudah ia beli di pasar. Menatanya secantik dan serapih mungkin ke dalam lemari pendingin. Sesuai permintaan Leon yang meminta bahan-bahan makanan yang sehat dan bergizi saja.

Mila pikir bahan-bahan makanan ini bisa cukup sampai dua minggu ke depan, berhubung karena Mila hanya memasak makan malam untuknya saja itu artinya lebih banyak menghemat bahan-bahan makanan.

Uang tunai yang diberikan Leon untuknya berbelanja pun masih bersisa. Mila yang jujur pun mengembalikan uang sisa belanja tadi tanpa mengambilnya sepeserpun.

Setelahnya Mila pun mulai memasak. Malam ini dia ingin membuat sesuatu yang sedikit spesial, ya setidaknya bukan makanan sederhana seperti kemarin.

Ada tiga menu masakan yang akan Mila olah untuk makan malam Leon, dan untuk itu Mila berusaha berkonsentrasi tinggi agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan.

Mila tidak ingin baru bekerja dua hari sudah mendapatkan penilaian buruk dari sang majikan. Mila juga tidak ingin mengecewakan bi Marsiah dan nyonya Kartika. Dan untuk itu Mila berusaha memberikan yang terbaik dan mengabdi setulus hatinya untuk tuan muda Leon Prakasa.

Mila tersenyum sembari terus fokus memasak. Sejujurnya Mila mulai sedikit penasaran akan sosok sang majikan. Ingin rasanya ia melihat wajah Leon walau hanya dari foto saja pun tak masalah.

Namun sayangnya, tak ada satupun foto Leon di rumah ini. Walau Mila sampai lelah setengah mati pun mencarinya, foto Leon tetap tidak ada.

Hah, pria itu benar-benar hebat menyembunyikan jati diri dan wujudnya. Segitunya amat Leon malunya sampai foto satupun dia tak ingin memajangnya di dinding tembok rumah.

Sekitar satu jam Mila baru selesai menyiapkan makan malam untuk Leon. Ia melihat jam yang kini sudah menunjukkan malam hampir tiba.

Mila segera menyelesaikan semuanya, menata dan menghias serapih mungkin masakannya di atas meja. Mila kembali menutup masakannya dengan tudung saji, setelah itu ia mencuci semua peralatan masak yang kotor dan kemudian pulang.

Selang sekitar tiga puluh menit Mila pergi Leon pulang, ia memerkirakan mobilnya ke garasi setelah security membukakan pintu pagar.

Ia masuk dengan penampilannya yang seperti biasa, berbeda setiap akan pergi bekerja dengan pulang bekerja. Hei, itu sesuatu yang wajar. Pergi rapih dan pulang kusut juga berantakan. Tentu saja itu karena banyaknya pekerjaan yang menumpuk.

Leon melangkah masuk ke dalam kamarnya dan segera membersihkan dirinya. Sepuluh menit kemudian Leon telah selesai dan lekas memakai pakaian santainya dengan cepat.

Perut Leon terasa keroncongan, terbukti dari cacing-cacing yang terus berontak meminta jatah makan malam. Saat Leon ingin melangkah, ekor matanya menangkap sesuatu di atas ranjang.

Leon mengambilnya dan terkejut, uang yang Leon duga dari sisa belanja yang tak terpakai. Dan ada sebuah note singkat di samping uang itu.

Tuan, itu adalah uang sisa belanja hari ini. Saya tidak ada mengambil sedikitpun uang itu Tuan, sumpah.

Terima kasih.

Mila :)

Leon menyipitkan matanya saat membaca kalimat terakhir isi dari note Mila. Kenapa wanita itu terlihat ketakutan seperti akan dituduh mencuri saja sampai pakai sumpah segala lagi.

Menggelengkan kepala Leon sedikit mengulum senyum gelinya, tentang arti emot tersenyum seperti terpaksa yang Mila buat di notenya

Leon menaruh note itu di nakas samping ranjang dan lalu ia beranjak keluar dari kamar menuju ruang makan. Membuka tudung saji karena rasa penasaran yang tak bisa ia tahan.

Matanya berbinar menatap tiga menu masakan modern yang sepertinya enak. Leon segera menarik kursi dan mulai menyantapnya dengan lahap.

Dan seperti sebelumnya masakan Mila enak. Tidak, bahkan sangat enak. Leon sampai menghabiskan semua makanan itu dengan lahap.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status