Hari ini hari pernikahanku, hari yang dulu tak pernah aku ambil pusing, karena namanya sudah dicatat di kepalaku sejak aku kecil. Anna Federica, keturunan dari Anya Maria cinta sejati opaku, namun kini aku gugup sekali, karena aku tidak lagi menikahi sebuah nama, aku menikahi wanita yang aku cintai.
Tetapi sejak hari itu dia marah padaku, berbicara seperlunya karena aku tidak memperbolehkan dia pulang ke rumahnya, atau ke kantor. Aku takut kehilangannya, bodohnya aku, karena benar-benar sudah jatuh cinta padanya, pria itu belum pergi juga walau sudah dipindah, bagaimana jika dia tiba-tiba datang dan membawa Anna pergi?
Walau kami tidur tetap bersama, aku tak lagi menyentuhnya, dia menjadi dingin seperti es. Bahkan hari ini ketika di
Aku telah resmi menikah. Pernikahannya sungguh indah, gaunku sangat cantik, tamu-tamu yang datang sungguh bahagia, aku pun bisa dikatakan bahagia? Aku akhirnya menikah dengan orang yang aku cintai? Atau… yang aku pikir aku cintai?Setelah mengurungku secara paksa dalam tiga hari, aku tidak tahu apakah aku mencintainya atau tidak, atau memang tubuhku yang bodoh ini yang hanya selalu merespon sentuhannya, tapi hatiku sendiri aku tak mengerti.Yang aku tahu saat kami mengucapkan janji dan saat dia memasukkan cincin ke jemariku, aku bersungguh-sungguh, aku benar-benar akan setia dan hanya cinta kepadanya, namun kini saat semua selesai dan kami hanya berdua di kamar, aku kembali membencinya, membenci suami karena dia sudah menahanku dengan segala kemewahan yang dia bisa berikan, tapi aku tahu statusk
Aku segera memakai baju dan mengeringkan rambutku. Aku keluar dari kamar baju dengan takut-takut, tapi ternyata sumber ketakutanku tak beralasan. Aku hanya menatap ruangan kosong dan tempat tidur yang kosong, tak ada wajah tampannya yang biasa menungguku disana.Selama tiga hari tidur bersama, walaupun kami tidak berbicara namun dia selalu disana, di sisi kiri tempat tidur, dan saat aku naik tempat tidur dia langsung menarikku dan kami tidur saling berangkulan. Betapa nyamannya pelukannya, aku memeluk tubuhku sendiri.Kini itu hanya bayangan saja, hatiku mencelos, aku yang mendorongnya pergi mengapa kini malah aku mencarinya. Aku duduk di meja rias berusaha berkonsentrasi untuk memakai pelembab yang Daniel sarankan untukku, namun hanya memakai pelembab saja aku tak bisa berkonsentrasi, aku malah menja
Aku keluar dari ruang baju dengan kesal, bagaimana perasaannya bisa berubah begitu cepat? Aku tahu dia mencintaiku, tadi saat kami mengucap janji, lalu aku menciumnya, aku merasakan balasannya, sama seperti hari-hari yang lalu, namun mengapa gayanya begini dia sekarang?Aku melihat tempat tidur kami, ...tempat tidurku, semua ini milikku, dasar wanita tidak tahu diri, dia harusnya bersyukur menikah dengan seorang Ethan Samuel, bukannya malah menghindari ciumanku! Aku menyentuh bibirku tanpa sadar, cih dasar brengs*k l! Aku keluar dari kamar, aku tak mau tidur bersamanya malam ini.Aku naik ke atas kembali ke kamarku waktu kecil dan duduk disana merenung. Lalu walaupun aku tak mau, aku kembali teringat akan kata-kata opa, Anna dari ke
Aku keluar dengan kepalaku yang terasa berputar, karena aku kurang tidur, aku tak pernah begadang, malah sepertinya kemarin adalah pertama kalinya aku tidak tidur semalaman, aku hanya tidur saat dia datang memelukku, namun sepertinya itu hanya mimpi, karena saat aku terbangun, di sebelahku hanya angin yang dingin.Dengan hati yang hancur aku masuk ke ruang tengah yang kosong, aku kembali seperti melihatnya di dapur membuat sarapan, aku tidak ada selera makan, lalu aku memeriksa kamarnya tapi dia ternyata sudah tak ada disana, hatiku mencelos, dia benar sudah pergi, suamiku benar-benar telah meninggalkan diriku? Dasar penggila kerja.Aku berjalan gontai kembali ke ruang tengah dan melempar diriku ke sofa.
Walau sudah kedua kalinya dalam waktu singkat, rasanya aku tidak pernah puas dengan tubuhnya, tubuhnya yang lembut itu meresponnya dengan sempurna, Anna, ooh Anna, aku bisa gila jika harus berjauhan dengannya. Aku masih mengagumi kecantikannya yang murni, hanya dengan mengenakan pakaian dalam bergambar kartun babi, dia berhasil menggodaku, wajahnya yang polos kini tertidur pulas di dadanya.Aku mengingat ciuman pertama mereka yang disaksikan Leona, hmph... bukan bukan itu ciuman pertama kami, ciuman pertama kami adalah di tempat tidur ini, ciuman curian Ethan. Aku mendengus geli mengingat itu, ternyata saat itu pun aku sudah jatuh cinta padanya, bahkan lebih jauh ke belakang, saat melihatnya menangis untuk opa saat pertama kali melihatnya, jantungku sudah berhenti berdetak saat matanya menatapku.Aku memandang istriku dengan penuh cinta, dia mendengkur pelan, dengkuran yang membuatn
Aku menatap wajah tampan suamiku, desah napasnya masih terdengar, pertanda dia masih pulas tidur, inti tubuhku sakit setelah bertarung berulang kali, sebenarnya aku ingin istirahat lebih lama namun setiap dia kembali menyentuhku, tubuhku bereaksi diluar kemauanku. Aku bahkan menjerit memalukan semalam, aku tidak tahu dari mana asal suara itu, tapi ternyata aku bisa bersuara aneh seperti itu.Aku lalu berusaha melepaskan pelukannya dari tubuhku, rasanya hangat dan nyaman dalam pelukannya tapi aku mau berkemih."Kamu mau kemana?" Dia ternyata terbangun karena gerakanku. Matanya masih terpejam namun dia mengeraskan pelukannya di pinggangku menahanku agar aku tak bisa pergi kemana-mana. Tak lama aku merasa gerakan tangannya yang mu
Aku tak mengerti apa yang ada di kepala wanita itu, aku pikir aku telah menenangkannya tadi, aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk menyenangkan hati Anna, aku sudah mengantarnya ke rumah mamanya yang sumpek, bahkan berbasa basi untuk mengajak wanita tua itu tinggal bersama kami, dan aku bersyukur karena dia tidak mau, dia terlalu menempel dengan barang-barang di rumahnya. Aneh buat apa menjaga barang rongsokan itu?Tapi kini istriku kembali termenung saat kami di mobil menuju bulan madu kami? Apa yang harus lakukan? Wajahnya yang cantik terlihat lelah dan sayu? Rambutnya yang indah dia ikat asalan. Sepertinya Anna harus di make-over, tidak bisa istri dari CEO berdandan terlalu biasa seperti ini, walau dia tetap luar biasa cantik."Sayan
Aku terbangun saat Ethan tersentak kaget, dia memasang alarm? Siapa yang memasang alarm saat sedang berbulan madu, tapi ternyata suamiku begitu. Aku menyipitkan mataku yang masih perih, percintaan kami semalam masih menyisakan rasa pegal-pegal di tubuhku.Ethan segera mematikan alarm sedangkan aku masih meletakkan kepalaku di dadanya, aku mengeratkan pelukanku. Tapi dia menggeserku pelan agar aku tak terbangun, dia mau kemana?"Kamu mau kemana?" Aku duduk di pinggir tempat tidur ketika dia berdiri. Dia menoleh dan tersenyum, tubuhnya yang kekar membuatku kembali ingin menyentuhnya, dia kembali dan mengecup keningku."Aku harus kerja." Apa? Kerja? Dia kerja di hari kedua bulan madu kami? Aku mendengus kesal. Kala