Home / All / My Boyfie is Wolf Alpha / Si Paling Tampan

Share

Si Paling Tampan

Author: Nona_El
last update Last Updated: 2022-06-24 11:16:48

Pertemuan pertama yang singkat itu masih mengena di benakku. Mengingat namanya yang terdiri dari sembilan huruf, telah menjadi kebiasaan, kala menjelang tidur. Aku suka melukis, semenjak beberapa hari belakangan. Ruangan kosong di atas loteng, kujadikan sebagai ruang pribadi dengan sejuta imajinasi.

Kesibukan yang kujalani, prioritas utamanya adalah melupakan Kay. Pria yang pertama kali menggores hati itu, tak akan pernah mendapatkan maaf dariku. Jujur, aku masih tidak ingin membuka hati, tetapi semesta seakan menunjukkan bahwa, Lucerlah obat dari segala perih itu.

"Nona Phire, ada seseorang yang menjadi benalu di perusahaan Anda. Saya dengar, dia menghabiskan banyak uang investasi, untuk biaya kuliah selingkuhannya." Nona Kim–kepala pengelola Phireec Group bagian keuangan, meletakkan buket bunga mawar hitam, di atas meja riasku.

Aku yang sibuk melukis wajah seorang pria tampan, seketika berhenti. Tak lama setelahnya, kuletakkan palet lukis, di atas meja kecil dengan ukiran batik. "Aku ingin pengkhianat itu merasakan akibat dari perbuatannya. Pinta Tuan Zelgan untuk menyelidiki orang itu."

Nona Kim mengangguk pelan.

"Siapa pengirimnya? Apakah dia menghina keluarga terpandang sepertiku? Kenapa dia mengirimkan mawar berwarna hitam seperti ini?" Aku meninggalkan lukisan setengah jadi, lalu mengambil buket itu dengan tangan kiriku.

"Maaf, Nona Phire, saya tidak sengaja menemukannya, di depan gerbang. Saya memungutnya, lantaran tidak terlihat siapa pun yang meletakkan di sana. Saya pikir itu mungkin dari penggemar Anda, yang mencintai Anda secara diam-diam," jelas wanita berusia 25 tahunan itu. Kemudian, high heelnya berjalan mengitari meja piano kuno, membersihkan bagian atasnya dengan tisu, lalu menunjukkan noda debu itu di depanku.

Aku membuang buket dari admirer secret itu. Salah sendiri tak menyampaikannya langsung. Lagian, siapa yang mau menerima hadiah, dari orang yang tak dikenal? Setelah menutup wadah sampah otomatis dengan kaki kanan, aku pun bertanya,

"Apakah ada yang salah dengan piano itu, Nona Kim? Kenapa menunjukkan bekas noda itu padaku?"

"Sebanyak apa pun noda, pasti ada banyak cara untuk membersihkannya. Bayangkan, jika ada bercak kotor di lantai, Anda akan membersihkannya dengan apa, Nona Phire?"

Aku mengernyitkan dahi. "Kain pel?"

"Selain kain pel, ada sapu dan juga beberapa alat lain, yang bisa menghapus noda. Begitu pula dengan pemberian yang dikhususkan untukmu, Nona Phire. Saya hanya mengajarkan, bagaimana caranya menghargai sesuatu dari orang lain. Selebihnya, tidak ada maksud khusus."

Aku masih belum paham dengan ucapannya. Karena tidak ingin terlihat bodoh, aku pun menimpal, "Ya, maksud Anda adalah jika seseorang ingin menyampaikan cinta, maka ada banyak cara untuk mengungkapkannya. Tidak terpaku hanya pada pemberian cincin, atau sekuntum bunga mawar saja. Benar begitu, kan?"

"Ya, seratus dengan grade A sempurna. Ternyata Anda sekarang telah memiliki banyak progresif, Nona. Mari rayakan kemajuan Anda, dengan berjalan-jalan di pasar Aluna!" tawar wanita dengan riasan natural itu.

Kebetulan hari itu adalah hari libur, makanya aku bersedia diajak berkeliling di sekitaran Kota Aluna. Di Pasar Lunafo, ada banyak masyarakat yang datang untuk sekedar berbelanja, ataupun berjualan di sana. Di antara banyaknya pedagang, ada salah satu toko pernak-pernik yang menarik perhatianku. Aku berjalan dengan anggun, mendekati penjual aksesoris itu.

"Maaf, Apakah saya boleh membeli salah satu dari gelang ini, Pak?" Aku mengambil sebuah gelang hitam, dengan mainan berbentuk seperti dua buah bulan sabit yang terbuat dari besi. Tampilannya yang simpel tapi berkesan, membuatku ingin membawanya pulang bersamaku.

Pria tua berperawakan kurus, berkulit sawo matang, bermata hijau muda, dan berambut hitam dengan beberapa uban yang mencolok itu berkata, "Ya, tapi Anda harus terdaftar sebagai pasangan kekasih abadi dulu, baru bisa memiliki gelang couple langka itu, Nona manis."

"Saya belum ketemu sama cinta sejati, Pak. Kalau beli satu mungkin tidak apa, kan?" Aku bersikeras untuk mempertahankan keinginanku. Bagaimana pun caranya, gelang itu harus menjadi milikku.

Akan tetapi, pria tua itu masih kuat dengan persyaratan awalnya. Entah apa, yang membuatnya tak kunjung menyerah. Aku mulai merasa jengkel.

Nona Kim yang bosan melihat pertengkaran kami, akhirnya turun tangan. Wanita muda itu bertanya dengan nada lemah lembut, agar tidak menyinggung perasaan pak tua di depan kami, "Kalau boleh tahu, kenapa harus terdaftar sebagai pasangan abadi, Pak?"

"Mitos di sini mengatakan bahwa, jika membelinya hanya satu gelang, maka kesialan akan menimpa orang itu. Jadi, mau tak mau, pasangan abadi Anda harus ikut membelinya. Saya tidak berbohong, kalau kalian berdua tidak percaya, coba tanyalah salah satu, atau beberapa orang pedagang lama di sini."

Aku muak dengan pernyataan konyol pria renta itu. Kuputar otak agar bisa mencari cara, untuk dapat membawa gelang itu pulang bersamaku. Sayangnya, pembeli di pasar itu tidak ada yang kukenali. Akan sulit, ketika tidak ada orang yang bisa diajak kerja sama. Apa sebaiknya aku pulang saja? pikirku, saat itu. Menyerah sajalah, lagian memaksakan diri juga tidak baik.

"Dia kekasih abadiku." Seorang pria yang lebih tinggi dariku mengambil dua buah gelang, dengan tatapan datar. Wajahnya seakan terang bak mentari, tetapi hatinya justru berbanding terbalik–dingin.

"Lucer? Ini beneran buat aku?" Mataku berbinar. Ah, dia ternyata hanya malu-malu, ketika bertemu denganku, beberapa hari yang lalu di kelas.

Tanpa menjawab perkataanku, Lucer langsung memberikan salah satu gelang itu padaku. Aku mengucapkan banyak terima kasih, meski tanpa timpalan balik darinya. Pria tampan idaman para wanita–Lucer Ford, adalah orang yang berhasil mengalahkan posisi Kay di hatiku. Ingin rasanya lebih dari menyapa, tetapi bibirku tak mampu berkata lebih dari, "Terima kasih".

"Nona Phire, apakah pria tampan itu pacarmu?" tanya Nona Kim sambil tersenyum.

Aku memegang erat gelang hitam itu. Perasaan bahagia bercampur aduk, ingin rasanya berteriak sekencangnya. "Entahlah, Lucer bukan tipe orang yang bisa dimiliki dalam waktu dekat."

Di perjalanan pulang menuju rumah bertingkat empat milikku, kami mampir ke sebuah toko kue terkenal di Kota Aluna. Menurut aplikasi rekomendasi tempat lunch, kue nastar milik Nyonya Sonya adalah yang terbaik.

"Nona, bukankah itu pria tadi?" Nona Kim berbisik pelan padaku. Dia mungkin tidak enakan, karena di samping kanan-kiri kami ada banyak pengunjung.

"Siapa?" Aku mengeluarkan beberapa lembar uang, dari dalam tas kecil milik mendiang ibuku.

"Arah jam dua belas, Nona." Nona Kim memberikan petunjuk melalui kode waktu.

Aku mencari orang yang wanita itu maksud. Setelah melihatnya, hatiku benar-benar patah. Aku tidak menyangka, Lucer juga pergi mengunjungi toko yang sedang mengadakan diskon besar-besaran itu. Hatiku rasanya mendidih, ketika menemukannya bersama dengan wanita bermata perak, berambut pirang bergaya wavy high volume, dan berwajah oval. Mereka terlihat sangat mesra.

Aku menggerutu di dalam hati, "Dasar si paling merasa tampan! Dia pikir, aku bakalan nyerah? Awas aja ntar, aku pasti bakalan balas kelakuan buaya darat itu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Semoga Bahagia!

    Aluna Gold Empires adalah satu-satunya ibu kota di Negara Rais yang memiliki kristal Ergon–sebuah benda yang dapat membangkitkan tenaga mesin otomatis tanpa bahan bakar. Semenjak Presiden Gama naik jabatan, aku mendapatkan tugas penting untuk kemajuan AGE (Aluna Gold Empires). Kehidupanku sebagai ibu rumah tangga, sekaligus tangan kanan Tuan Gama, menjadikan hari-hariku dipenuhi dengan kesibukan."Bagaimana jika minum teh di Taman Swifolges? Sudah lama kita nggak ke sana, Yang." Suara di telepon terdengar memelas. "Aku akan ambil cuti besok," jawabku."Selamat anniversary yang ke-lima tahun, Sayang."Aku menyeka setetes air mata yang turun menggunakan telapak tangan. "Maaf aku selalu nggak di rumah untuk kamu, Lucer. Gara-gara aku, kamu jadi nggak bisa ke mana-mana.""Aku paham kok. Oh iya, sudah dulu, ya? Aku harus masak bubur untuk makan malam. Cepat pulang, Sayang. Aku selalu merindukanmu." "Lucer?" aku memanggilnya lembut. Suara di seberang sana menyahut, "Kenapa, Sayang? Kamu

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Hujan Meteor

    Dua tahun setelahnya. Penurunan Tuan N sebagai kepala negara telah disetujui oleh para menteri. Aku menyaksikan banyak berita tentangnya di berbagai media. Semenjak dua hari sebelumnya, koran-koran yang dijual hanya terfokus pada pergantian presiden. "Ret, kamu udah bisa ngendaliin semuanya, kan?" Chel meletakkan sebuah mahkota besar di puncak kepalaku.Walaupun ragu, aku tetap menjawab, "Iya, aku udah bisa kok, Chel. Udah, kamu nggak usah khawatir sama aku, oke?" "Berapa banyak yang kamu undang?" Frey membuka pintu dengan keras. Dia terlihat tergesa-gesa. "Ret, kamu ngundang berapa banyak tamu?"Aku lelah untuk mengatakan jawaban yang sama padanya. Bagaimana bisa dia menjadi seorang pelupa ketika telah memiliki satu anak? Haduh! Semakin tua ternyata indera vampir makin melemah."Pernikahan ini private, Frey. Aku cuma ngundang teman-teman kita, dan beberapa yang lain." Aku memakai selop kaca seperti milik Cinderella.Mereka saling bertatapan satu sama lain dalam durasi yang cukup l

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Kecelakaan

    Ban mobilku tidak dapat diubah ke arah kanan. Sepintas cahaya terang, lalu aku tidak ingat apa pun lagi. Semuanya berasa kabur."Margaret, kamu harus sadar, Nak!" Suara yang mirip dengan Bunda Thea membangunkanku dari mimpi indah."Bundaaa!" Secara refleks tubuhku bangkit dari tidur. Rumah sakit? Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Ke mana cahaya itu? "Sayang, bunda udah nggak ada. Kamu lupa?" Tuan Robert yang berada di samping kembali menyadarkan tubuhku di ranjang."Aku melihat bunda, Yah. Dia yang bangunin Margaret dari mimpi indah. Padahal Margaret nggak mau pisah dari dia." Aku mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi sebelumnya.Pria yang mengenakan kemeja hitam kesukaan Bunda Thea itu, hanya bisa menganggukkan kepalanya. Nampaknya dia sudah lelah mengurusiku, yang selalu hidup dalam bayang-bayang masa lalu."Ayah, aku kecelakaan, ya?" "Enggak, Nak."Aku sontak terkejut. "Kalo aku nggak kecelakaan, kenapa aku ada di sini? Aku cuma pingsan doang, ya, Yah?""Enggak, Nak.

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Cinta Lain

    Menjalani pendidikan yang jauh dari keluarga, teman, dan juga kekasih, banyak sekali cobaannya. Aku sampai kewalahan, lantaran selalu mendapat surat cinta dari senior. "Aku suka sama kamu, Phire. Kamu mau nggak nikah sama aku?" Aku akui Varo sosok pria pemberani. Cara dia mengungkapkan rasa sudah lebih dari pengombal handal. Namun bedanya, dia langsung to the points–mengajakku untuk membangun masa depan dalam ikatan."Aku sudah punya kekasih, Var. Maaf, aku nggak bisa," aku menolak seraya berterus-terang. "Lucer Ford udah nikah. Kamu belum tahu, ya?"Plak!Reflek aku pun menamparnya, karena sakit hati mendengar bualan pria blasteran di depanku. Sudah ditolak, malah membawa kabar aneh. Dasar buaya!"Phire, aku seriusan. Kamu lihat aja sendiri ke Aluna, kalo emang kamu nggak percaya sama aku," katanya sambil menahan pedih di pipi."Lucer itu orangnya setia. Mau kamu ngomong atau nyampein berita hoax sama aku, aku nggak peduli!" ketusku. "Gimana kalo dia emang udah ada yang lain? Kam

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Kuliah

    Perselingkuhan .... Mendengarnya saja aku sudah tidak mau, apalagi membahasnya. Hubungan di masa laluku–Kay, mengajarkan banyak hal berharga, dan juga tidak. Bertemu dengan pria yang tak cukup satu wanita adalah pelajaran hidup paling berkesan.Kalau kata Tuan Robert, selingkuh memiliki tiga elemen: dua sebagai pelaku, dan satunya korban. Namun, semakin banyaknya kelebihan diri, biasanya seseorang makin bertingkah. Mengapa bisa kukatakan seperti itu? Kadangkala satu pelaku, dan korbannya banyak–lebih dari satu.Kesempurnaan adalah tolak ukur bagi si pemuja fisik. Begitu pula dengan si korban yang merasa ia adalah "rumah". Hubungan dijalin pada sebuah komitmen semu. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, mereka adalah dua orang yang sama-sama memanfaatkan."Kamu melamun lagi, Ret. Bosan, ya?" Lucer memecah kefokusanku untuk membuat status di media sosial.Aku berdecak sebal, "Ck! Orang diam aja dibilang bosan. Aku bertingkah dibilang mau nyari yang lain. Kamu kenapa, sih?""Pusing, mikirin ke

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Terkuaknya Perselingkuhan

    "A apa!? Lu Lucer orang kaya yang hartanya nggak bakalan abis-abis?" Setelah mengucapkan pertanyaan tanpa harus dijawab itu, Lionel tidak sadarkan diri di lantai. Kak Regard menolong, lalu membawanya masuk ke dalam rumahku.Seisi tamu undangan heboh karena dia pingsan. Salah sendiri kenapa dia bertanya begitu. Toh, aku menjawab sesuai kenyataannya saja. Mau diberi tahu isi saldo Lucer pun dia mungkin takkan kuat. Gaji kepala sekolah menurutku lumayan besar, belum ditambah bonus keaktifan kerja. Lucer dan Regard hanya tinggal bertiga, dan bisa membeli apa pun. Kenapa orang kaya iri dengan kasta yang sama? "Kamu kenapa pake acara pingsan-pingsan segala, sih?" Reona memercikkan air dingin dari gelasnya ke wajah Lionel. Pria yang semula terbaring, begitu disiram keseluruhan barulah terbangun. Dia basah kuyup, termasuk sofaku. "Kok Lionel bisa pingsan? Gimana ceritanya?" Lucer yang tidak melihat kejadian, hanya bisa kebingungan mencari jawaban di antara gelak tawa."Tadi, kan, Si Marga

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Kerja Apa?

    Necia memberikan sesuatu yang tidak bisa kukembalikan. Apa yang ada di dalam sana membuatku menangis diam-diam. Hari sudah mulai pagi, aku harus cepat menyeka air mata di kedua pipi. Kotak yang berisi tentang harapan sedari kecil kututup kembali. Raja Harry adalah orang yang mudah bergaul. Namun, mungkin ayah lupa, jika Raja Oise pernah menolongnya, semasa perang besar terjadi. Berabad-abad lamanya, bangsa elf murni maupun campuran hidup berdampingan dengan banyak golongan. Wilayah Swifolges adalah tempat yang sangat kaya akan sumber daya, terutama bunga-bungaan. Oleh karena itulah, pertempuran besar terjadi.Ayahnya Raja Oise–Kakek Kenneth, memiliki reputasi baik di sejarah Swifolges, berbeda jauh dengan putranya. Jika saja waktu bisa diputar kembali ke kanan, mungkin Ratu Jingga akan menyesali keputusannya.Berbohong itu tidak baik. Menutupi kebohongan dengan kebohongan lain akan memperbanyak masalah. Kekuatan elf mampu menutupi aib. Ratu Jingga pernah menikah dengan Raja Oise, l

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Hadiah Dari Necia

    Aku membuka banyak kado yang terus dikirim oleh Lucer ke rumah. Kurir yang sama agaknya kelelahan karena terus bolak-balik. Aku penasaran, kenapa Lucer menjahili tukang antar barang, dengan membeli satu per satu dalam waktu yang berbeda-beda?"Semua ini dari Lucer, Yah. Aku nggak tahu, sih, kenapa dikirim nggak sekaligus?"Tuan Robert mengambil gunting, berniat membantuku. "Punya dendam pribadi apa pacarmu itu sama kang kurir, Nak? Ayah sampai pusing lihat mereka ke sana-kemari cuma nganter satu per satu paket kiriman Lucer."Punya pacar yang bisa membeli banyak barang tanpa melihat harga, itulah aku. Beruntung sekali, bukan? Uang bagi Lucer mungkin hanya lembaran tak bernilai.Aku menggelung rambut panjangku. Cukup sulit melakukan aktivitas, ketika mahkota manusia itu tergerai. Esok harinya adalah hari penting bagi Tuan Robert dan Nyonya Thea. Mereka menggelar pesta besar di dekat rumahku. Ya, ada panggung besar di samping kanan kediaman Phire. Malam itu, para tamu mungkin akan seg

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Suprise

    Mungkin dia kembali hanya untuk berpamitan. Kemudian, pergi selamanya. Aku mendengkus kesal, setelah mengisi banyak tugas catatan kelas matematika. Di dunia ini ada banyak yang datang, lalu pergi. Juga, ada yang singgah, dan menetap. Kita tidak bisa memaksakan, bagaimana hatinya meminta apa yang akan dilakukan ke depannya.Ya, dunia memang penuh dengan plot twist. Di mana kejadian yang sebelumnya kadang masuk planning, bisa keluar kapan saja. Kuucapkan banyak terima kasih pada punggung yang enggan berbalik arah lagi. Tenang saja, payung yang kubawa masih cukup tegar melawan badai kenyataan."Ret, besok pesta pernikahan Nona Kim dan Tuan Robert, kan?" Chel tiba-tiba mengingatkannya lagi. Duh! Padahal aku susah-susah melupakannya.Aku menjawab dengan malas, "Iya, besok pagi-pagi. Kamu nggak mau datang?""Enak aja! Mulutmu minta disumpal pakai bakso goreng, ya? Asal aja nuduh orang yang enggak-enggak." Chel mengeluarkan dompet berbentuk domba. "Nih, kalo kamu mau jajan!" Kemudian, membe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status