Share

CHAPTER 84

Penulis: MarniHL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-08 23:36:40

"Bagas! Gas!" Arin mencari keberadaan Bagas karena saat dia bangun tidur, Bagas sudah tidak berada di sampingnya.

Arin memeriksa semua ruangan yang ada di dalam rumah, tapi tidak menemukannya. Apa mungkin dia sudah berangkat ke kantor? Tapi kenapa Bagas sama sekali tidak meninggalkan pesan kalau dia sudah berangkat? Tidak seperti biasanya. Arin menghubungi Bagas, namun ponselnya tidak aktif.

Arin menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Tidak mungkin Bagas buru-buru ke kantor karena takut terlambat, bukan? Apalagi jam masuk kantornya adalah jam delapan pagi.

Arin berpikir sejenak. "Oh, atau mungkin dia lagi mau ketemu klien kali, ya? Makanya dia berangkat pagi." Arin akan mencoba menghubunginya kembali ketika jam makan siang nanti. Agar tidak mengganggu waktu kerja Bagas.

***

"Bagas?"

Bagas yang baru memasuki sebuah mall menoleh. "Ela."

"Ngapain lo di sini? Kok sendirian aja? Gak sama Arin?" tanya Ela beruntun.

"Lagi ada urusan. Arin lagi di resto."

"Oh iy
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • My Cold Husband   CHAPTER 89

    Arin sedang berada di supermarket untuk berbelanja beberapa kebutuhan bulanan. Saat sedang mengantre di kasir, dia melihat seorang perempuan yang tampak tidak asing baginya."Totalnya jadi sembilan ratus ribu.""Bentar ya, mbak." Perempuan itu membuka tasnya hendak mencari dompet. Namun, wajahnya berubah panik karena tak kunjung menemukan dompetnya. "Duh, dompet gue kok gak ada?"Arin mencoba mengingat-ingat perempuan itu dan akhirnya dia pun mengingatnya. Benar, perempuan itu adalah adik Brian."Em, permisi."Perempuan itu berbalik menoleh pada Arin."Kamu adiknya Brian, ya?""Iya. Mbak .....""Saya Arin. Kakaknya Aaron yang waktu itu nyerempet mobil kamu.""Ah iya, aku Sarah. Salam kenal, mbak.""Sorry, tadi kalau gak salah dengar kamu lupa bawa dompet, ya?""Iya, aku tadi buru-buru mungkin ketinggalan.""Ya udah, saya yang bayar aja, ya.""Eh, gak usah, mbak. Ngerepotin. Nanti aku telfon kak Brian aja biar dia yang bayarin.""Udah gak papa, saya bayarin dulu. Kamu bisa ganti nanti.

  • My Cold Husband   CHAPTER 88

    "Gas, aku mau nanya.""Mau nanya apa, sayang?""Kamu ngomong sama Brian soal kado yang dia kasih ke aku?"Bagas yang sedang menyandarkan kepalanya pada bahu Arin seketika mengubah posisinya. Pasti Brian memberitahu Arin. Untuk apa juga Brian memberitahu Arin? Apa dia sengaja agar Arin marah padanya?"Dia ngomong sama kamu?"Arin mengangguk.Bagas berdecak. "Kenapa dia harus bilang sama kamu?""Ya mungkin biar aku tahu soalnya kamu pasti gak akan bilang ke aku.""Oke, aku minta maaf karena gak bilang ke kamu, tapi aku ngelarang dia juga karena aku gak nyaman. Aku sengaja ngomong langsung ke dia biar dia ngerti dan bisa jaga jarak dari kamu. Apalagi kamu itu istri aku."Arin mengangguk. "Oke, aku ngerti kalau kamu gak nyaman dan milih buat ngomong sama Brian, tapi lain kali kamu bilang ke aku, ya? Aku agak kaget aja karena tahu dari Brian bukan dari kamu.""Iya, aku janji gak bakal gitu lagi. Kamu gak marah sama aku, kan?" tanya Bagas."Selama kamu gak berlebihan ya aku gak marah."Baga

  • My Cold Husband   CHAPTER 87

    "Pagi pak Bagas." Bagas yang sedang jogging menoleh pada Brian.Brian tersenyum, sedangkan Bagas menatapnya datar. 'Kenapa harus ketemu dia sih?' batin Bagas tidak suka."Sendirian aja, pak? Gak sama Arin?""Kenapa? Pengin ketemu istri saya?" tanya Bagas sinis."Gak, saya cuma nanya. Soalnya Arin kan biasa ikut jogging. Makanya saya agak bingung aja tumben pak Bagas jogging sendirian. Biasanya Arin yang sendirian.""Istri saya lagi sibuk bikinin sarapan buat saya. Jadi hari ini gak bisa jogging dulu." Bagas menghentikan langkahnya sejenak ketika ponselnya berdering. Senyum Bagas mengembang karena Arin yang meneleponnya."Halo sayang.""Iya, ini bentar lagi aku balik kok. Bye, sayang." Bagas menaruh kembali ponselnya di saku celana.Bagas beralih menatap Brian sembari tersenyum miring. "Saya duluan, ya. Istri saya udah telfon suruh pulang buat sarapan."Brian hanya mengangguk.Baru beberapa langkah, dia berhenti dan kembali menghampiri Brian. "Saya mau nanya satu hal. Anda kasih kado

  • My Cold Husband   CHAPTER 86

    "Rin, kok belum tidur? Udah larut, loh." Bagas kembali ke kamar setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan kantornya di ruang kerja.Arin yang baru selesai membuka semua kado yang dia peroleh hari ini menatap Bagas sembari tersenyum. "Iya, ini baru mau tidur kok.""Kamu jangan kebanyakan begadang. Nanti sakit," ucap Bagas."Harusnya aku yang ngomong gitu sama kamu kali. Aku juga baru hari ini begadang karena excited buat unboxing kado-kadonya." Arin terlihat senang."Kan masih bisa besok unboxing nya.""Iya, tapi aku gak sabar plus penasaran juga. Apalagi kado dari kamu."Bagas segera mendekati Arin. "Kamu suka kado dari aku?" tanyanya penasaran.Arin pura-pura berpikir sebelum menjawab agar membuat Bagas makin penasaran dengan jawabannya. "Em, suka gak ya?""Kamu gak suka, ya?" Arin tertawa kecil melihat wajah Bagas yang tampak sedih karena berpikir dia tidak menyukai kado pemberiannya. "Suka kok. Malah aku suka banget. Aku malah heran kamu kok bisa tahu yang aku pengin? Padahal aku k

  • My Cold Husband   CHAPTER 85

    "Orang-orang pada ke mana, sih? Tumben banget mereka semua gak ada di rumah." Arin bergumam heran.Saat ini dia sedang berada di depan rumah orang tuanya, hendak mengantarkan makanan dalam rangka ulang tahunnya, tapi ketika dia mengetuk pintu rumah tidak ada satupun yang membuka pintu. Arin sudah mencoba menghubungi mereka, tapi tidak ada satupun yang menjawab. Sebelum dia datang ke rumah orang tuanya, Arin sudah sempat singgah ke rumah orang tua Bagas dan hasilnya pun sama. Mungkin kalau mereka tidak ada di rumah Arin masih mewajarkan hal tersebut, tapi di antara mereka semua tidak ada yang bisa dihubungi. Tentu ini membuatnya heran sekaligus bingung. Karena tidak biasanya seperti ini."Gue pulang aja, deh." Arin kembali masuk ke dalam mobil. Dia berharap ketika tiba, Bagas sudah lebih dulu tiba di rumah. Sehingga mereka bisa makan malam bersama dihari ulang tahunnya.Arin tidak mengharapkan Bagas akan memberikannya kejutan ataupun hadiah. Diberikan ucapan saja Arin sudah senang, kar

  • My Cold Husband   CHAPTER 84

    "Bagas! Gas!" Arin mencari keberadaan Bagas karena saat dia bangun tidur, Bagas sudah tidak berada di sampingnya. Arin memeriksa semua ruangan yang ada di dalam rumah, tapi tidak menemukannya. Apa mungkin dia sudah berangkat ke kantor? Tapi kenapa Bagas sama sekali tidak meninggalkan pesan kalau dia sudah berangkat? Tidak seperti biasanya. Arin menghubungi Bagas, namun ponselnya tidak aktif.Arin menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Tidak mungkin Bagas buru-buru ke kantor karena takut terlambat, bukan? Apalagi jam masuk kantornya adalah jam delapan pagi.Arin berpikir sejenak. "Oh, atau mungkin dia lagi mau ketemu klien kali, ya? Makanya dia berangkat pagi." Arin akan mencoba menghubunginya kembali ketika jam makan siang nanti. Agar tidak mengganggu waktu kerja Bagas.***"Bagas?"Bagas yang baru memasuki sebuah mall menoleh. "Ela.""Ngapain lo di sini? Kok sendirian aja? Gak sama Arin?" tanya Ela beruntun."Lagi ada urusan. Arin lagi di resto.""Oh iy

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status