“Clarisa, Apakah kau sudah bangun?” Joana, mencoba memanggil Clarisa yang berada di kamar.
Clarisa yang mendengar, panggilan Joana pun, dengan perlahan dia mulai membuka matanya.
Joana kembali, memanggil Clarisa, “Clarisa bangunlah, kau harus makan!”
Clarisa perlahan bangkit dari tempat tidurnya, seraya berkata, "Iya, aku sudah bangun!”
Joana berkata, “Cepatlah, makanannya akan dingin jika kau terlalu lama.”
Clarisa berkata, "Aku, ke sana!”
Clarisa yang selesai mencuci mukanya, mencari-cari ponsel nya.
“Akh, celaka, aku meninggalkan ponselku di mansion Lukas.” Batin Clarisa.
“Christian, pasti khawatir!”
Clarisa berjalan keluar, seraya memanggil Joana, “Joana, dapatkah aku meminjam ponselmu sebentar?”
Joana berkata, “Apakah kau meninggalkan ponselmu di tempat Lukas?”
Clarisa menjawab, “Mmm, aku lupa meningga
Drrrtttt... drttt ponsel Lukas bergetar. Terdengar suara di seberang telepon begitu panik. “Halo presdir, di perusahaan terjadi sedikit masalah.” Lukas bertanya, “Apa yang terjadi?” “Ada sebuah virus, menyerang data Base perusahaan, dan itu seperti kanker.” “Setelah di hapus, akan ada lagi, dan lagi!” Ungkap seorang teknisi IT di perusahaan yang di naungi oleh Jian Group. Lukas sedikit berpikir, dia pun berkata, “Baiklah, aku akan melihat ke sana! Pertahankan pengamanannya.” “Baik presdir!” Lukas yang masih merasakan sakit di bagian perutnya, pun bersusah payah mengenakan pakaiannya. Dan di saat yang sama Dokter Anand masuk, untuk memeriksa keadaan Lukas. Dokter Anand bertanya, “Apa yang kau lakukan?” Lukas menjawabnya dengan enteng, “Aku akan pergi ke kantor, ada sedikit masalah di sana. Dokter Anand sedikit marah, dia berteriak pada Lukas di depan perawat, “YA! Kau sudah bosan hidup ya!”
Christian di turunkan di depan pintu masuk perusahaan, di sana dia menjadi pusat perhatian. Dalam batin Christian dia berkata, "Padahal aku sudah berusaha untuk tidak mencolok!” Semua karyawan yang berada di lobi, memandang Christian dengan takjub, walaupun tidak melihat wajahnya, semua orang tetap merasakan aura nya. “Bukankah anak itu tampan?” “Apakah dia salah satu Brand dari perusahaan ini?” “Wah, sepertinya dia sangat cocok untuk jadi model pakaian musim ini!” Tiba-tiba security menghampiri Christian, dia bertanya, “Hei, anak muda, apa uang kau lakukan di sini?” Christian dengan sopan menjawab, “Aku datang ke sini, karena ingin bertemu dengan ayahku!” Dalam batinnya security bertanya, “Siapa yang berani membawa anak, saat sedang bekerja?” Security kembali bertanya, “Siapa ayahmu? Ada keperluan apa? Sehingga kau datang menemuinya!” Dengan spontan Christian menjawabnya, “Karena aku akan pergi bermain
Christian di tarik oleh seorang dokter, dan perawat. Namun Christian menolak, bahkan dia memeluk kursi tunggu. “Tuan muda, Anda harus melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut!” Ucap seorang dokter. “Aku ingin berada di sini!” “Aku ingin menemani ayahku!” Christian berteriak, wajah nya di penuhi air mata. “Tuan muda, jika kau bersikap seperti ini, akan menghambat pemeriksaannya.” Dokter kembali mengingatkan Christian. Perawat, dan dokter kembali saling menarik dengan Christian. Christian memohon dengan sangat, pada dokter, “Aku mohon izinkan aku berada di sini! Aku mohon!” Dokter dengan putus asa kembali membujuk Christian, “Tuan muda, bukankah jika ingin menunggu, kepalamu harus di obati terlebih dahulu!” Christian kembali berpikir sejenak, dia pun berkata, “Aku tidak ingin pergi, aku ingin bersama ayahku!” Darah segar pun kembali mengalir di kepala Christian, dokter, dan perawat sedikit panik. “Darah
Tut... tut... tut... panggilan pun tersambung. “Pak kepala, ada yang ingin bertemu dengan Anda, di bangsal IGD!” Di seberang telepon pun terdengar, “Siapa yang sedang mencariku?” kepala rumah sakit bertanya. “Orang yang ingin bertemu Anda, bernama Raven Jiang!” Ungkap perawat. Kepala rumah sakit sedikit kaget, seraya berkata, “APA!!!” “Tuan besar? Aku akan segera ke sana!” Sang perawat pun sedikit kaget, kala mendengar teriakan dari kepala rumah sakit. Dengan tergopoh-gopoh kepala rumah sakit bersama dokter yang lain, menuju bangsal IGD. Raven Jiang sedang duduk di samping ranjang, memperhatikan dokter jaga yang lain mengobati, dan kembali menjahit luka Christian. Raven berkata, “Hati-hati, jangan membuat cucuku kesakitan!” Dokter jaga hanya menganggukkan kepalanya. Christian yang menyadari ekspresi tegang dokter jaga pun, dengan tersenyum lembut dia berkata, “Tenanglah, jangan gugup! Perla
“Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif!” Clarisa terus mencoba menghubungi nomor yang tadi menghubunginya, namun tetap tidak bisa. “Kenapa tidak bisa?” “Apa yang sebenarnya terjadi?” Clarisa terus menerus berbicara sendiri. Sopir taksi pun menjadi sedikit bingung melihat pelanggannya menangis. “Ayolah...!!!” Clarisa terus mencoba menghubungi nomor tadi. Jalanan sangat macet, bahkan mobil yang di tumpanginya tidak bergerak sama sekali. “Pak sopir, apa yang terjadi sekarang?” “Mengapa mobilnya tidak bergerak?” Clarisa bertanya dengan cemas. “Saya juga tidak tahu, nona!” “Sepertinya di depan sana, terjadi kecelakaan!” Ungkap sang sopir. Clarisa semakin khawatir. “Ini terlalu lama! Jika aku menunggu di sini!” “Bagaimana jika aku tak sempat menemui Lukas?” dirinya semakin tak terkendali. Pikiran-pikiran negatif pun bersarang di kepalanya. Jarak antara tempat nya berad
Saat di tengah perjalanan tiba-tiba saja perbaikan jalan, sehingga mobil harus berputar arah, padahal jarak ke rumah sakit 1 Km lagi. Dengan banyak pertimbangan Clarisa memilih turun dan kembali berlari menuju rumah sakit.“Nona, di depan ada perbaikan jalan! Sehingga harus berputar!” Ungkap sang sopir.Clarisa sedikit tersenyum seraya berkata, “Tidak apa-apa pak, lagi pula rumah sakitnya sudah dekat!”“Jadi saya turun di sini saja ya pak!” Clarisa turun seraya menyerahkan ongkos taksinya.“Ah, aku harus kembali berlari lagi!” Batin Clarisa.“Lukas jika kau berani meninggalkan aku, apa pun yang terjadi, aku akan menyeretmu dari neraka untuk kembali padaku!” Dengan kaki yang sudah terluka, Clarisa meneruskan perjalanannya.“Rasanya aku hampir mati! Kedua kakiku begitu sakit!” Ungkap Clarisa!Setelah berlari 15 menit, akhirnya Clarisa sampai di rumah sakit. Clarisa
Drrrttt... drrrttt... ponsel Conan bergetar. Terlihat dilayar ponsel Christian melakukan Video Call. Conan mencoba menjawab panggilannya, dan terlihatlah Christian dengan balutan perban di kepalanya. “Kakak! Akhirnya kakak menjawab panggilanku!” Seru Christian yang sangat bersemangat kala melihat, dan mendengar suara Conan. Conan sedikit cemas, kala melihat luka di kepala Christian, dia berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Christian tersenyum seraya berkata, “Ah ini, aku tidak hati-hati!” “Sehingga aku terjatuh, dan melukai kepalaku!” “Ya! Kenapa kau tidak hati-hati!” Conan sedikit marah pada Christian. “Aku kan sudah bilang aku tidak sengaja!” “Mengapa kakak malah memarahiku balik?” Ungkap Christian yang sedikit kesal. Conan yang melihat Christian menunduk, merasa sedikit bersalah pada Christian. “Baiklah, maafkan aku karena sudah membentakmu!” Conan berkata dengan menyesalnya. Christian
Clarisa duduk di ranjang sebelah Lukas, dia sedang menunggu dokter, dan perawat tiba, untuk mengobati kakinya yang sakit.“Ah,” Clarisa meringis kesakitan.“Apakah begitu sakit?” dengan sedikit cemas Lukas bertanya.Clarisa hanya menganggukkan kepalanya.“Tunggulah sebentar lagi mereka akan tiba!” Ungkap Lukas.Tak berselang lama, dokter beserta perawat pun tiba.“Baiklah nona Clarisa, mohon di lepas sepatunya!” ujar sang dokter.Clarisa mulai melepas sepatunya seraya meringis. Setelah di buka, terlihatlah luka di punggung kaki, serta ujung kuku nya, mengeluarkan darah.Pemandangan itu membuat mata sakit kala melihatnya.“Ah, ah, tak bisakah dokter sedikit lembut, saat membersihkannya?” Clarisa meringis kesakitan.Lukas yang melihat dan mendengar perkataan Clarisa pun mengeluarkan suaranya, “Lebih lembutlah pada istriku, dia sang