“Pihak kita sudah mencoba melacak penelepon yang menghubungi pihak kepolisian, tapi saat ini kami belum menemukan identitas orang tersebut. Kami juga menduga kalau si penelepon dan orang yang menyelamatkan Tuan Muda adalah orang yang sama,” ujar seorang pria yang mengenakan pakaian elit lengkap dengan jas hitam dan bersepatu kulit, dia tengah memberikan laporan kepada pemuda yang tengah duduk di balik meja kerja di hadapannya.
Suara guratan pena yang berasal dari arah pemuda yang tengah menulis sesuatu pada dokumen di hadapannya menjadi satu-satunya suara yang terdengar di dalam kantor yang lengang tersebut. Mereka saat ini berada di dalam gedung perkantoran utama Horizon Group, tepatnya ada di lantai atas dimana kantor besar milik presiden utama berada.
Melihat pemuda tampan yang duduk di kursi bos masih sibuk menandatangani beberapa dokumen pekerjaan di hadapannya, asisten pribadi yang bernama Felix pun meneruskan laporan yang dia terima dari pihak penyelidik.
Terima kasih sudah mampir dan juga membaca chapter ini
Saat pintu kamar terbuka, di sana telah berdiri seorang wanita paruh baya yang mengenakan seragam pelayan wanita berwarna merah muda pucat, sebuah celemek berwarna putih menutupi rok yang wanita itu kenakan. Wanita paruh baya itu terlihat terkejut ketika pintu kamar terbuka secara mendadak, bahkan tangan kanannya yang terangkat dan akan mengetuk pintu pun belum sempat ia turunkan. Suasana di sana terasa canggung, ekspresi tidak sabaran yang sedari tadi muncul di wajah pelayan wanita mendadak menjadi kaku sebelum rona merah pucat menghiasi wajahnya, namun rona tersebut hanya terlintas sebentar saja. Namun, mengingat kalau status Alex sekarang jauh lebih tinggi di Keluarga Klein, dia pun langsung mengubah ekspresinya dengan penuh hormat, itu pun ada mimik ogah-ogahan. Meskipun demikian, sorot mata pelayan itu masih tidak berubah, penuh dengan cemooh sebelum kemudian dia menundukkan kepala untuk menutupi kilatan emosi tersebut. Semua pelayan yang bekerja pada Ke
Perseteruan kecil yang terjadi karena intrik dari Sophie dan Nourma langsung Alex lupakan ketika dia ingat dirinya memiliki janji untuk bertemu dengan Vincent sore itu. Alex tidak tahu apa yang Vincent inginkan dari dirinya, tetapi mengingat informasi yang Alex miliki mengenai sosok tunangan yang misterius tersebut, Alex tahu kalau pemuda itu adalah tipe orang yang serius. Untuk itu dia yakin pertemuan mereka berdua pasti dilandasi oleh hal penting yang ingin Vincent sampaikan padanya. Apa mungkin Vincent menyesal telah menerima Alex sebagai tunangan dan setelah berpikir panjang pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan pertunangan ini? Pertanyaan itu tidak jarang muncul di dalam kepala Alex. Dia tidak salah bila berpikiran demikian mengingat hubungan yang mereka berdua miliki terkesan begitu dipaksakan. Untuk mendapatkan suntikan dana dari Horizon Group yang Vincent pimpin serta dukungan dari Keluarga Dietritch, Marius tanpa ragu memutuskan untuk “menjual”
Alex ingat betul apa yang terjadi ketika dia pertama kali datang ke dunia ini. Bisa dikatakan pengalaman yang Alex rasakan kala itu sangat tidak menyenangkan, dia yang baru saja mengalami kematian akibat kecelakaan badai kosmik di luar angkasa tiba-tiba mendapati dirinya berpindah tempat ke dunia ini. Sebelum Alex tahu betul apa yang terjadi, dia harus menghadapi hinaan dan cercaan dan kemudian seseorang mendorongnya ke arah kolam renang, membuat Alex hampir mati tenggelam. Sebelum Alex memiliki waktu untuk mencari dua orang yang membuatnya sengsara pada waktu dia pertama kali tiba di dunia ini dan membuat perhitungan dengan mereka, salah satu dari dua orang itu terlebih dahulu datang pada Alex. Bukankah ini namanya kesempatan manis yang jatuh di atas pangkuan Alex? Istilahnya seperti saat dia merasa mengantuk seseorang mengirim sebuah bantal pada Alex untuk tidur. Meskipun kapital yang Alex miliki saat ini tidak sebanding dengan orang itu, setidaknya dia bisa
Felix yang merupakan asisten pribadi Vincent mengantar Alex memasuki Menara Obsidian. Di dalam Menara Obsidian Alex bisa melihat dekorasi yang begitu mewah dan berkelas, mulai dari pemilihan cat yang begitu sederhana sampai lampu gantung Kristal yang tidak berkesan berlebihan. Siapapun yang mendesain tempat ini pasti memiliki cita rasa yang begitu tinggi. Tidak hanya dekorasi yang berkesan mewah dengan kelas tinggi tetapi tidak berlebihan, fasilitas yang ada di dalamnya pun juga merupakan kelas atas. Saat berjalan menuju ruangan pribadi milik Vincent di Menara Obsidian, tidak jarang Alex melihat beberapa pria dan wanita yang berpakaian formal serta elit berjalan melalui mereka. Ketika beberapa dari mereka melihat Felix, mereka pun langsung menyunggingkan senyuman sopan seraya menyapa pemuda itu. Meskipun Menara Obsidian adalah sebuah klub pribadi atau lebih tepatnya seperti klub malam, tetapi mengingat mayoritas pengunjung tempat ini adalah mereka yang memiliki statu
Ketika makan malam berlangsung, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun di antara mereka berdua. Baik Alex dan Vincent adalah tipe orang yang lebih menyukai diam ketika mereka menyantap makanan, terlebih lagi mereka berdua juga memiliki pemikiran masing-masing yang enggan diungkapkan kepada satu sama lainnya, untuk itu suasana makan malam yang terjadi di ruangan tersebut bisa dikatakan cukup hening. Meskipun mereka berdua memilih untuk diam dan berkonsentrasi dengan apa yang mereka kerjakan, tidak ada kecanggungan yang terjadi di antara mereka berdua. Apa yang mereka lakukan terkesan sangat normal seperti mereka sudah melakukan itu berkali-kali, ada sebuah sepemahaman yang tidak terucap akan tetapi terlaksana dengan baik di antara Alex dan Vincent. Alex yang kali ini merasa makan cukup banyak menemukan perutnya sudah terasa kenyang, untuk itu dia meletakkan sendok dan garpu yang dia pegang di atas piring sebelum kemudian mengambil segelas air putih untuk menyegar
Bila ada orang lain yang lewat ruang tengah kediaman Keluarga Klein, mereka pasti mengira kalau di sana ada dua buah kubu yang saling bermusuhan. Kubu pertama terdiri dari Olivia dan Sophie, sementara kubu kedua adalah kubu terdakwa yang hanya berisikan Alex. Mereka tidak terlihat seperti sebuah keluarga, akan tetapi lebih mirip seperti orang-orang yang saling bermusuhan dan ingin menjatuhkan satu sama lainnya, atau seperti itulah apa yang terlihat dari ekspresi milik Olivia. Wanita itu tidak lagi seperti seorang ibu yang seharusnya berlaku hangat ketika berhadapan dengan anak-anaknya, Olivia mirip seperti orang yang tengah berhadapan dengan orang yang sangat dia benci. Dan orang yang mendapatkan ‘perhatian spesial’ dari Olivia tersebut adalah putri kandungnya sendiri. Kubu pertama terutama Olivia terlihat niat sekali mencari-cari kesalahan Alex dan membuat gadis itu jatuh ke dalam masalah, bahkan hal sekecil apapun tidak luput dari mata Olivia yang terlampau jeli. K
Suara ketukan keyboard komputer yang berirama terdengar di dalam kamar itu. Penerangan kamar yang sedikit temaram sama sekali tidak mengganggu si pemilik kamar yang kini tengah duduk tepat di hadapan dua buah layar komputer di hadapannya, sepuluh jari lentik miliknya pun menari dengan lincah di atas keyboard untuk mengetik rumusan kode rumit di sana. Pembawaan Alex yang tenang dengan sepasang mata yang fokus menghadap ke arah dua layar komputer sama sekali tidak menunjukkan kalau semalaman penuh dia tidak berubah posisi dari sana. Beberapa kali kedua mata Alex berpindah dari layar komputer ke light brain dan kemudian gadis itu mentrasfer data-data penting yang dia simpan di light brain sebelumnya ke komputer yang kini tengah dia gunakan. Penulisan ulang data untuk mengaktifkan sistem keamanan versi sederhana dari teknologi generasi pertama itu hampir selesai. Untuk menyempurnakan serta mengujinya Alex tinggal menulis beberapa algoritma yang sudah di
‘Wanita’ yang bernama Ann Fitz itu adalah seorang desainer pakaian kelas dunia, semua gaun yang dia desain selalu menjadi sensasional dan diburu oleh banyak orang. Para artis dan wanita kaya yang memiliki pengaruh besar ingin meminta Ann untuk membuatkan gaun untuk mereka, bahkan mereka tidak segan untuk mengeluarkan jutaan dollar banyaknya agar Ann mau memenuhi permintaan mereka. Sayangnya Ann itu adalah orang yang selalu mengikuti kata hatinya sendiri, dia hanya memenuhi permintaan kalau dia mau saja, ditampar dengan uang sebanyak apapun dia tidak akan mempedulikan hal itu. Meskipun Alex tidak mengerti akan dunia fashion maupun dunia hiburan di dunia ini, gadis itu pernah mendengar nama Ann yang selalu disandingkan dengan prestasi dengan sensasi yang Ann miliki. Karena itulah Alex tidak merasa asing ketika Ann datang berkunjung dan mengatakan kalau dia adalah desainer yang Vincent minta untuk mendesain gaun pengantin untuk Alex. Yang membuat Alex takjub di sini ada