Share

PERNIKAHAN

Author: TantriMariana
last update Last Updated: 2024-07-09 00:44:37

Seminggu berlalu setelah Jonathan mengatakan Tabitha akan menikah hari ini. Semenjak Tabitha mulai mencari tau latar belakang calon suaminya. Semenjak itu pula tak ada kabar dari Arthur. Dia pikir pernikahannya akan batal namun khayalannya hanya sebatas menjadi hayalan. Karena ternyata setelah seminggu menghilang, pernikahan ini tetap diadakan oleh pihak Arthur.

Alhasil Tabitha pun hanya bisa menurut dan memikirkan masalah sekolahnya. Pernikahan akan diadakan jam 10 pagi, dan sekarang masih pukul 08.36 itu artinya dia masih bisa kabur. Tapi jika dia kabur akankah orang tuanya selamat?

Akhirnya ia pun menuruti permainan Arthur.

Pukul 09.45 WIB.

Rombongan mempelai pria sudah datang dengan menggunakan berbagai super car, entahlah Tabitha merasa akan di nikahi oleh pangeran Inggris jika melihat rombongan Arthur.

Arthur keluar dari mobil mewahnya, dan langsung memasuki rumah keluarga Smith. “Dimana calon istriku? Dia tidak kabur kan?" tanya Arthur dingin.

"Dia ada di kamarnya bersama istriku."

"Bagus kalau begitu," ucap Arthur

Arthur sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mendekati Jonathan. “Dengar Mr. Smith, saya sudah mengerahkan seluruh pasukan saya untuk mengepung rumahmu. Jadi jika Tata kabur akan ku pastikan pasukan ku memporak-porandakan tempat ini!" ancam Arthur.

Mendengar itu Jonathan menelan salivanya kasar. “Ku jamin itu tak akan terjadi Arthur," yakin Jonathan.

***

Lima belas menit yang lalu ia telah resmi menyandang nama De Lavega. Dia menangisi hidupnya yang begitu tragis karena harus melepas masa muda nya dan menikah dengan pria yang umurnya jauh dengannya. Setelah mengucap janji suci ia segera memasuki kamarnya. Gadis itu menangis di dalam kamar.

Tapi nasi sudah menjadi bubur ia tak bisa mengelak lagi sekarang, ia hanya bisa menuruti permainan dari pria yang telah menikahinya. Namun, ia tetap akan berusaha agar tak dijadikan pelampiasan semata oleh Arthur. Jadi dia harus berani pada suaminya itu. Di tengah lamunannya seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dia pun menghapus air matanya. “Ta, ini mommy buka pintu nya nak."

"Iya, mom tunggu sebentar," ujarnya beranjak dan membuka pintu lalu duduk kembali ke ranjangnya.

"Mom tau kau pasti sedih dengan apa yang terjadi. Tapi mungkin ini sudah jalan takdir. Kamu harus ikhlas menerimanya Ta,” ujar Renata.

"Aku sudah menerima semua yang seharusnya aku terima Mom."

"Baiklah Ta, ayo kita turun semua orang sudah menunggu mu di bawah."

"Iya."

Mereka pun akhirnya turun, Tabitha terus menggenggam erat tangan mommy nya. Renata hanya mampu memberikan senyum tipis di bibirnya untuk putrinya agar sang putri kuat menerima semua yang terjadi.

Akhirnya mereka pun berjalan di Altar pernikahan dan berakhir mendudukkan Tabitha ke pelaminan yang tentu saja sudah ada Arthur di sana. Tabitha melihat ke arah kanannya yang tepat ada Arthur di sana.

Dia melihatnya tatapan dingin yang dipancarkan Arthur, rahangnya yang tegas dan matanya yang tajam menatap ke arah depan melihat seseorang dari kejauhan yang ingin mendekatinya. Tata yang kebingungan pun hanya bisa menuruti kemana arah tatapan Arthur. Dia melihat seorang pria bersetelan jas mahal seperti Arthur berdiri hendak ke arahnya dan Arthur.

Dan benar saja dia mendekati mereka, bahkan sekarang pria itu tepat di depan Arthur. Arthur hanya menatapnya entahlah tatapannya berbeda. Seperti ada aura kebencian yang dipancarkan Arthur. “Mr. De Lavega, saya turut bahagia dengan pernikahan anda, saya harap anda akan bahagia dengan istri kecil anda," ucapnya sambil melirik ke arah Tabitha.

Tabitha yang merasa diperhatikan pun akhirnya bersembunyi dibalik punggung Arthur. “Maafkan aku Mr. Ford tapi kurasa istriku takut padamu," ucap Arthur dingin.

"Baiklah maafkan aku Ms. De Lavega jika aku mengganggu mu, baiklah Arthur kalau begitu saya pergi dulu. Dan jangan lupa masalah kita di Macau," ucapnya berlalu.

Tabitha yang merasa aman pun akhirnya kembali ke posisi semulanya. “Siapa pria itu?

"Dia hanya pembisnis yang kurang sukses yang berani melawan ku," ucap Arthur angkuh. Tabitha hanya ber'oh' saja.

***

Pukul 20.00 WIB

Tabitha sudah mengganti pakaiannya dengan yang lebih simpel namun tetap elegan. Sedangkan Arthur hanya memakai kaos abu-abu dipadukan dengan jeans hitamnya. Mereka hendak pergi dari kediaman Smith untuk pulang ke mansion Arthur.

"Mom, Tata pergi dulu,"

"Mom dan Dad pasti akan merindukan mu Ta."

"Tentu saja aku juga mom."

"Seringlah tengok kami yah, jangan lupakan kami," ucap Renata.

Di tengah suasana itu Jonathan menarik tangan Arthur dan membawanya keluar rumah. “Arthur, kau sekarang adalah menantu ku, ku mohon padamu jagalah putri ku dengan baik, aku sebenarnya belum rela melepaskannya. Tapi aku percaya kau bisa menjaganya."

"Bisakah aku memanggil mu Dad?" tanya Arthur.

"Sure, you can call me dad, because from now you my son."

"Oke, Dad, kau tenang saja, aku pasti akan menjaga Tata dengan baik, tapi kurasa nanti aku akan melanjutkan sekolah Tata di New York karena rumahku ada di sana."

"Hmm, baiklah itu terserah padamu Arthur, tapi kau harus tetap menjamin Tata akan tetap sekolah."

"Tentu."

Setelah itu Renata dan Tabitha keluar dengan membawa koper Tabitha. Arthur pun mengambil tangan Tabitha dan menggenggamnya erat. Setelah itu mereka berpamitan Arthur pun membukakan pintu mobilnya dan memutari mobilnya kemudian menjalankan mobil tersebut.

Tak ada yang bicara selama perjalanan ke mansion bahkan setelah mereka sampai Tabitha tetap diam. Setelah mereka memasuki mansion itu Tabitha pun hanya diam.

"Om?" Arthur yang mendengar dirinya dipanggil 'om' pun mengkerutkan dahinya.

"Om? Kamu panggil saya Om? "

"Iya, kan om lebih tua dari Tata."

"Ya sudah terserah," ucapnya

"Om? Kamar om dimana?" tanya Tata antusias.

"Kenapa kamu nggak sabar?" Tanya jahil Arthur.

Mendengar itu pun Tabitha hanya diam dan berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya. “Eh, enggak maksud Tata cuma nanya doang"

"Baru digituin aja sudah blushing apa lagi di apa-apain. Ya sudah, kamar saya ada di atas lantai 3 terus belok kiri di situ ada kamar yang pintunya warna hitam," ucap Arthur.

Mendengar itu Tabitha langsung berlari ke arah tangga dan menaikinya sampai ke lantai tiga. Dia mencari pintu warna hitam dan akhirnya berhasil menemukannya. Dia langsung memegang knop pintunya lalu memutarnya. Berhasil, kamar itu terbuka Tabitha langsung merebahkan dirinya di kasur itu.

Di saat dia sedang asik merebah, tiba-tiba dia merasa sedang diperhatikan oleh seseorang, ia pun melihat ke arah pintu dan melihat Arthur tengah berdiri dan memasukkan tangan kirinya ke kantong celana jeans nya dia mengeluarkan smirknya serta menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tabitha pun berlari dan merentangkan kedua tangan nya di pintu tepat di hadapan Arthur.

"Om, karena Tata sudah jadi istrinya om. So, Tata mau supaya kamar ini jadi milik Tata, dan Om nggak boleh sekamar sama Tata," ucap Tabitha berani.

"Kenapa? Kan kamu istri saya, sah-sah aja kan kalau saya sekamar sama kamu?" ucapnya.

"Eits, nggak bisa gitu dong. Pokoknya Tata mau supaya om tidur terpisah sama Tata titik," ucapnya sambil menutup pintu kamar tersebut.

"Untung sayang," batin Arthur.

***

Keesokan harinya Tabitha bersiap untuk turun mencari makanan namun tiba- tiba ada seseorang yang menekan bel berkali-kali.

"Itu siapa sih? Pagi-pagi udah bertamu nggak sopan banget!" kesal Tabitha.

Ia pun secepat kilat menghampiri pintu dan membukanya. Setelah Tabitha membuka pintu tersebut muncullah seorang pria yang nampak sama seperti Arthur. Ia pun mempersilakan pria itu untuk masuk.

"Kamu siapa?" tanyanya.

"Tata," ucap Tabitha singkat.

"Kamu pelayan barukah?"

"Bukan."

"Anaknya madam Rose?"

"Madam Rose? Siapa lagi itu," ucap Tabitha sambil mengerutkan dahinya.

"Astaga jangan bilang kamu jalang barunya Arthur!" teriaknya.

"Apa? Aku bukan__" ucapnya terhenti.

"Oke, dimana Arthur?"

"Dia di ruang kerjanya," ujar Tabitha.

Setelah itu pria itu langsung berjalan ke arah tangga dan memasuki ruang kerja Arthur. Arthur yang sedang bekerja pun hampir terkejut karena pria itu dengan keras membuka pintu ruangannya.

"Boss!" sentaknya.

"Apa?" ucap Arthur tanpa melihat pria itu.

"Kau gila?"

"Hm," balas Arthur.

"Bos, dengar aku kemarin mendengar kabar bahwa kau telah menikah oleh karena itu aku ke sini, untuk melihat kakak iparku."

"Hm."

"Tapi saat aku datang, aku disambut gadis kecil dengan menggunakan tanktop plus hotpants di depan wajah ku."

"Siapa dia boss? Jangan bilang dia jalangmu!" kesal Brian lagi.

"Arthur bisa kah kau menjawab ku? Baiklah, jika dia memang jalang mu, kenapa kau memilih gadis kecil seperti itu. Aku bisa memberikan jalang yang luar biasa untukmu. Tak perlu kau korbankan gadis kecil sepertinya, yah walaupun harus ku akui dia cukup membuat gejolak ku tumbuh, tapi yah tetap saja dia anak kecil bos!"

"Boss bisakah kau menjawab semua pertanyaan ku?"

"Pertanyaan yang mana?" ujar Arthur tanpa dosa yang sukses membuat pria itu mengelus dadanya.

"Bos__"

"Dia istriku! Dan kau tau kau baru saja membicarakan istri bos mu sendiri Brian," balas Arthur.

"Oh istri. Syukurlah ku kira dia jala*gmu__"

1 detik

2 detik

3 detik

"Apa?!"

••••

TO BE CONTINUED....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Husband CEO Is Mafia   EXTRA PART 3

    Arthur membalikkan tubuhnya menatap anak buahnya."Pekerjaan kita selesai, batalkan semua misi untuk satu tahun ke depan. Anggap saja itu cuti untuk kalian."Alexander dan Matthew sama-sama melebarkan senyumnya. Mereka saling pandang hingga. "YES, SIR," jawab mereka dengan tawa lebarnya.Brian yang gemas pun langsung menjitak kepala Matthew dan Alexander silih berganti. "Hai besok cutinya! Sekarang siapkan jet. Biss kita ingin pulang!""Sure!" Alexander dan Matthew langsung melaksanakan perintah Brian. Meninggalkan Brian dan Arthur.Arthur meraih cerutunya dan menghidupkannya. "Kau yakin?""Kau takut kekayaanku habis?""Tak mungkin!""Sudahlah Brian, ini cuti kita.""Ya, jika kau sudah berkata seperti itu aku bisa apa."Arthur terkekeh pelan, mereka pun sama-sama menikmati angin malam dengan cerutu yang saling terselip dibibir mereka.***5 tahun kemudian"Kakak! Kembalikan ice creamku!!" sentak bocah perempuan yang mengejar kakaknya."Kejarlah, ambil sendiri. Dasar lambat!" ejek boca

  • My Husband CEO Is Mafia   EXTRA PART 2

    Keesokan paginya Arthur membuka matanya perlahan tubuhnya merasakan terpaan napas di tubuhnya, siapa lagi jika bukan istrinya.Tabitha menggeliat dari tidurnya saat merasakan telapak tangan besar suaminya yang membelai perlahan pipinya. Perlahan kedua kelopak mata Tabitha yang tertutup kini terbuka lebar. Ia menatap sang suami yang juga tengah menatapnya. "Apa?" tanya Tabitha saat mendapati tatapan aneh dari Arthur."Kau sangat cantik, sungguh," ucap Arthur dengan tampang serius."Dasar perayu!" rutuk Tabitha seraya bangkit dari baringannya dan ia pun menepuk bahu Arthur yang ternyata terdapat lebam disana.Langsung saja Arthur meringis merasakan nyeri yang menyerpa bahunya akibat tepukan dari Tabitha."Maafkan aku," sesal Tabitha dengan mengelus pelan bahu Arthur."Tak apa.""Baiklah."Tabitha kembali dengan niatan awalnya yaitu membersihkan dirinya.Arthur menatap punggung Tabitha yang mulai menjauh, ia melirik kearah nakas, tangannya meraih laptop dan mulai menghidupkannya.Jari ta

  • My Husband CEO Is Mafia   EXTRA PART 1

    Arthur dan Tabitha sama-sama memasuki mansion dengan beriringan, Arthur dengan menggendong Leonardo di dalam dekapannya, sesekali mencium puncak kepala putranya yang tengah terlelap tidur. Sedangkan Tabitha menggendong Fiorella.Arthur menghentikan sejenak langkah kakinya dan menatap Tabitha lekat. "Aku akan ke kamar dulu, menidurkan Leo," ucap Arthur disambut anggukan pelan oleh Tabitha."Aku akan menunggu disini." Arthur mengangguk pelan, ia pun kembali melanjutkan jalannya menaiki kamarnya.Arthur berdiri di samping ranjang, dan ia pun menurunkan tubuh Leonardo ke atas ranjang."Daddy sangat menyayangimu Leo, Daddy bersyukur kau baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu padamu, Daddy tak akan bisa memaafkan diri Daddy sendiri," bisik Arthur tepat di depan dahi Leonardo dan kembali mengecup dahi putranya lembut.Arthur memperjarak antara dirinya dan putranya, ia kembali membelai surai putranya. Arthur terus menatap gurat wajah Leonardo, masih ada setitik rasa trauma pada diri seorang Art

  • My Husband CEO Is Mafia   BAB 65 || AKHIR (2)

    Ditempat lain Arthur masih berusaha mengejar Damian dengan boatnya. Arthur menekan telunjuknya di telinga dan langsung tersambung dengan Brian. "Brian!""Ya?""Bagaimana keadaan di sana?""Kelompok Damian sedikit memimpin tapi lima menit lagi pasukan yang lain datang ditambah dengan anak buah Thomas, kurasa kita akan menang.""Bagus, kau lihat keadaan Tabitha?""Aku tak terlalu memperhatikan mereka, tapi sepertinya semuanya baik. Bukanya itu tugas Matthew dan Laura?""Ya, baiklah sekarang susul aku. Aku akan berusaha menghentikan Damian.""Dimana?""Laut, munuju kota.""Baiklah Arthur, aku segera ke sana.""Baiklah."Arthur melepaskan telunjuknya dan kembali fokus mengikuti yacht milik Damian. Tak lama tanpa diduga Arthur langsung dihujani oleh peluru yang dilesatkan dari yacht milik Damian, ia yakin musuh bebuyutannya itu telah menyadari bahwa sedari tadi sudah diikuti oleh Arthur.Arthur melihat yacht itu berhenti dan semakin menghujani Arthur dengan peluru dan beberapa granat. Arth

  • My Husband CEO Is Mafia   BAB 65 || AKHIR (1)

    Damian meraih ponselnya yang berbunyi, pria itu memeriksa si penelepon yang ternyata adalah anak buahnya."Markas FBI kosong sekarang boss hanya ada beberapa dari mereka yang masih berada disini.""Dimana sisa pasukan?""Kita sudah bersiap untuk menyerang.""Tunggu aku, aku akan langsung ke kota sekarang.""Baik."Damian mematikan sambungan teleponnya, dan menatap Tabitha yang masih memeluk erat Leonardo."Well, kita lihat. Seberapa cepat suamimu menyelamatkan dunia setelah aku mendapatkan disk itu," ucap Damian dengan nada sombongnya."Sebelum kau mendapatkan disk itu, Arthur terlebih dahulu membunuhmu Damian!""Ucapanmu sangat pedas, dengar kau hanyalah wanita kecil yang tak tau apapun tentang dunia. Jadi jangan pernah mencoba untuk menghinaku.""Aku sudah terlebih dahulu menghinamu Damian!!""And uncle lebih baik kau pergi sebelum Daddy datang dan membunuhmu!!" ucap Leonardo lantang bahkan anak itu mengangkat wajahnya menatap Damian tanpa ada rasa takut sedikit pun di matanya."Wel

  • My Husband CEO Is Mafia   BAB 64 || LAGI?!

    Tiga bulan kemudian ....Arthur masih sibuk dengan pekerjaannya seharian ini, pria itu sedikit tidak fokus. Entahlah tapi seperti ada yang mengganggunya hari ini. Tadi sebelum berangkat ia merasa seperti tak ingin meninggalkan Tabitha dan kedua anaknya tapi karena ada agenda dengan klien salah satu perusahaan besar dari Eropa akhirnya ia pun tetap bekerja hari ini. "Aku tak bisa tenang!" rutuk Arthur tajam.Arthur membuka ponselnya dan menelepon Tabitha. "Hallo?""Ya?""Sedang apa?""Aku sedang jalan menjemput Leo.""Kau tak apa?""Ya aku baik.""Ta, kau bersama bodyguard kan?""Arthur tenang lah aku baik, Alexander bahkan ada di depanku.""Baiklah.""Ada apa?""Entahlah, aku hanya sedikit merasa tak enak.""Tenanglah aku baik.""Fio?""Bersama Madam Rose, putrimu itu sangat baik dia sangat tenang.""Ya, baguslah.""Aku sudah sampai, aku tutup dulu Arthur.""Ya.""Bye, I love you.""Love you too." Arthur menutup ponselnya lalu meletakkannya di atas meja. Pria itu menyandarkan kepalan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status