Share

18. Bersembunyi 2

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Krak!

Krak!

"Ayo, cepat!" Bang Jay baru saja memukul kepala belakang dua orang yang hampir saja menangkap Ana, dengan bata merah yang ia temukan tak jauh dari gubuk tak berpenghuni. Dua lelaki itu ambruk di lantai tanah rumah menyeramkan itu dengan darah mulai mengalir dari belakang kepala mereka. 

Ana berlari, tetapi ditahan oleh Bang Jay. Lelaki itu sedikit pucat menatap wanita di depannya.

"Bang, mereka nanti mengejar lagi," ujar Ana ketakutan.

"Tidak mungkin, Mbak. Mereka masih bisa tersadar saja sudah alhamdulillah. Semoga saya tidak menjadi pembunuh," jawab Bang Jay dengan datar. Ana menelan ludah takut. Siapa sebenarnya lelaki yang sudah berkali-kali menolongnya ini? Jika tidak ada Bang Jay, mungkin saja kaki, atau tangannya cacat dihajar oleh orang suruhan Tante Hepi.

"Abang gak papa?" tanya Ana saat mereka sudah menemukan jalan raya dan sudah berada di dalam angkutan umum.

"Saya udah bias

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status