Share

2. Meng Gagal Menikah

Setelah beberapa hari Meng di rawat oleh Tianyu, ia kembali pulih dan kembali berkelana seperti biasanya. Meng masih membawa Tianyu kemana pun dia berada.

Tetapi meng curiga, bagaimana mereka bisa bebas dari kepungan prajurit tanah saat itu. Ia terus menyelidiki Tianyu, tetapi Tianyu diam saja dan tidak mau menjelaskan apa-apa.

Hari itu Meng berniat menerobos masuk kerajaan dengan menyamar. Ia ingin bernegosiasi dengan raja tentang penyerahan kitab Lin.

Kebetulan hari itu kerajaan tanah menggelar sayembara. Barang siapa yang bersedia menikah dengan pangeran kerajaan tanah, ia akan mendapatkan apapun yang di inginkannya.

Meng tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Ia mengikuti sayembara yang di gelar oleh kerajaan tanah.

Tianyu berusaha mencegah Meng, ia menyuruh Meng untuk memikirkan hal itu lagi. Meng tidak menggubris perkataan dari Tianyu. Ia tetap ingin merebut kitab Lin dengan cara mengikuti sayembara itu.

Tianyu menuruti perkataan tuannya, ia hanya perlu berada di dekat Meng selama bola api masih ada di tubuhnya.

Acara sayembara itu pun berlangsung, giliran Meng yang menghadap pangeran untuk di seleksi dan di pilih menjadi calon pengantin.

Saat Meng melihat wajah pangeran, ia bergidik merasa geli. Kepala pangeran yang pelontos dan postur tubuhnya yang gemuk membuat Meng ingin mundur dari sayembara itu. Ia ingin segera pergi dari situ dan mengadukannya kepada Tianyu.

Meng hanya menunduk sepanjang seleksi berlangsung. Pangeran sepertinya tertarik kepada Meng. Kulit Meng yang seputih kapas dan bibirnya yang menggoda hingga matanya yang bulat membuat pangeran langsung memilih Meng sebagai calon istrinya. Kecantikan Meng yang dingin bak putri es tidak menunjukkan bahwa dia dari kerajaan api.

Meng merasa ingin berteriak, ia sudah cukup sabar menahan amarahnya dari tadi. Ia tidak mau di nikahkan dengan pangeran tanah. Akhirnya Meng di ajak untuk masuk ke dalam istana untuk segera di pingit.

Tianyu mengikuti Meng secara diam-diam. Dia menyelinap masuk ke dalam kamar Meng untuk menemuinya.

"Tolong aku! Aku tidak mau di paksa menikah dengan pria berkepala botak itu!" Teriak Meng saat bertemu dengan Tianyu.

"Sssttt. Jangan berteriak, nona. Mereka akan mengetahui ada orang lain di sini."

"Aku hanya terlalu bersemangat melihatmu."

"Sudah ku bilang untuk tidak mengikuti sayembara itu," ucap Tianyu memberi peringatan kepada Meng.

Meng menatap wajah Tianyu, "Kau sudah banyak bicara sekarang." kemudian ia membuang mukanya.

Tianyu hanya diam saja. Ia terus berdiri mematung.

"Kau hanya ingin berdiam di situ? Kau tidak ingin membantuku?" teriak Meng kesal ke arah Tianyu.

"Kau bilang aku banyak berbicara, jadi aku diam saja," jawab Tianyu dengan wajah datar.

"Astaga! Baiklah. Katakan apa yang harus aku lakukan?" Meng mencoba menahan kekesalannya.

"Aku tidak tahu, nona. Kau mengambil keputusan yang berat."

"Hufftt... Jadi kau kemari hanya ingin mengatakan hal itu?" Meng memelototi Tianyu. Dia heran kenapa Tianyu bisa datar dan tidak memiliki basa-basi sedikit pun.

Tianyu mengangguk, dia tidak memiliki ide lain sepertinya.

"Besok aku akan memantaumu dari jauh, nona."

"Sudah-sudah, pergi sana!" Meng mengusir Tianyu, ia sama sekali tidak bisa berpikir jernih malam itu.

***

Keesokan harinya, saat pernikahan Meng dan pangeran tanah akan berlangsung, Tianyu mengintip di tengah keramaian.

Meng sudah tampak cemas, ia tidak bisa mengelak pernikahan lagi hari itu.

Saat upacara pernikahan akan berlangsung, Tianyu terbang ke titik acara. Ia menghentikan pernikahan hari itu.

"Hentikan semua ini!" ucap Tianyu dengan lantang. Meng terkejut melihat pelayan setianya berbeda hari itu. Tidak seperti manusia culun yang biasanya ia kenal.

Para prajurit tanah segera mengepung Tianyu, mereka bersiap-siap akan menyerang nya.

Raja tanah berdiri menghampiri Tianyu, dia heran ada keperluan apa Tianyu hingga merusak pernikahan anaknya.

"Aku adalah tunangan wanita itu, aku tidak terima jika dia menikah!" Teriak Tianyu sambil menunjuk wajah Meng.

Meng terkesima mendengar pengakuan dari Tianyu. Ia takjub melihat Tianyu datang menyelamatkannya.

"Dia sendiri yang bersedia mengikuti sayembara kerajaan ini!" Raja tanah membalas teriakan Tianyu.

Meng terlihat panik, semua rencananya akan gagal jika seperti ini, tetapi Meng juga senang karena dia memang tidak ingin menikah dengan pangeran tanah.

"Aku tetap tidak terima!!" Seru Tianyu hingga para prajurit datang menyerangnya.

"Tianyu!!" Teriak Meng, membuat pangeran tanah menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam.

Pangeran tanah marah melihat Meng membela Tianyu, "Habisi saja dia!!" teriak pangeran tanah penuh dengan amarah.

Tianyu tidak tinggal diam, ia mengeluarkan seluruh kekuatan untuk membalas serangan para prajurit tanah. Kekuatannya yang besar mampu memporak-porandakan semua yang ada di depannya.

Meng heran, ia terkejut dari mana Tianyu memperoleh kekuatan sebesar itu. Meng terus melihat pergerakan Tianyu, ia tidak menyangka pelayannya memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Meng tidak banyak mengetahui tentang dunia manusia, ia tidak tahu menahu bagaimana kehidupan di alam manusia.

Meng baru ingat, ia mengenali jenis kekuatan yang di pakai Tianyu. Tetapi Meng tidak yakin, ada banyak campuran kekuatan yang digunakan Tianyu, bahkan Meng baru melihat kekuatan yang sebesar itu.

Tianyu berhasil melumpuhkan musuh, ia terbang ke tempat Meng berada. Tianyu membawa kabur Meng langsung meninggalkan pelaminannya.

Pangeran tanah merasa tidak terima pengantinnya di bawa lari, ia memerintahkan prajurit untuk mengejar mereka. Tetapi jejak Tianyu dan Meng tidak mampu di lacak oleh prajurit tanah. Mereka berhasil lolos tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

***

Meng gagal memperoleh kitab Lin dari kerajaan tanah, ia memerintahkan Feng untuk mengambil alih tugasnya.

"Dari mana kau memperoleh kekuatan sebesar itu?" Meng kembali menginterogasi Tianyu sesampai di goa tempat persinggahan mereka.

"Aku memilikinya sejak lahir, nona." jawab Tianyu polos seperti biasa.

"Tidak mungkin, apa penduduk manusia semua memiliki kekuatan sebesar itu?"

Meng penasaran, ia ingin mencari tahu banyak mengenai dunia manusia.

"Aku tidak tahu pasti, yang aku tahu kekuatan itu telah aku miliki sejak kecil, nona," Tianyu menjawab dengan santai. Ia tidak tahu bahwa Meng hampir mati penasaran dengan kehidupannya.

"Lalu saat aku di serang prajurit tanah ketika ingin menyelamatkanmu....." Belum selesai Meng meneruskan pertanyaannya, Tianyu memotong,

"Sudahlah,nona. Kau harus fokus pada tujuanmu untuk mengumpulkan kitab itu." Tianyu mengalihkan pembicaraan Meng, "Masalahku tidak terlalu penting," lanjutnya lagi.

"Diam kau! Aku ingin tahu seperti apa kehidupanmu di dunia manusia, wajar saja aku mencurigai pelayanku sendiri, bukan?" ucap Meng kesal. Tianyu sangat tertutup dengan kehidupannya di dunia manusia.

Meng membawa Tianyu ke istananya, dia benar-benar tidak membiarkan Tianyu untuk jauh darinya.

Hari itu Meng memanggil Tianyu, meminta Tianyu untuk menggosokkan tubuhnya di kolam pribadi milik Meng.

Tianyu menolak, ia merasa segan melihat anggota tubuh tuannya dalam keadaan sedikit terbuka.

"Aku memintamu! Kenapa kau harus malu?" Teriak Meng saat Tianyu tidak bersedia membantunya.

"Jangan, nona. Aku tidak ingin melecehkanmu." Tianyu tetap menolak.

"Tidak! Itu hal biasa di sini." Meng tetap memaksa kepada Tianyu.

Tianyu pergi meninggalkan Meng sendirian di kolam pribadinya. Ia tidak menghiraukan teriakan Meng.

"Tianyuuuuu!!!!! Awas saja kau!!!" Meng terus berteriak, ia merasa kesal mendapat penolakan dari Tianyu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status