Share

3. Kelemahan Meng

Feng datang untuk menemui kakaknya. Feng memaksa putri Meng supaya pergi ke dunia para tabib untuk membicarakan kitab Lin. Ayahnya, Zhang Juo sudah mendesak mereka terus-terusan untuk segera merebut kitab Lin.

"Kau harus bersikap tegas sebagai putri dari negeri api, kenapa kau sangat lemah, kakak?"

"Enak saja kau bilang aku lemah! Siapa yang sering membantu ayah selama ini?! Kau putra laki-lakinya saja tidak becus!" balas Meng, ia tidak terima di remehkan oleh adiknya.

"Kalau begitu, pakai cara beringasmu!"

"Siapa kau berani memerintahkanku?

Tianyu diam saja memerhatikan perdebatan antara mereka. Dia hanya menyimak dua orang di depannya.

"Dia siapa? Kenapa sangat mencurigakan?" tanya Feng saat menyadari keberadaan Tianyu.

"Aku sering melihatmu kemana-mana bersamanya,"

"Dia pelayanku."

"Kenapa seperti mata-mata, kau yakin mempercayainya?"

"Tidak ada urusannya denganmu, dia temanku dan aku mempercayainya, kau tidak boleh ikut campur atau menyentuh dia sedikit pun!"

"Teman? Sejak kapan negeri es memiliki teman? Kita terbiasa untuk mandiri, jadi jangan bermimpi kau akan memiliki teman!"

Perkataan Feng jelas menyakiti Meng. Putri Meng kesal, dia menyalakan cakranya dan menyerang Feng di depan Tianyu.

"Kalau kau bilang aku hanya bermimpi memiliki teman, kau salah! Aku jelas bisa berteman dengan siapa pun yang aku mau!" Meng menyakiti Feng adiknya, kemudian Meng mengusir Feng untuk pergi dari hadapannya.

Tianyu yang sejak tadi diam saja ikut menenangkan Meng yang sedang murka.

Putri Meng kemudian berlari meninggalkan Tianyu. Ia ingin menenangkan dirinya sejenak.

***

Raja api menyambut kedatangan anak lelakinya yaitu Zhang Feng. Ia tampak sumringah jika Feng datang menemuinya, Zhang Juo sangat mengandalkan putra laki-lakinya itu.

"Apa keadaan di bawah stabil?" tanya raja Juo pada Feng.

"Tidak, ayah. Kakak menghancurkan semuanya."

"Maksudmu Zhang Meng? Apa yang telah di lekukannya?" tanya Zhang Juo dengan tatapan sinis.

"Dia telah gagal mengambil kitab Lin di kerajaan air dan tanah, dia menghancurkan segala rencana." Feng mencoba mengadukan semua kegiatan kakaknya di bawah negeri api.

Raja Juo mengernyitkan dahinya heran, ia tidak pernah mendapatkan putri satu-satunya itu gagal, setahunya Meng itu sangat tangguh.

Kemudian raja Juo memerintahkan putri Meng untuk menghadapnya.

Meng yang mendapat sinyalir dari tayangan api tahu jika ayahnya mencarinya.

Firasat Meng sudah tidak enak. Ini semua pasti karena Feng, batinnya.

"Ayah mencariku?"

"Kenapa kinerjamu sudah berkurang sekarang?"

Meng masih diam, ia tidak menjawab pertanyaan dari ayahnya.

"Kau tahu bahwa kau satu-satunya putri negeri api, jadi kau di tuntut untuk lebih unggul dari anakku yang lain. Itu karena mereka semua laki-laki, tentu keahlian mereka tidak di ragukan lagi."

"Aku tahu, ayah."

"Tunjukkan bahwa kau layak di sebut putri dari negeri api, kau tidak boleh lemah!" tuntutan raja api sudah biasa bagi Meng. Ia sudah sering mendengar perkataan itu dari ayahnya.

Meng merasa ayahnya pilih kasih karena dia adalah satu-satunya wanita di banding saudaranya yang lain.

Setelah itu putri meng kembali turun ke bumi, ia berlari menuju tepi danau.

Meng berteriak sekuat tenaga, menangis atas perlakuan tidak adil ayahnya.

"Aku tidak ingin menjadi putri api! Aku tidak ingin menjadi putri kerjaan api!!!!! Ibu aku ingin ikut ibu!!!!" Teriak meng berulang kali di tepi danau.

Tianyu datang, ia mengintip putri Meng yang sedang menangis.

"Kau akan menangis seharian seperti ini, nona?" Tianyu menghampiri putri Meng.

Meng langsung mengusap air matanya, ia tidak ingin tangisannya di lihat oleh Tianyu.

"Sedang apa kau kemari?" bentak Meng setelah melihat kedatangan Tianyu.

"Percuma saja kau berteriak, itu hanya akan menghabiskan suaramu."

"Hei.... Kau manusia! Kau tidak memiliki simpati, ya?!" Kesal Meng kepada Tianyu.

"Menangislah, tidak perlu kau sembunyikan."

"Diam kau!! Aku tidak suka di lihat orang sedang menangis!!"

"Sebaiknya kita segera berangkat ke negeri tabib, kitab Lin lebih penting dari pada tangisanmu," ucapan Tianyu yang datar membuat Meng memelototinya.

"Kurang ajar!! Bahkan sekarang kau yang memerintah aku, huh!" Putri Meng kesal, ia langsung pergi meninggalkan Tianyu sendirian di danau.

"Dia berisik sekali," gumam Tianyu sambil menatap kepergian Meng.

***

Saat mereka tiba di kerajaan tabib, sudah terlihat ramai para pangeran dan putri dari kerajaan lain yang berada di sana. Raja tabib menderita sakit dan dia mengadakan sayembara. Siapa pun yang bisa menyembuhkan dan memiliki racikan obat untuknya akan di hadiahkan kitab Lin. Para pangeran dan putri kerajaan lain berniat membantu, dan mereka ikut mendukung kerajaan es untuk memiliki kitab Lin.

"Bagaimana bisa raja dari kerajaan tabib, pemilik segala jenis obat dan racikannya sakit? Apakah dia tidak bisa mengobati dirinya sendiri?" putri Meng menggerutu setiba dia di sana.

"Oleh sebab itu dia mengadakan sayembara ini, nona. Dia sudah tidak tahu obat apa yang mampu menyembuhkannya," jawab Tianyu memberi penjelasan.

Meng hanya menatapnya dengan tatapan sinis, Tianyu terlalu banyak sanggahan untuk putri kerajaan api itu.

Selama sayembara di mulai, Meng tidak berniat membantu sedikit pun. Meng tidak ingin ikut andil dalam sayembara itu. Dia hanya melihat para pangeran serta putri kerajaan udara, tanah, dan air berusaha mendapatkan obat dan racikannya. Meng tahu bahwa apapun yang ia lakukan, kitab Lin akan tetap jatuh ke tangan kerajaan es. Kerajaan negeri lain merupakan teman dari kerajaan es, dan pasti mereka akan menyerahkannya kepada kerajaan es.

"Sejak tadi aku tidak melihat anggota kerajaan es, apa kau melihatnya?" tanya Meng di sela-sela mereka menyaksikan kerajaan lain sedang bersemedi.

"Aku tidak tahu, nona." jawab Tianyu datar.

"Untuk apa mereka bersemedi? Aku jauh-jauh kemari hanya melihat mereka bersemedi," Meng tetap menggerutu.

"Jadi kenapa kita ada di sini jika kau tidak ikut membantu?"

"Percuma saja aku membantu, mereka tetap tidak akan menganggapku, lagi pula aku akan menggunakan cara lain untuk merebutnya."

Tianyu menatap dalam ke arah Meng, ia menggelengkan kepalanya tanda heran. Sudah biasa baginya putri Meng menggunakan cara kasar untuk mendapatkan kemauannya.

***

Setelah dua hari mereka di sana, akhirnya kerajaan udara berhasil membuat racikan obat untuk raja tabib. Mereka akhirnya memberikan kitab Lin untuk kerajaan es, seperti dugaan Meng di awal.

Meng mencegat mereka di tengah perjalanan ke kerajaan es. Dia mengajak pangeran udara untuk bertarung demi merebut kitab Lin.

Pangeran Ximeng menolak cara kasar yang Meng tawarkan, tetapi ketika dia melirik arah Tianyu, tiba-tiba Ximeng berubah pikiran dan mengiyakan kemauan dari putri Meng. Anggota dari kerajaan air yang mewakilkan juga ikut membantu pangeran Ximeng untuk melawan Meng.

Tianyu sudah menasehati Meng untuk jangan bertarung, tetapi putri Meng tidak menghiraukan ajaran baik dari Tianyu.

Akhirnya Meng kalah melawan 3 rival sekaligus. Meng yang beringas di beri hukuman oleh kerajaan tabib, dia di tangkap dan untuk sementara di penjarakan oleh kerajaan tabib.

Tianyu merasa khawatir pada tuannya. Ia mengunjungi penjara dan mendapati Meng tangah menangis di dalam penjara.

"Jangan menangis, nona. Aku kan sudah berulang kali mengingatkan," ucap Tianyu menenangkan dari balik jeruji yang terbuat dari bambu.

Meng yang sadar akan kedatangan Tianyu langsung mengusap air matanya.

"Kau ini! Selalu saja melihatku sedang menangis!" bentak Meng kesal.

"Itu karena kau sering sekali menangis."

"Sedang apa kau kemari?!" Meng masih menggunakan nada tinggi.

"Aku hanya memastikan keadaanmu." Tianyu memperlihatkan perhatiannya.

"Tenanglah, aku baik-baik saja. Lagi pula bola api di tubuhmu tidak bereaksi jika tidak aku aktifkan. Kau bisa pergi sekarang,"

Tianyu memperhatikannya, Meng kembali duduk menyudut di penjara. Tidak lama kemudian ia menggunakan kekuatannya untuk menjebolkan pintu penjara dan membawa kabur Meng dari tempat itu.

Tianyu di cegat oleh prajurit kerajaan tabib saat membawa Meng kabur. Tianyu melawan serangan mereka hingga terluka. Meng marah Tianyunya di sakiti, ia menyerang para prajurit tabib dan menghabisinya hingga hanya abu yang tersisa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status