Share

MLMF 5

Perasaan berbeda yang dirasakan Tania saat berhubungan ranjang dengan Yudi, ada sesuatu yang disembunyikan dan Tania tidak tahu apa. Ekspresi wajahnya terlihat kesal, ingin rasanya bertanya tapi sekali lagi hanya diam dan memeluk Yudi. Sekali lagi merasakan perbedaan saat mereka berpelukan, Yudi memeluk dirinya erat seakan tidak ingin lepas darinya dan membuat tangan Tania membelai pelan punggung Yudi seakan ingin menenangkannya.

“Kamu jadi dinas malam ini?” tanya Tania membuka suara diantara keheningan mereka.

Yudi menganggukkan kepala diantara tengkuk lehernya “Kamu akan baik-baik saja disini?”

“Aku pemberani lagian udah lama ditinggal sendiri kalau malam juga nggak ada apa-apa.” Tania melepaskan pelukan mereka dan membuat tatapan mereka bertemu “Ada yang kamu simpan dariku?”

Yudi membelalakkan matanya, tidak menyangka Tania bisa langsung tahu “Apa yang aku sembunyikan dari kamu? Jangan aneh-aneh mikirnya.”

Yudi memilih beranjak dari tempatnya dengan melangkah ke kamar mandi, tidak menyadari Tania menatap dirinya dengan tatapan sedih. Yudi memang sengaja masuk kedalam kamar mandi untuk menghindari tatapan Tania, dirinya memang tidak bisa berbohong pada Tania dalam hal apapun dan pastinya saat ini curiga dengan semua yang dilakukannya.

Membersihkan diri dari semua aroma Tania, tidak ingin membuat masalah dengan orang yang sedang mengandung darah dagingnya. Dalam bayangan Yudi adalah melihat Tania hamil anaknya, buah cinta mereka berdua dan pastinya akan menjadi anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Setiap berhubungan dengan Tania bayangan anak-anak selalu hadir, berbeda dengan wanita yang saat ini menunggu dirinya di rumah.

“Sudah siap?” tanya Tania saat melihat Yudi keluar dengan menggunakan kaos dan celana pendek.

“Siap untuk apa?” tanya Yudi dengan nada menggoda.

“Pakaianmu sudah aku siapin.” Tania tidak mengatakan apapun selain masalah pakaian Yudi.

Memilih berbaring di ranjang setelah mengatakan hal itu, perasaan Tania saat ini tidak menentu setiap kali mengantarkan Yudi jam malam. Ada sesuatu dalam dirinya yang merasakan keanehan dan tidak tahu apa, memilih tidak peduli dengan apa yang Yudi lakukan dan memejamkan matanya.

“Aku berangkat dulu,” bisik Yudi dengan mencium kening Tania.

Tania bisa merasakan bibir Yudi di keningnya, saat ini tidak ingin membuka matanya dan membiarkan semua terjadi. Tania tidak tahu jika saat ini Yudi harus berhadapan pada sesuatu yang akan mengubah dirinya, sesuatu yang akan membuat hubungan mereka tidak baik-baik saja.

Sinar matahari membuat Tania membuka matanya dan langsung menyiapkan semuanya sebelum berangkat kerja, menggunakan kendaraan online seperti biasanya. Perasaan Tania menjadi tidak tenang saat memasuki kantornya, mencoba menghilangkan perasaan tersebut dengan membeli minuman kesukaannya. Melangkah dengan memanjatkan doa menuju ruangannya, mendapati ruangan yang sudah ramai membuat Tania tersenyum lebar dan berharap tidak ada apapun nantinya, semua ini hanya perasaan saja.

Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu sampai jam menunjukkan waktu istirahat dan Tania langsung bernafas lega. Memilih makan siang bersama dengan Mira kembali, kali ini pilihan mereka adalah kantin. Terlalu malas melangkah ke mall jadinya memilih mencari tempat yang terdekat saja, apalagi kantin tidak terlalu ramai.

“Mereka itu lebih senang makan diluar daripada sini.” Mira menatap sekitar yang tidak terlalu ramai dan hanya diangguki Tania “Kamu kenapa dari tadi kaya ada masalah gitu?”

Tania mengangkat bahu “Nggak tahu, pas masuk perasaanku nggak enak sama sekali.”

“Cuman perasaan aja, sudah nggak usah dipikirkan. Sampai jam istirahat ini nggak ada masalah juga.” Mira menenangkan Tania dengan menepuk punggung tangannya pelan.

Mereka kembali makan yang kali ini Tania mencoba untuk bersikap santai, mengikuti pembicaraan dengan Mira sampai akhirnya jam istirahat selesai. Mereka berdua melangkah kembali ke ruangan hanya saja mereka harus berpisah, Tania memilih ke toilet sedangkan Mira langsung kembali ke ruangannya. Memperbaiki penampilannya sebelum keluar dari toilet, gerakan Tania terhenti mendengar pembicaraan kedua wanita yang tidak lain adalah karyawan di tempat ini.

“Katanya sih gitu, Ina nggak masuk karena dijual sama Galih itu.” Pegawai itu mengatakan dengan nada datar “Kita nggak tahu kapan dapat giliran, jadi hati-hati aja kalau tiba-tiba dipanggil sama dia dengan alasan apapun.”

Tania membeku mendengar pembicaraan mereka, memejamkan matanya dengan berdoa semoga apa yang dikatakan tidak benar. Tania baru saja berhubungan langsung dengan Galih yang berkaitan dengan proyek, doa hanya itu saja yang bsia dilakukannya. Keluar dari toilet setelah kedua orang itu keluar, langkahnya pelan saat menuju ruangan dan berharap tidak ada kejadian apapun.

“Kamu darimana aja?” suara Rara menyambut Tania saat memasuki ruangan dan menatap bingung “Ah...sudah nggak penting sekarang kamu harus ke ruangan Pak Galih.”

“Ngapain?” tanya Tania bingung.

“Bahas masalah proyek kemarin.” Rara menjawab ragu “Semoga sukses.”

Tania berdiri membeku, menatap Mira yang hanya bisa diam dengan tatapan semangat atau kasihan yang menjadi satu. Hembusan nafas panjang dilakukannya sebelum meninggalkan ruangan, melangkah keluar dengan lemas dan ternyata perasaannya benar-benar terjadi. Melangkah dengan pelan dan lemas, saat sudah berada di lantai tempat Galih berada yang langsung disambut asistennya, Vian.

“Sudah ditunggu didalam.” Vian berkata singkat yang hanya diangguki Tania.

Melangkah masuk kedalam setelah mengetuk pintu, Galih berdiri dari tempat duduknya dan melangkah kearah sofa. Tania hanya mengikuti apa yang Galih lakukan saat menutup pintu, duduk dihadapannya yang membuat Galih memberi kode untuk disampingnya. Tania hanya bisa mengikuti perkataan Galih, tidak ingin membuat masalah akhirnya memilih duduk disamping Galih yang langsung memegang tangannya dan membuat Tania terkejut dengan menariknya langsung.

“Kenapa ditarik?” Galih menatap sedih dan berusaha memegang tangan Tania “Berkat doa kamu proyek kita akan jalan.” Galih tersenyum lebar dengan menatap Tania membuatnya juga melakukan hal yang sama.

“Selamat kalau begitu, Pak.” Tania berusaha mengeluarkan suaranya

“Selamat buat kamu, itu artinya adalah kita akan ke Bandung.” Galih berkata dengan nada santai, tidak Tania yang langsung membeku.

“Kita itu...” Tania menghentikan kata-katanya.

Galih mengangguk cepat “Kita itu aku sama kamu akan pergi berdua, besok pagi sekali kita sudah berangkat dan berada disana.”

“Besok pagi?” Tania kaget dengan apa yang Galih katakan.

“Betul, jadi siapkan semuanya besok.” Galih mengedipkan matanya.

Tania hanya membisu tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini, tangannya masih digenggam Galih membuat dirinya tidak bisa bergerak sama sekali. Melepaskan genggaman tangan membuat dirinya berpikir berkali-kali, tahu bahwa ini bukanlah sesuatu yang baik diantara mereka berdua. Tania mengenal betul istri Galih, bukan hanya mengenal tapi termasuk dekat dibandingkan karyawan lainnya dan tidak ingin terjadi hal-hal tidak baik.

“Yudi beruntung mendapatkan kamu, andaikan aku mengenal kamu lebih dulu pastinya akan membuat kamu bahagi.” Galih mengatakannya dengan menatap kedua mata Tania.

Jarak mereka semakin dekat, membuat Tania menahan nafasnya dan tidak bisa bergerak karena kedua tangannya dipegang erat. Jarak mereka tinggal beberapa lagi, Tania bisa merasakan nafas Galih dan seketika memejamkan matanya. Benda kenyal dan kasar sudah berada di bibirnya, gerakan perlahan membuat Tania membuka bibirnya mengikuti apa yang Galih lakukan. Ciuman mereka semakin dalam, tapi dengan segera dilepaskan Galih membuat tatapan mereka bertemu.

“Kamu seksi dan cantik, jadi persiapkan dirimu besok.” Galih mengatakannya sambil membelai bibir Tania perlahan.

“Besok bukannya kita...”

Perkataan Tania terhenti dengan ciuman yang dilakukan Galih kembali, ciuman kali ini lebih dalam daripada sebelumnya. Tangan Tania sendiri sudah lepas dari genggaman tangan Galih dan beralih pada lehernya dengan melingkarkannya, Tania sendiri sudah duduk di pangkuan Galih membuatnya bisa merasakan sesuatu dibawah sana.

“Kita sama-sama dewasa jadi sudah tahu apa yang harus dilakukan.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status