Share

24. Bukan Bandar Narkoba

Karen menurunkan bahu dan kertas yang diangkat tinggi-tinggi itu bersama helaan panjang yang muak. "Siapa sih yang main ke rumah malem-malem?! Nggak tau apa kalau lagi ada sidang penting di sini?!" Lelaki itu kembali menghamburkan diri ke sofa, tanda bahwa ia sama sekali tak mau membuka pintu dan mempersilahkan Sang tamu masuk ke kediaman mereka. 

"Tau tuh!" Tirta pun ikut-ikutan menghamburkan diri ke sofa. Sudah cukup sedih kehilangan Kulas hari ini, dia sedang tidak memiliki ide, bahkan hanya untuk tersenyum kepada seseorang. 

Papa dan Tara beradu pandang sengit. Semula, Tara hendak tidak tahu diri dan menyuruh Papanya untuk membuka pintu. Tapi setelah mendapatkan pelototan dari Kakaknya, gadis itu ngibrit menuju selasar, pintu utama. 

"Aduh-aduuhhh!! Saya nggak budek, ya." Gadis itu menggerutu sambil berjalan cepat lantaran bel ditekan semakin tangkas tiap detiknya. Gadis itu tiba-tiba memiliki ide, ten

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status