Share

25. Jangan Mimpi Indah

Juna mendudukkan pantatnya di sofa, melihat udara yang mencekam membuatnya kian  bertanya-tanya. "Kenapa ini? Kok pada serius?" 

"Lo mengganggu sidak besar Keluarga Taharja, Juna." Karen membalas sengit, yang diangguki mantap oleh Tirta. 

Papa tersenyum kecut pada Juna yang masih bingung. "Udah, udah, nggak papa. Gimana kalau sekarang kita lanjut aja? Itung-itung Juna bisa jadi saksi bisu." 

"Begitukah?" Karen melonjak semangat. Tak sabar melihat hukuman seberat apa yang akan menimpa Tirta, melupakan bahwa sebenarnya tindakannya lebih bejat daripada Sang keponakan. 

"Diam kau pembunuh." Tirta berdiri, mengambil lagi lembaran yang ditulis oleh Karen. 

Mendengar Tirta menyebut Om-nya sebagai pembunuh, Juna semakin dibuat penasaran tentang apa yang terjadi di rumah ini. Pemuda itu mengerutkan dahi sambil memasang telinga lebar-lebar. 

 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status