JATUH CINTA PADA ISTRIKU YANG DULU KUHINA GENDUT

JATUH CINTA PADA ISTRIKU YANG DULU KUHINA GENDUT

last updateLast Updated : 2025-11-07
By:  KhannaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
7views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Arfan Khalid terpaksa menikah dengan seorang gadis bernama Agnia Fahira yang badannya gendut sehingga penampilannya kurang menarik dan tampak tidak cantik demi wasiat almarhum ayahnya yang akan memberikan warisan jika memenuhinya. Pernikahan tetap terjadi, tapi Arfan memutuskan pergi untuk bekerja di perusahaan keluarga yang ada di luar kota tanpa berpamitan dengan siapa pun. Setelah sekian lama, Arfan tak sengaja bertemu perempuan cantik yang badannya ideal hingga ia jatuh cinta. Ternyata perempuan itu adalah istrinya sendiri yang selama ini diabaikan.

View More

Chapter 1

CEWEK GEMBROT

Aku mengangkat salah satu ujung bibirku sambil berdecap kesal. Kedua alisku mengerut melihat seseorang dengan bobot tubuh di atas rata-rata dari ujung kaki hingga kepala yang dibalut hijab.

Bisa-bisanya dia dijodohkan denganku. Apa nggak sadar diri!

Umpatan itu terucap penuh amarah di dalam hati.

Lihat saja ukuran bajunya, bisa dipakai lima orang sekaligus.

Aku meraup wajahku dengan gusar. Ruangan yang di dalamnya terpajang beberapa gaun pengantin terasa begitu engap olehku.

*

“Ibu kesurupan, ya! Cewek gembrot macam Agnia disuruh menikah denganku? Apa Ibu nggak malu punya menantu sepertinya! Aku aja nggak mau!” hardikku dengan tanduk yang meruncing di kepala.

Seminggu sebelum pergi fitting baju pengantin, aku memuntahkan segala kekesalanku pada ibuku yang kekeuh melakukan perjodohan dengan perempuan yang tak kucinta sama sekali. Melihat pun ogah.

Aku sangat berharap, semua yang sudah ditentukan akan gagal dan tidak pernah terjadi sampai kapan pun.

“Jangan ngomong begitu, Ar. Semua demi memenuhi wasiat dari Almarhum ayahmu. Beliau menginginkanmu menikah dengan anak sahabatnya. Kamu harus menerima, Ar. Demi warisan juga, Ar.”

“Persetan dengan warisan, Bu! Aku nggak kerja lagi di perusahaan milik Ayah nggak masalah, asal aku nggak menikah sama cewek yang nggak kusuka. Cewek gendut yang bikin sakit mata!”

“Arfan! Jaga ucapanmu! Ibu hanya ingin ayahmu tenang di alam sana. Agnia nggak seburuk itu, Ar! Dia cantik walau badannya berisi! Dia juga datang dari keluarga baik-baik, Ar. Ayahmu pasti nggak sembarangan menjodohkanmu melalui wasiatnya.”

“Aku nggak mau menikah sama dia, Bu! Aku mau menikah sama cewek yang kucinta. Satu untuk selamanya. Bukan malah dengan bungkusan karung macam Agnia itu. Hah! Wasiat Ayah bikin aku naik darah, Bu! Sembarangan memutuskan semuanya sendiri tanpa bertanya dulu padaku!”

“Rawat dia dengan baik setelah menikah, Ar. Nasihati dengan kata-kata yang halus agar dia mau memperhatikan penampilannya. Agnia pasti akan terlihat lebih cantik sesuai dengan keinginanmu, Ar. Ayahmu pasti akan bahagia saat kamu menuruti wasiatnya, Ar. Ibu nggak mau memaksamu, tapi begitulah garis takdirmu, Ar.”

*

“Mas, giliranmu,” ucap Agnia yang sudah berada di belakangku. Suaranya lembut. Kalau tidak melihatnya langsung, pasti mengira pemilik suara itu adalah seorang wanita yang cantik hampir sempurna. Tapi kenyataannya, badannya seperti gajah, sama sekali tidak ada cantik-cantiknya.

Aku berdecap untuk menanggapinya dan tak menatapnya sama sekali. Dari ujung mataku saja sudah bisa melihat gundukan lemak itu. Mana mungkin aku mau melihat wajahnya yang bikin aku makin kesal padanya dan pada nasib buruk yang sedang menemaniku. Aku berjalan menjauhinya.

“Jodoh memang sepadan ya, Mas. Yang cewek cantik, Mas-nya juga cakep.”

“Mana ada dia cantik. Kek gajah duduk gitu,” kataku menanggapi ucapan orang yang hendak membuatkan baju pengantin untukku.

“Nggak boleh begitu, Mas. Calon istri Mas-nya itu cantik walau badannya berisi. Nggak kayak gajah, Mas. Mas-nya pasti nggak pernah melihat wajahnya dengan benar, ya. Sampai ngomong begitu.”

“Males banget, lihatin wajahnya. Udah kelihatan lemak di mana-mana.”

“Duh, Mas. Kasihan loh, anak orang yang dibesarkan sepenuh hati sama orang tuanya, malah diperlakukan kurang baik sama suaminya. Aku tau, kalian menikah karena dijodohkan. Tapi coba deh, buka hati masing-masing.”

Aku hanya menghela napas sambil mengitarkan bola mata. Sok tahu sekali orang ini. Memangnya dia tahu, bagaimana gejolak di dalam hatiku? Beruntung aku bisa menahan diri.

Untuk membayangkan wajah Agnia saja sudah membuatku bergidik ngeri. Apalagi kalau harus melihatnya secara langsung dan berlama-lama. Bisa-bisa aku pingsan di tempat.

“Mbak Agnia itu cantik sebenarnya, Mas,” ucapnya lagi. Mungkin dia hanya empati karena sama-sama perempuan. Yang diucapkan, pada kenyataannya jauh berbeda di mataku.

“Bagiku, nggak sama sekali! Udahlah, Bu. Nggak usah menasihatiku lagi. Nggak bakal aku dengerin. Ini masalah hati, nggak mudah untuk dipahami,” ucapku dengan tegas agak ketus juga.

“Kasihan Mbak Agnia. Mudah-mudahan, ada keajaiban dalam pernikahan kalian, ya.”

Iya, keajaiban agar pernikahan akhirnya gagal.

*

Agnia berjalan lebih dulu menuju mobil. Kami hendak pulang setelah selesai fitting baju walau aku benar-benar enggan.

Aku mengerutkan alis sambil melihat ke arah lain agar tak langsung melihat tubuh gembul calon istri yang tak kucintai itu.

Bener-bener mirip gajah, kudanil. Bagaimana aku bisa membuka hatiku untuknya? Ngenes gini.

Aku berdecap lagi walau pelan.

Nggak bisa dibayangin waktu malam pertama. Aku nggak akan melihatnya. Ogah banget! Lemak semua pasti.

Dadaku lama-lama terasa sesak ketika kepalaku memikirkan macam-macam tentang takdirku yang memilukan ini.

Dalam bayanganku dulu, ketika menikah, aku akan sangat mendambakan malam pertama yang penuh dengan gairah yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Warna baru yang mungkin membuat rasa penasaran yang tak ada ujungnya. Ingin lagi dan lagi.

Pada kenyataannya sekarang, perempuan yang akan menjadi istriku adalah seseorang yang membuatku tidak punya gairah hidup sama sekali. Melihat pun enggan, apalagi menyentuhnya.

Apa salah dan dosaku, Tuhan! Kenapa aku harus menikah sama buntelan karung satu ton ini!

Aku tahu, Agnia tidak seberat itu. Mungkin berat badannya sekitar 80 atau 90 kg. Tapi, tetap saja, berat badannya itu melebihi kapasitas semestinya. Aku tidak suka.

“Kenapa kamu nggak menolak perjodohan kita?” tanyaku sontak membuat Agnia menoleh.

“Kata siapa aku nggak menolak?” ujarnya dengan pertanyaan baru. Wajahnya datar.

“Kamu diam saja. Menolak di sebelah mananya?”

“Karena kamu nggak melihatnya. Aku sungkan juga kalau ngomong macam-macam di depan ibumu. Walau aku nggak suka, aku berusaha menghormati orang tua.”

“Omong kosong! Kamu menikmati semuanya. Aku melihatnya begitu. Asal kamu tau, kamu bukanlah tipeku. Badanmu terlalu ....”

Aku menggantung ucapanku. Hanya bisa berdecap kesal dan membuang napas lewat hidung dengan kasar.

“Terlalu gemuk? Aku menyadarinya, Mas. Bukankah yang diuntungkan dalam pernikahan ini adalah kamu, ya. Kamu yang bakal mendapat warisan dari mendiang ayahmu. Sedangkan aku ... nggak dapat apa-apa!” ucapnya penuh penekanan.

“Ya udah, kita batalkan pernikahan ini.”

“Ya udah, kamu yang harus berjuang sekuat tenaga. Aku sudah menolaknya berkali-kali, tapi orang tuaku kekeuh gara-gara wasiat ayahmu yang merupakan sahabat orang tuaku.”

Aku mengusap wajahku dengan kasar. Memang semua berawal dari wasiat ayahku yang sudah meninggal. Coba kalau beliau masih sehat sampai sekarang. Mungkin perjodohan ini tidak terjadi karena aku akan menolaknya mentah-mentah di hadapannya.

“Agni!”

Aku ikut menoleh ketika suara lelaki memanggil namanya.

“Benar kan? Itu kamu. Untung aku memanggilmu,” ujar lelaki itu lagi sambil mengulas senyuman di bibir dan melangkahkan kaki mendekati kami.

Aku mengernyitkan kening, karena baru kali ini melihat wajah lelaki itu.

Makin heran lagi, ketika melihat Agnia menyambutnya dengan senyuman yang melengkung di bibir. Padahal saat berbicara denganku, wajahnya begitu kaku. Senyuman itu enggan hadir.

Apa mereka punya hubungan spesial?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status