Share

Part 8

Author: Fatimah Rohim
last update Last Updated: 2021-03-06 23:37:21

"Jika ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu."

----------

 “Ayah, bunda, Om, tante, sebelumnya Kanaya minta maaf, bukannya Kanaya menolak perjodohan ini. Tapi beri Naya waktu, Naya butuh waktu buat memutuskan ini semua. Naya ingin menikah sekali seumur hidup, jadi Naya mohon beri Naya waktu, ya.” Pinta Kanaya memohon ke pada Ayah dan Sam.

          Dinnar yang sedari tadi tegang menunggu jawaban Kanaya seketika tersenyum lega karena mendengar jawaban Kanaya.Seenggaknya Kanaya tidak menolak perjodohan itu lebih tepatnya belum memutuskan buat menerima atau menolak perjodohan itu. Ya Dinnar  pun sadar diri , dirinya hanya seorang mahasiswa  dan usianya juga masih labil. Dinnar pun yakin, Kanaya tidak akan setuju dengan perjodohan ini.

“Baiklah ayah akan memberi waktu satu minggu buat kalian berfikir.”  Ujar Diga, ia memahami putrinya.

“Terimakasih  yah.”  Kanaya tersenyum  dan segera memeluk sang ayah yang selalu mengerti dirinya dan tidak pernah memaksakkan apa pun.

“Dinnar kamu bagaimana?” Tanya ayah Kanaya

“Dinnar ikut baiknya aja om” Ujar Dinnar dengan sedikiit rasa kecewa dan tidak banyak berharap.

          Setelah selesai acara makan malam, keluarga Agustaf kembali ke kediaman mereka. Sedangkan Kanaya melanjutkan mempersiapkan materi buat bahan mengajar besok. Ya, besok merupakan hari pertama Kanaya mengajar dan langsung mengajar tiga kelas.

----------

           Senin pagi di sambut semangat oleh Kanaya. Setelah selesai mempersiapkan segala sesuatunya, Kanaya menghampiri kakaknya di kamar. Terlihat Helga yang sedang mematut di depan cermi hendak memasang dasi.

“Pagi kak.” Sapa Kanaya pada kakaknya yang hendak memasang dasi.

 “Pagi, wih udah rapi aja nih.” Balas Helga tersenyum melihat adiknya yang sudah cantik dan rapi.

“Iya dong.” Kanaya meletakkan tasnya di ranjang tempat tidur Helga, kemudian menghampiri  kakaknya dan membantu memasangkan dasi.

“Mangkanya kakak cpet nikah, jadi ada yang bantu makaiin dasi tiap pagi.” Ujar Kanaya dengan tangan yang sudah mengambil dasi dari  tangan Helga.

“Kakak nggak nikah aja udah ada yang bantuin pasangin dasi.” Helga terkekeh melirik Kanaya yang masih sibuk memasangkan dasinya.

“Tapi serius kak, kapan kakak mau nikah?, You no’t getting any younger, you know? Sepantasnya umur seperti kakak itu udah nikah, udah punya anak malahan.” Kanaya memberikan ceramah kepada kakaknya yang usia hampir  kepala tiga, tapi belum nikah-nikah.

“Amboy-amboy, pintarnya  adek kakak ini ya, pagi-pagi udah ceramah. Mentang-mentang   yang mau ngajar, pagi-pagi udah ceramah. Macam dosen yang sedang menasehati mahasiwanya aja. Adek, kakak mau menikah, tapi tunggu, insyaallah.” Jelas Helga mengusap kepala Kanaya penuh.

“Iya kah? Kapan, kapan kak hem?” Tanya Kanaya bertubi, hendak memastikan kapan kakak satu-satunya itu akan menikah.

“Kapan…..” Helga menjeda ucapanya sejenak.

“Tunggu adek nikah lah, baru kakak mau menikah”.  Helga tersenyum menatap Kanaya penuh arti.

 “Janji, janji ya!” Kanaya mengangkat jari kelingking sebagai tanda perjanjian dengan kakaknya.

“Emmm….. janji.” Helga pun mengangkat jari kelingkingnya dan menyatukan  dengan jari kelingking Kanaya.

“Bener ya.” Kanaya pun tersenyum.

“Iya, tapi kamu nikah duluan ya” Helga menatap adeknya dengan penuh harap dan hanya dibalas senyuman oleh Kanaya.

 “So, kamu menerima perjodohan sama Dinnar dong?” Dengan senyum jahilnya Helga mencoba menggoda  Kanaya dan langsung membuat pipi Kanaya bersemu merah.

“Kak udah ah, ayo buruan entar aku telat.” Kanaya menarik Helga keluar kamar untuk menghindari pembicaraan tentang perjodohan itu. Ah, tepatnya Kanaya malu untuk membahas laki-laki yang berhasil menabur bunga dalam hatinya.

“Ayah, bunda. Adek menerima perjodohan sama Dinnar.” Helga berteriak dan langsung dibekap mulutnya oleh Kanaya. Berharap ayah dan bundanya tidak mendengar teriakan kakaknya barusan.

          Kanaya dan Helga menuruni tangga bersama dan langsung menuju meja makan. Di sana terlihat ayah dan bundanya sudah siap buat sarapan. Dengan menggandeng kakaknya manja, Kanaya menghampiri ayah dan bundanya.

Morning every body.” Kanaya menyapa ayah dan bundanya.

“Morning sayang.” Balas ayah dan bundanya kompak.

“Dek kamu bawa mobil sendiri apa diantar?” Tanya ayahnya pada Kanaya.

“Diantar kakaknya yang tampan ini dong yah.” Sebelum  Kanaya menjawab, sang kakak Helga sudah menjawab terlebih dahulu.

“Cih tampan tapi nggak laku-laku.”  Ujar Kanaya meledek kakaknya.

“Bukanya gak laku sayang, tapi belum laku.” Helga menanggapi ledekan yang diberikan adeknya itu.

“Kak, jangan ngebut-ngebut ya bawa mobilnya.”  Bundanya berpesan kepada Helga.

“Siap bunda.” Jawab Helga dengan tangan memberi hormat ala militer.

Setelah selesai sarapan Kanaya segera berpamitan sama ayah dan bundanya , dan segera menghampiri kakanya yang sudah terlebih dahulu keluar untuk mengambil mobil di garasi. Saat Kanaya keluar dari rumah, ia terpana melihat sebuah mobil sport  mewah berwarna kuning yang terparkir di depan rumahnya. Kanaya pun segera menghampiri si pemilik mobil yang tidak lain adalah kakanya. Helga yang berdiri di samping pintu mobilpun segera membukakan pintu untuk Kanaya. Helga segera menyusul masuk ke dalam mobil dan langsun mengemudikanya.

“Kak ini mobil siapa?” Dengan perasaan terkagum-kagum, Kanaya memandang ke seluruh bagian mobil itu.

“Ya mobil kakak lah, masa iya mobil tetangga.”  Jawab Helga.

“Serius lah kak, tapi kok aku baru tahu kalo kakak punya moobil se keren ini.” Ujar Kanaya yang masih terkagum-kagum dengan mobil sang kakak.

“Makanya kalo di rumah jangan ngedekem mulu di kamar, sekali-kali jalan keliling rumah kalo perlu keliling komplek sekalian.” Kata Helga yang mengemudikan mobilnya.

“Kakak” Kanaya meninju pelan lengan Helga yang sedang  memegangi setir  kemudi.

“Tapi kan kak, kenapa nggak ada satu perempuanpun yang dekat sama kakak?, padahal kan kakak itu tampan, mapan, kaya, pendidikan ok. Biasanya nih cowok model kayak kakak gini banyak lho perempuan yang pengen deket-deket gitu.” Kanaya bertanya heran, pasalnya kakaknya tidak pernah sekalipun terlihat jalan dengan seorang perempuan. Bahkan kakaknya sering acuh sama perempuan.

“Adek kakak  yang cantik, bukanya nggak ada yang deket sama kakak, yang deket sama kakak itu banyak tau, tapi yang sesuai belum ada.”  Jelas Helga.

“Alah, bilang aja kakak itu terlalu pilih-pilih.”  Kanaya menatap sebal kakaknya.

“Nah itu tau.” Helga tersenyum geli melihat adeknya yang sedang sebal itu.

Tak berselang lama mobil yang mereka tumpangi tiba di halaman kampus, Kanaya segera berpamitan dengan kakaknya.

“Kak berangkat dulu ya.” Pamit Kanaya pada kakaknya, Kanaya bersalaman dan tidak lupa  mencium punggung tangan kakaknya.

 “Kak.” Pnggil Kanaya manja sebelum turun dari mobil.

“Hemm.” Jawab Helga.

“Minta uang saku.” Kanaya menegadahkan kedua tanggannya seperti anak SD yang sedang minta uang saku pada orang tuanya dan tidak lupa dengan puppy eyes yang membuat Helga tersenyum geli melhatnya.

“Nih.” Helga memberikan kartu debit unlimited pada Kanaya.

“Ihh kak, aku kan minta uang saku.” Protes Kanaya.

“Udah ini bawa aja, kakak nggak ada  uang cas nih.” Helga memperlihatkan dompetnya.

“Bener nih.” Kanaya memastikan.

“Iya,” Jawab Helga tersenyum.

“Makasih ya kak, muach.” Kanaya mencium pipi kakaknya, Helga pun hanya geleng kepala melihat tingkah manja adeknya itu.

“Maaf ya nanti kakak nggak bisa jemput.”

“Iya, Naya berangkat dulu ya, asalamualakum” Pamit Kanaya pada kakaknya, Kanaya bersalaman dan tidak lupa  mencium punggung tangan kakaknya.

Waalaikumsalam” Jawab Helga.

Bersambung………

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Era Tm71
Bagus bangettt Tapi harga koinya disc dunk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • My Sweet Young Husband   Part 75 END

    “Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik.”---------- Bila ada satu hal pasti yang harus Kanaya yakini dari kehidupan, maka itu adalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Pada akhirnya, hanya Tuhan dan suaminya serta kedua putranya tempat berpegang. Suaminya lah yang membuat kakinya bisa kuat untuk berdiri, sedangkan kedua putranya yang menjadi alasan Kanaya untuk tetap sabar dan ikhlas menerima cobaan. Dan tentu ia harus sangat teramat sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah menakdirkan dirinya memiliki mereka, suami dan kedua putra hebatnya. Perjalanan hidup manusia tidak selalu sesuia har

  • My Sweet Young Husband   Part 74

    Note: Next part adalah part penutup yaJ.“Karena memang kehidupan itu penuh dengan cobaan, ya. Bahkan selama kita masih hidup, cobaan tidak akan pernah berhenti menghampiri. Kuncinya Cuma sabar, sabar dan sabar hingga sampai ke titik ikhlas dimana kita yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Semua pasti ada solusinya, semua pasti ada jalanya.”----------Namanya kehidupan pasti tidak terlepas dengan cobaan dan ujian kehidupan. Pada hakikatnya manusia tidak diuji di luar batas kemampuannya. Bagi mereka yang mampu mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang ada dan selalu bersyukur, maka akan mampu melewati ujian-ujian kehidupan ke depannnya. Yakin bahwa setiap ujian adalah cara Tuhan untuk mendewasakan kita, terlebih semua ujian hidup ini tak ada yang abadi.Dinnar dan Kanaya mencoba melewati ujian terberat dalam rumah tangganya dengan sabar dan iklas. Kehilangan je

  • My Sweet Young Husband   Part 73 A++

    WARNING!!. Part ini mengandung adekan yang bikin panas dingin, bijak dalam membaca yang tidak berkenan bisa abaikan. Sebenarnya ini gabungan part sebelumnya, tapi karena kalau aku jadiin satu part, katanya kebanyakan jadi lebih baik aku jadiin dua part.“ Dalam kehidupan berumah tangga, pertengkaran menjadi salah satu badai yang akan menerpa bahkan mungkin sering. Dan bercinta mungkin bisa menjadi salah satu cara dimana pasangan akan berbagi perasaan untuk menyelesaikan masalah, dan bercinta seolah menjadi pelangi di akhir badai. Mungkin bukan diakhir badai, tapi di sela badai yang belum kunjung usai.”---------- Perlahan Dinnar meletakkan Kanaya di atas ranjang, keduanya berhimpit tanpa jarak. Mungkin karena rindu akan sentuhan membuat keduanya tidak ingin melepaskan pangutan, hingga Kanaya perlahan yang melepas

  • My Sweet Young Husband   Part 72

    “Mawaddah dalam rumah tangga akan tercipta saat suami dan istri mampu saling menguatkan. Dan rumah tangga akan menjadi bahagia saat cinta yang di bangun tidak bercampur dengan ke egoisan.”----------Dinnar melangkah memasuki rumah mewahnya, ia sedikit bersemangat. Menginggat ada kabar baik mengenai putrinya, semoga dengan kabar ini istrinya bisa kembali semangat menjalani hidup.Dinnar segera menuju kamarya, ketika melewati kamar putra kembarnya, ia mendengar isakan kedua putra kembarnya. Dinnar segera masuk, khawatir dengan keadaan Afnan dan Aflah.Terlihat di ranjang masing-masing mereka kompak menelungkup menyembunyian wajahnya di bawah bantal dengan isak tangis menyedihkan. “Abang, adek?” Afnan yang mendengar panggilan sang ayah mengangkat bantal yang menutupi kepalanya dan segera menghapus air mata yang masih tersisa. Sementara Aflah ia masih setia dengan isakkanya.Melihat putra bungsunya masih

  • My Sweet Young Husband   Part 71

    *Alurnya dipercepat ya, bancanya pelan-pelan saja!*“Setegas dan setegar apapun seorang Ayah, ia akan bersedih bahkan tidak akan merasa malu untuk menangis ketika ia harus kehilangan anaknya terlebih putri manisnya.”----------“Alesha diculik……..” Detik berikutnya tubuh Kanaya melemas dan pingsan dalam dekapan Dinnar.Flashback at CCTV control roomBrakk…..Dinnar membuka ruang kontrol CCTV, di sana sudah ada Toni dan Arvan. Sepertinya sahabat-nya itu gerak cepat, karena saat ini mereka sedang menatap layar monitor dan mendengarkan penjelasan petugas yang jaga. Dinnar mendekat ke monitor dan menatap layar besar di hadapannya itu, di monitor itu terekam jelas ketika Alesha berjalan menuju toilet. Ketika Alesha keluar dari toilet, ada dua orang laki-laki dan perempua menghampiri Alesha, sepertinya ora

  • My Sweet Young Husband   Part 70

    "Memang benar, bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang di sisi Tuhan-nya dan tanda bahwa Tuhan semakin menyayangi dirinya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya. Dan tentunya ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita sebagai makhluk Tuhan adalah bersabar."----------5 Tahun Kemudian………Lima tahun sudah derai tawa menghiasi rumah mewah keluarga Agustaf. Dinnar dan Kanaya saling membahu dalam merawat dan mendidik ketiga buah hatinya. Dinnar dan Kanaya tidak menyetujui usulan Sam dan Marta yang ingin menggunakan jasa baby sistter untuk membantumegurus Queen dan Prince-prince dikeluarga bahagia itu.“Kakak!!! Adek!!.....” Teriakan nyaring terdengar menggema di seluruh ruangan di dalam rumah mewah itu. Menjadikan seluruh penghuni rumah yang tengah mengerjakan kegiatan masin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status