Kedua bola mata Felicia langsung berbinar saat melihat es campur super lengkap dan kelihatan menggiurkan telah terhidang di depan matanya. Campuran dari mutiara, buah alpukad, kolang kaling, cincau hitam dan kelapa muda dengan kuah es serut dicampur susu itu terlihat sangat enak dan membuat air liur Felicia hampir saja menetes.
Jayden tersenyum geli melihat wajah Felicia yang seakan baru pertama kali lihat es campur. Padahal tukang es campur di dekat kampus mereka itu sudah ada sejak lama. Dan Jayden yakin Felicia pasti sering
Padahal yang sebenarnya adalah Felicia hanya bercanda soal ia yang mau belajar bersama dengan Ansel. Ia dan Ansel saja sudah lama tidak berkomunikasi dan hanya sekedar menyapa jika bertemu di laboratorium. Ia hanya sengaja untuk memancing kemarahan Jayden. Siapa suruh pria itu menyebalkan lebih dulu. Meski hanya bercanda tapi kan tetap menyebalkan. Tapi jadi Felicia yang kena batunya sendiri. Ia jadi kepikiran soal ucapan Jayden dan tentang perasaan pria itu. Sialan memang!Dan sekarang dengan tak tahu dirinya, Jayden malah ma
Sesampainya di Universitas Janara.Jayden dan Felicia segera memarkir mobil dan kemudian berjalan ke gedung belakang kampus. Tepatnya gedung bagian histopatologi. Gedung tersebut terdapat di paling pojok dan agak gelap. Mungkin karena terapit dengan gedung-gedung besar di sekelilingnya sehingga cahaya matahari tidak menyinari gedung itu dengan maksimal.
Ucapan Jayden yang sesederhana itu ternyata cukup mengusik benak Felicia. Ia sedikit kecewa mendengarnya. Ia terlanjur berharap bahkan ia berharap pria itu akan mengatakan, "emang bener kan lo cewek gue. Masalah?" Dengan gaya tengilnya seperti biasa. Tapi kenyataannya tidak.Biar cepat aja.Tiga
"Gak kok. Kita teman biasa aja," ucap Felicia sambil tersenyum getir.Ansel merasa sedikit lega setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut gadis itu. Tadinya ia pikir, ia benar-benar sudah kalah dan tidak punya kesempatan sedikit pun untuk mengulang kisahnya kembali dengan Felicia seperti dulu. Melihat Jayden dengan sikapnya yang terlihat begitu spesial dan membuat siapa saja yang melihatnya akan salah paham, salah paham jika mereka memiliki hubungan khusus. "Syukurlah."
Sejak peresmian hubungan Jayden dan Felicia, mereka semakin terlihat dekat dan seakan tak terpisahkan. Meski mereka sudah jarang ke kampus, tapi di luar kampus mereka sering bertemu. Setiap hari. Ke kampus pun kadang hanya untuk bimbingan dengan dosen terkait pembahasan yang sudah mereka susun sembari menunggu penelitian histopatologi mereka dilakukan. Sisanya mereka pergi bersama ke perpustakaan nasional atau belajar bersama di rumah Felicia.Ansel yang menyadari hubungan Felicia dengan Jayden pun seketika kecewa. Ia menatap
Esok harinya Jayden sudah kembali berada di depan rumah Felicia sebelum jam enam pagi. Karena perjalanan ke Puncak akan memakan cukup banyak waktu apalagi di weekend seperti ini. Kesiangan sedikit saja bisa-bisa mereka terjebak macet. Apalagi di weekend biasanya jalanan ke arah Puncak akan memberlakukan jalur satu arah."Masih ngantuk ya?" tanya Jayden ketika mobilnya baru memasuki jalan tol.Felicia menyandarkan kepalanya ke jok mobil Jayden dan melirik sekilas ke pria di sampingnya. "Menurut lo aja? Siapa suruh ngapel sampe jam sepuluh malam. Gue kan tipe yang gak bisa tidur cepet. Gue baru tidur tuh jam dua belasan tau!"Jayden terkekeh geli. Ia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya sekarang seperti bucin banget ke Felicia. Seakan tak mau jauh-jauh dari gadis itu. Ia yang dulu sering dikejar-ke
Setelah membeli berbagai macam oleh-oleh termasuk mochi dan buah berry-berry-an, Jayden dan Felicia memutuskan untuk mencari tempat makan sate maranggi yang terkenal untuk makan siang mereka yang telat. Karena hari sudah menjelang sore dan demi menghindari penutupan jalan, Jayden tidak mengajak Felicia ke tempat wisata lain di Puncak. Apalagi mengingat mereka besok harus penelitian kembali. Ia khawatir jika penyakit typus Felicia kambuh lagi."Kita beli oleh-oleh banyak banget. Udah kayak mau ngasih orang sekampung," ucap Felicia sembari melihat jok belakang mobil Jayden."Gak apa-apa. Buat stok cemilan gue pas ke rumah lo.""Loh. Emang lo gak mau bawa pulang buat orang di rumah?"Jayden menggeleng. "Rumah gue sepi. Nyokap bokap gue baru ke Bandung lagi minggu ini. Nanti gak ada yang makan."Felicia terdiam, memperhatikan wajah Jayden yang terlihat biasa saja. Namun Felicia sedikit m
Felicia menatap rumah mewah di depannya dengan tatapan kagum sekaligus bingung. Ia sengaja naik ojek online menuju rumah Jayden agar tidak tersesat. Tapi ketika tukang ojeknya memasuki kawasan perumahan elit di pusat kota, Felicia seketika berpikir ... sekaya apa pria tengil yang sekarang adalah kekasihnya itu?Dan semua terjawab kini.Rumah mewah bergaya modern itu seakan meledek Felicia dan penampilan sederhananya. Ia hanya tahu sosok Jayden yang suka naik motor matic ke kampus atau mobil sedan biasa selama masa pendekatan mereka. Namun yang dihadapannya kini seketika membuat nyali Felicia ciut."Ini bener alamatnya, Pak?" tanya Felicia yang sedikit berharap jika mereka ternyata tersesat. Dan ini alamat yang salah.Tukang ojek yang