Share

Chapter 9: The Wound

Happy reading ;)

***

Sepanjang perjalanan menuju mansion, Mike tak henti hentinya mengumpat kesal. Bagaimana bisa wanita itu menolak untuk kesekian kali ditengah respon tubuh yang sama sama menggetarkan. Mike menghela napas panjang seakan sesaknya melebihi yang ia rasakan sebelumnya.

"Aku hanya butuh waktu." kali ini Emily menjawab segala kegusaran pria bersurai dark brown disampingnya. Mike melirik sesaat, dan kembali menatap jalanan kota Manhattan yang mulai lengang. Ia tahu wanita itu butuh waktu, hanya saja ia pikir tak perlu waktu jika mereka sama sama menginginkan.

Maybach Exelero hitam terparkir sempurna di halaman utama mansion. Keduanya berjalan bersama namun Emily mundur beberapa langkah saat Alice berdiri tak jauh dari hadapan mereka.

"Mom??" Mike memeluk dan menanamkan kecupan hangat di pelipis sang ibu.

"Apa yang kalian lakukan hingga pulang selarut ini?" Alice menatap curiga yang dibalas kekehan Mike.

"Oh God! Bahkan sekarang masih jam 8 Mom, dan kami hanya butuh udara segar, kepalaku rasanya ingin meledak menghadapi para wartawan."

"Aku menunggu mu diruang kerjaku." Alice menatap Emily sebelum pergi meninggalkannya lebih dulu. Kening Mike mengerut dalam, mengapa tatapan itu tampak serius? Tak mungkin jika ibunya membicarakan perihal kejadian kecelakaan malam itu.

Emily mengikuti langkah Alice, namun Mike meraih lengannya cepat.

"Apa yang terjadi?" Emily hanya mengangkat bahu kemudian kembali melangkah menuju ruang kerja Alice.

Wanita itu menghela nafas panjang, mengetuk pintu sebelum melangkah masuk, ia menatap sekeliling ruangan yang cukup besar dan simple. Desain ruang kerja dibuat dengan dominasi furnitur kayu dan besi, dinding cat warna abu-abu menambah kesan teduh dan nyaman. Dekorasi dengan konsep industrial sangat cocok untuk wanita paruh baya itu ditambah tanaman hijau dalam pot batu, dan aneka pajangan model geometri menambah kesan estetik serta unik.

"Duduklah," Emily menatap punggung Alice yang membelakangi nya.

Alice tengah membuka lembaran demi lembaran berkas diatas meja, ia memutar kursi untuk menaruhnya kembali dan berjalan santai hingga duduk berhadapan dengan Emily.

"Aku tahu kau bodyguard paling kuat di Russia," ia meraih teh hangat dan menyesap perlahan. Satu kaki yang bertumpu membuat wanita itu tampak elegan. Sedangkan Emily hanya menunggu kalimat selanjutnya.

"Dan, aku tahu kau seorang janda yang dibuang oleh keluarga Cloves,"

Kalimat yang begitu menohok membuat rasa sakit yang selama ini Emily tutupi kembali terbuka, ia benci. Terlebih ia begitu benci dengan orang yang tak tahu apapun tentang nya dapat dengan mudah berkata demikian, namun ia tak dapat membalas sepatah katapun mengingat dirinya hanya sekedar bodyguard. Ia tak menyangka jika Alice menyelidiki kehidupannya, namun justru hatinya berkata lain, seolah menyangkal wanita lembut seperti Alice mampu menyelidiki hingga sejauh ini.

"Aku tahu kejadian tempo lalu bukan murni karena musuh suamiku, tapi pelaku itu ingin membunuhmu, benar?" Alice menatap tajam kedua manik legam Emily, wanita ini terlampau datar tak ber ekspresi hingga Alice sulit menemukan kebenaran atau bahkan kebohongan dalam walnut itu. Rasa bersalah terasa mengalir dalam dirinya, harusnya ia tak berkata tanpa bertanya dengan orang yang bersangkutan, namun bukti yang ia terima terlampau nyata.

"Terlepas dari benar atau tidak, jangan bawa anakku kedalam masalah mu, Emily.. kau hanya bertugas menjaganya jadi kumohon jangan libatkan ia dengan urusan pribadimu." Alice menyandarkan tubuhnya, tangan yang bertumpu pada arm sit terkepal erat menahan rasa asing yang bergejolak antara kesal dan ragu bersamaan.

"Maafkan aku," jawabnya singkat. Ia tahu wanita dihadapannya terlampau khawatir pada anak satu-satunya. Entah mengapa sedikit rasa sakit mulai merambat mengisi hatinya, ia menghela nafas perlahan menepis rasa itu dengan lembut.

Mike bersembunyi saat pintu ruang kerja Alice terbuka, ia menatap Emily dengan helaan napas yang tampak sulit saat keluar dari sana. Dugaannya benar, Alice membicarakan kejadian malam lalu dan tanpa diduga ia mengetahui semua tentang Emily.

Mike segera menghampiri ibunya yang tengah menyesap teh dengan pandangan kosong. Tak segan Mike meraih lembaran kertas yang tersusun rapi diatas meja kerjanya.

"Siapa yang memberikan ini semua padamu?"

Tatapan Mike menajam sempurna, namun Alice tetap menikmati teh dengan santai. Ia menaruh kembali gelasnya dengan lembut, sama sekali tak terusik dengan amarah Mike yang mungkin akan meledak.

"Berhati-hatilah dengan wanita itu Mike," Alice melirik Mike, berjalan dan berhadapan dengan sang anak.

"Kau tak tahu apa apa tentangnya!"

"Bagaimana denganmu?!" Alice tersenyum sinis dan melipat tangan didada.

"Aku tahu melebihi siapapun." tegasnya.

"Omong kosong! Aku telah menghubungi Loginova untuk mengganti bodyguardmu,"

"Itu tak akan pernah terjadi dan aku pastikan orang yang telah menghasutmu menerima balasan dariku." Mike mengambil berkas itu dan pergi meninggalkan Alice dengan amarah tertahan, Mike membanting pintu kamar, meraih ponsel menghubungi sahabat satu satunya. Ia menatap lembaran kertas yang berisi Informasi tentang Emily, kini kertas itu telah menjadi gulungan bola kecil dengan sekali remasan.

"Ada apa kau menghubungiku bastard!" Suara seseorang disebrang telepon mampu mengalihkan fokus pria itu.

" Ck! Aku butuh bantuanmu, Ben."

"I know, kau bahkan menghubungiku saat kau butuh, shit!" Kesalnya.

"Selidiki keluarga Christian Cloves hingga hal terkecil sekalipun." Mike menatap tajam gulungan kertas itu kembali sebelum beralih pada suasana malam diatas balkon. Saat ini Benedict adalah sahabat satu-satunya yang ia percayai dalam hal apapun, termasuk dalam penyelidikan.

"Sesuai perintahmu, Sir!" Mike menutup sambungan telepon terlebih dulu. Ia menghela napas, melipat tangan didada kemudian bersandar pada dinding. Pikiran itu terlampau kacau berseteru dengan rasa indah yang merambat manis.

'Ini adalah permulaan' gumamnya dalam hati.

Sedangkan Emily menatap kosong langit langit kamar mandi yang bernuansa modern classic. Pikiran itu menerawang pada kenangan indah sekaligus menyakitkan. Pertemuannya dengan Christian adalah anugerah ditengah konflik keluarga nya sendiri yang tak kunjung padam. Kehadiran pria itu seakan membuka dunia bahwa diluar sana begitu banyak kebahagiaan yang dapat ia gapai, manik hazel yang begitu menenangkan selalu membekas indah dalam dirinya.

Bagaimana pria itu begitu lembut penuh canda saat bersamanya. Hingga pernikahan itu terjadi, Emily pikir menikah dengan Christian adalah satu satunya jalan terindah untuk memulai hidup baru sedangkan kedua orang tuanya lebih memilih berpisah sebagai jalan keluar.

Namun ekspektasi itu terlalu tinggi, hingga saat ia terjatuh, rasa sakit itu mampu memecahkan seluruh kepercayaan dan menggelapkan hatinya. Awalnya ia menyangkal, namun semakin ia berjuang seorang diri sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dengan perlahan. Terlebih saat Christian justru membiarkan ia disiksa oleh keluarganya. Hinaan dan perlakuan keji Christian dan keluarga tak mampu ia halau meskipun setengah mati mencoba melupakan. Amarah itu terlampau jelas mengubah dirinya menjadi seperti saat ini.

Kenyataannya sekarang, ia bahkan telah membunuh beberapa orang yang mengusik hidupnya selama bergabung bersama Loginova dan bertugas menjadi bodyguard pejabat politik maupun pengusaha. Baginya, Loginova adalah orang tua angkat yang begitu berjasa.

Wanita itu menghela napas dalam, sebelum menenggelamkan diri didalam bathtub berharap bebannya meluap bersama buih yang berkilau. Ingatan nya tertarik pada kejadian manis bersama Mike. Namun ia tak ingin mengalami hal yang menyakitkan untuk kedua kali. Menghindar adalah jalan satu satunya walau itu sulit dan mustahil.

***

-To Be Continued-

Karya Luna Lupin yang lain ---> My Brilliant Doctor (On Going)

Komen (2)
goodnovel comment avatar
The Heaven
cerita nya bagus lebih bagus lagi jangan sampai ribuan Bab , selesaikan yg ada saja akan menjadi kesan tersendiri .........
goodnovel comment avatar
Allyca Alfaro
Dah ke nonton filmm action saja nie cerita 😋
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status