Home / Romansa / My Wife is Bodyguard / Chapter 8: Be Honest

Share

Chapter 8: Be Honest

Author: Luna Lupin
last update Last Updated: 2021-05-10 05:02:25

Happy reading ;)

***

Suasana di ruang konferensi pers tampak riuh, Mike memilih membawa semua reporter menuju ruang pers untuk diliput. Ia tak ingin berdesak saat di wawancarai. Emily dan Laurent membantu keperluan pria itu hingga seluruh staff dan reporter memasuki ruangan tersebut. Mike menjelaskan secara rinci perihal kejadian yang terjadi padanya. Ia juga membawa nama Emily sebagai bodyguard dalam penyelamatan. Ia tidak tahu siapa dalang dari kejadian tersebut dan berharap pelaku segera tertangkap. Pihak kepolisian juga turut hadir namun meminta keterangan lebih lanjut dikantor polisi.

Sesuai perintah, Emily menunggu dimobil saat Mike masuk kedalam kantor polisi untuk membuat keterangan. Wanita itu menggulir layar ponsel dan menyeringai tajam membaca satu pesan dari Jeff. Kepala cantiknya telah menyusun rencana indah untuk malam nanti. Emily memasukkan ponsel ketika Mike meminta nya keluar.

"Aku yang mengemudi." Tanpa kata, wanita itu keluar dan duduk dikursi penumpang.

Mike menghela napas berat, melonggarkan dasi sebelum berbaur dengan jalanan kota Manhattan yang semakin padat. Emily tak bertanya apapun saat Mike justru membawanya entah kemana, Walnut legam itu menikmati pemandangan alam yang mereka lewati, ia tak tahu jika New York memiliki tempat sejuk seperti ini. Perkebunan, taman luas dan bunga dengan kelopak berguguran menghiasi jalanan yang mereka tempuh. Woodstock, tempat itulah yang menjadi persinggahan mereka kali ini.

Dua jam berlalu Mike menepikan mobilnya tepat di pinggir sungai dengan perairan jernih, White River. Sekali lagi Emily dibuat takjub karena New York memiliki tempat indah seperti surga. Ia bahkan masih menikmati bagaimana udara sejuk itu mengisi dirinya yang kosong. Mike menatap surai yang bergerak lembut oleh terpaan angin membuat wanita itu tampak lebih cantik dan segar. Ia berdehem halus menepis rasa gugup.

"Keluarlah." titahnya.

Emily melirik sesaat sebelum mengikuti langkah Mike, Pria itu bersandar pada kap mobil, diikuti Emily yang terlihat menjaga jarak dengannya. Wanita itu melipat tangan didada pandangan nya lurus ke tepi sungai, ia sangat menikmati indahnya sungai itu, begitu menenangkan ditengah kehidupan kelam yang ia jalani. Andai saja ia seberuntung wanita lain yang memiliki keluarga utuh, hangat dan harmonis namun itu hanya sebuah perandaian yang mustahil baginya. Keinginan menjadi wanita yang dicintai oleh seorang pria memang ada, namun sepertinya takdir memberi jalan yang amat terjal hingga menjauhkan dirinya dari harap yang indah.

"Kau pernah berkunjung ke tempat seperti ini?" Mike meraih cerutu menghisapnya kuat, ia tak tahan dengan keadaan yang menyiksa saat Emily mencampakkannya, yang jelas ia tak tahu sejak kapan dirinya tertarik pada wanita angkuh dan dingin seperti Emily.

"Tentu," jawabnya singkat.

"Saat ini, right?" Tebak Mike mengejek.

"Yeah," kekeh Emily.

Mike menyunggingkan senyum, ia kembali menghisap cerutu kemudian menginjaknya dengan ujung sepatu. Pria itu berjalan menemui bibir sungai merasakan sejuknya air yang menggelitik setiap inci kulit yang terendam.

"Kemarilah," Mike mengulurkan tangan berharap disambut manis oleh Emily, nyatanya wanita itu memilih berjalan sendiri mengabaikan uluran tangan dan berdiri disamping Mike. Sekali lagi Mike menghela napas yang sedikit berat. Ia bahkan tahu jika Emily bukanlah wanita yang mudah didapat seperti wanita lain yang sering ia temui.

"Kau tahu mengapa tempat ini teramat jauh?" Mike kembali menatap walnut legam Emily, sesaat pandangan mereka bertemu seakan saling mengikat dan wanita itu tak bisa menghindar dari jerat halus yang mendebarkan.

"Itu karena tempat ini sangat istimewa, sesuatu yang istimewa tak bisa didapat dengan mudah bukan?" Kini jarak keduanya terlampau dekat, Emily tak bisa menjauh oleh daya tarik Mike yang menggebu. Ia justru terperangkap dalam gulungan ombak rasa yang dulu sempat tercipta. Hembusan nafas hangat pria itu menggelitik kulit wajah yang saling berdekatan.

"Begitu juga wanita, wanita istimewa tak bisa didapat dengan mudah.." punggung jemari itu membelai halus pipi mungil Emily, ia mengusap wajah yang kian merona indah. Dalam jarak sedekat ini, Mike menyadari keistimewaan yang wanita ini miliki ditengah ketidaktahuan tentang apa yang dilakukannya diluar sana.

Satu tangan Mike meraih pinggang Emily mengikis jarak, deru nafas yang tertahan menjelaskan bahwa wanita itu tengah berdebar oleh rasa yang telah bersarang dalam dirinya. Ia mencoba lepas dari jerat indah yang membahayakan. Namun genggaman Mike terlampau erat hingga tak bisa bergerak memberi celah.

"Lepas! atau aku akan membunuhmu!" Desis Emily penuh ancaman.

Mike meraih jemari itu menempatkan didadanya. Pupil Emily melebar sempurna saat telapak tangannya merasakan debaran jantung Mike, seakan ingin mendobrak rongga dada yang menghalangi.

"Mike.."

"Katakan, jika kau pun merasakan hal yang sama," Bisikan Mike begitu merdu membuatnya menegang bersama sensasi hangat yang menggelora. Ia tak dapat menampik bahwa dirinya merasakan rambatan asing saat bersama pria itu. Namun posisi nya saat ini tak memungkinkan, status mereka hanya sekedar boss dan bawahan. Ia sadar, dirinya begitu jauh jika dibandingkan dengan wanita yang selalu memuaskan pria itu dalam berbagai hal. Ia menginginkan namun tak bisa, Naif bukan?

Emily melepas genggaman Mike mencoba mendorong tubuhnya yang kian merapat, namun pria itu semakin menekan dalam hingga tak memberi kesempatan bagi udara untuk sekedar memisahkan.

"Katakan Emily," jemari itu merambat menggenggam pipi hingga tengkuk, manik cokelat Mike benar benar tak beralih sedikitpun untuk menarik walnut legam Emily.

Jemari Mike turun menyusuri leher hingga tepat berada diarea jantung, senyum manis mengembang menghiasi wajah rupawannya ketika debaran keras di dada wanita itu sama dengan debaran yang ia rasakan.

"Jangan menghindar Emily, kau tak bisa berbohong padaku," tangan Mike kembali menekan tengkuk nya kuat, ia menyapa bibir mungil itu dengan hati hati seakan rapuh penuh luka. Pupil Emily melebar sempurna namun tak bisa menampik rasa lembut yang ia terima dari Mike. 

Emily meraih tengkuk Mike membalasnya perlahan, ia tahu ini salah. Namun tak ada cara lain untuk menghindar jika keduanya saling mendamba. Mike tersenyum menerima balasan lembut dari wanita itu, ia meraih jemari Emily untuk melingkar pada lehernya. Sedikit Mike membawa tubuh itu untuk saling menyatu memberi debaran dan sensasi gila yang begitu memukau.

Ia tak menyangka akan sebahagia ini bahkan hanya dengan berciuman bersama wanita yang ia cintai. Namun Mike sadar, jalan yang akan ia tempuh tak mudah. Seperti yang telah ia katakan, wanita istimewa tak bisa didapat dengan mudah, akan selalu ada liku yang terjal untuk dilewati. Sesuatu yang berkilau memang perlu usaha dan pengorbanan yang tak sedikit. Dan mungkin, ini saatnya ia meraih itu semua, memperbaiki hidupnya untuk sekedar memantaskan diri dan menggapai harap indah bersama wanita istimewa, Emily Blunt.

***

-To Be Continued-

Karya Luna Lupin yang lain ---> My Brilliant Doctor (On Going)

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Wife is Bodyguard   Chapter 114: Wedding

    Happy reading ;)--------------Emily seolah melayang kala pria itu mempersilahkan dan menatap detail setiap pergerakan Emily. Loginova mengulurkan tangan membawa Emily menuju altar. Senyumnya merekah indah namun berbeda dengan degup jantungnya seolah bersorak.Sementara bridesmaid berada di belakang mengiringi langkah Emily. Ribuan lampu berbentuk lilin yang berbentuk kristal mengisi langit langit gedung dengan pola melingkar hingga menyatu tepat di atas altar.Beberapa bunga mawar merah tersedia di setiap sudut meja para tamu, serta background dengan air terjun memenuhi keseluruhan tempat dimana mereka akan mengucap janji sehidup semati.Jalan yang ia tapaki seolah menyambut kedatangan Emily seperti seorang ratu juga di bagian sisi kiri dan kanan terdapat bunga anggrek putih yang menggumpal dan panjang

  • My Wife is Bodyguard   Chapter 113: Wedding Prep

    Happy reading ;)----------------"Sebenarnya, Celline datang ke mansion untuk meminta maaf pada kita." Mike terdiam begitupun dengan Emily di sebrang sana."Lalu?" tanya Emily santai namun ia segera membentengi hati jika pernyataan Mike membuatnya luka atau melebihi itu."Tak ada perbincangan serius, kami hanya berbincang tentang kejadian yang menimpa kita," jawab Mike pasti. Emily pun tersenyum mendengar nada pria itu yang jujur."Oke."Mike terdiam dan merubah posisi menjadi telungkup. "Hanya, oke?" tanyanya memastikan."Ya, memang kau mau apa lagi?""Tidak. Hanya itu."Emily tergelak di sebrang sana. Dua jam berlalu mereka sama sama tak ingin melepaskan ponsel dari telinga mereka, walau panas tapi setidaknya mereka akan sama sama tidur terlelap.***Satu bulan berlalu, Mike benar benar memajukan tanggal pernikahan mereka, dan kini hari itu tiba. Ia tak sabar untuk segera bertemu dengan calon

  • My Wife is Bodyguard   Chapter 112: Heart To Heart

    Happy reading ;)-----------------"Mike, bisakah kita bicara?" Wanita itu bergegas berdiri menghentikan langkah Mike yang acuh tak peduli. Sementara Egbert menepuk pundak sang anak dan berlalu pergi.Halaman utama mansion menjadi pilihan Mike untuk mengabulkan keinginan wanita itu. Sebenarnya jengah, namun Mike tak bisa menolak jika pertemuan mereka adalah yang terakhir mengingat Celline akan segera pergi ke Jepang dalam waktu yang lama."Langsung saja, tak ada waktu." Mike melirik jam tangan dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Pandangannya lurus tak menoleh bahkan berhadapan dengan mantan kekasihnya dulu."Aku tahu aku salah saat itu, aku hanya ingin minta maaf juga pada Emily. Tapi, luka yang ku buat tampaknya begitu membekas dalam ingatan kalian." Celline menunduk seraya mengusap lengannya ketika angin menusuk ke dalam lapisan kulit.Ia tersenyum pahit, dulu Mike akan segera menutupi tubuhnya dengan long coat atau jaket yang ia

  • My Wife is Bodyguard   Chapter 111: Be Patient

    Happy reading ;)----------------"Siapa?" tanya Emily menatap ponsel Mike yang telah ia matikan. Mike mengacungkan layarnya kembali. "Jeff.""Ada apa dia menghubungimu?""Aku berjanji akan berlatih dengannya hari ini, aku melupakan itu."Emily mendesah samar. Mereka kembali berjalan menatap ke sekeliling gedung milik sahabat Egbert "Bagaimana?" tanya Dirk seraya menatap bagian gedung yang akan dijadikan altar untuk janji suci mereka.Mike mengangguk setuju dan menoleh pada wanitanya. "Kau suka?""Tentu." Senyum keduanya mengembang. Mike melirik jam tangan menunggu wedding organizer yang berjanji akan menyusul mereka.Seorang pria berlari tergesa dan menunduk hormat ketika berhadapan dengan Mike. "Sir, maaf atas keterlambatannnya, saya Stefan." sapanya canggung. Mike hanya membuang nafas kasar namun tak segan menjabat uluran tangannya."Kau dari mana saja?" sentak Eveline kesal."Jalanan macet, kau bahkan tiba tib

  • My Wife is Bodyguard   Chapter 110: Venue

    Happy reading ;)-------------------"Mike benar, ia harus melindungimu dan keluarganya nanti seperti yang selalu dilakukan oleh Daddy," ujar Alice seraya berjalan menghampiri keduanya.Emily melirik pada Mike yang memandang ibunya dengan kesal. "Mike, ibumu hanya mencemaskanmu walau berlebihan. Ayolah, jangan seperti ini." Egbert merentangkan kedua tangannya kemudian duduk di sofa."Itu benar, aku tahu kau menyayangi Alice," sambung Emily meyakinkan. Mike terdiam seolah pikiran dan hatinya beradu antara kasih sayang dan kekecewaan.Hingga akhirnya Mike mengangguk memutuskan mengakhiri sifatnya yang kekanakan. "Aku minta satu hal padamu," tegas Mike dengan matanya yang tajam."Ya, apapun untukmu." Alice mengangguk dan duduk di sisi ranjang berhadapan dengan putranya yang ia kasihi."Jangan ganggu hubungan kami untuk sekarang bahkan selamanya," pinta Mike dengan tatapannya yang mengeras. Sementara Alice tersenyum simpul. "Tentu, aku ta

  • My Wife is Bodyguard   Chapter 109: Admonition

    Happy reading ;) ----------------- Loginova tersenyum simpul pada Tara yang sempat berpapasan dengannya sebelum pergi. Wanita dengan midi dress suit di balut blezzer burgundy serta syal berbulu melingkar di lehernya membuat Mike menyadari betapa berkelasnya ia. Wanita itu menjentikkan jari memerintah anak buahnya untuk menaruh beberapa makanan vegetarian di atas nakas. Emily menaikkan kedua alisnya melihat tingkah sahabat ibunya yang berusaha untuk menjadi wanita normal. Entah itu dari lubuk hatinya atau hanya bepura pura se welcome ini pada orang baru seperti Mike. Loginova bahkan hanya sesekali bertemu dengan Mike dan tak ada perbincangan diantara mereka. Loginova menghampiri keduanya namun berakhir duduk di atas sofa tak jauh dari sana. Emily duduk di sisi ranjang menghadap wanita itu. Sementara Mike menoleh singkat pada wanitanya. "Aku hanya ingin bicara denganmu," tunjuk Loginova pada Mike dengan dagunya yang runcing. Emil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status