Share

Chapter 21

Andira kini duduk di samping Martin, apa boleh buat, dia tidak bisa duduk di bagian belakang karena Martin Dailuna bukanlah seorang sopir melainkan majikannya sendiri.

Mata Martin fokus ke arah jalan, dia sengaja menurunkan jendela mobilnya, dia lebih menyukai hembusan angin daripada dinginnya AC mobilnya, senyum lebar karena kemenangannya atas Andira tak bisa lepas dari bibir tipisnya.

Dan Andira dia tidak punya niatan untuk memandang ke arah Martin Dailuna, pria itu betul-betul sangat menyebalkan dan seenaknya melakukan apa saja asal itu di bawah kuasanya.

"Kita akan ke toko buah dulu untuk membelikan Randy dan Nadira buah, mereka sangat menyukai buah, apalagi manggis dan mangga," ujar Martin, matanya sesekali memandang ke arah Andira yang sibuk memandang ke luar jendela.

"Antar saja aku pulang sebelum Tuan ke perkemahan anak-anak Tuan," ucap Andira, matanya masih memandang ke luar jendela.

"Permohonan tidak diterima."

Kemudian Martin meng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status