Mobil yang membawa Andira berhenti di depan sebuah bangunan tua. Bangunan itu tampak terbengkalai, dengan cat yang mengelupas dan jendela yang kotor. Andira merasakan ketakutan yang semakin besar saat dia dipaksa keluar dari mobil oleh Ibrahim.Ibrahim menyeret Andira ke dalam bangunan tua. Di dalam, ruangannya gelap dan lembab, dengan bau apak yang menusuk hidung. Andira melihat beberapa ruangan kosong dengan jendela yang ditutupi papan kayu. Dia yakin dia akan disekap di salah satu ruangan itu.Ibrahim membawa Andira ke sebuah ruangan kecil di ujung lorong. Ruangan itu hanya memiliki satu jendela kecil yang ditutupi teralis besi. Andira didorong ke dalam ruangan dan Ibrahim menguncinya dari luar.Andira sendirian di ruangan itu. Dia duduk di lantai yang kotor, memeluk lututnya dengan erat. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki di luar ruangan. Pintu terbuka dan Nigel, bos besar mafia, masuk ke dalam ruangan.Nigel adalah pria yang
Andira tersungkur di tanah dengan nafas terengah-engah. Rasa sakit di kakinya berdenyut, akibat tendangan Nigel yang kejam. Dia mencoba untuk berdiri, namun sia-sia. Kakinya terasa lemas dan tak bertenaga.Nigel mendekatinya dengan tatapan penuh amarah. "Kau pikir kau bisa kabur dariku, hah?" gertaknya.Andira menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata Nigel. Dia tahu bahwa perlawanan hanya akan sia-sia."Aku beri kau kesempatan sekali lagi," kata Nigel. "Jika kau berani mencoba kabur lagi, aku tak segan-segan membunuhmu."Andira terdiam, tak berani berkata apa-apa. Dia tahu bahwa Nigel bukan orang yang main-main dengan omongannya.Nigel menoleh ke arah Ibrahim. "Bawa dia ke ruangan yang lain," perintahnya.Ibrahim mengangguk dan menyeret Andira ke sebuah ruangan lain. Ruangan ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan ruangan sebelumnya. Tak ada jendela sama sekali, hanya sebuah pintu kecil yang terbuat dari besi.Ibrahim mengikat tangan dan kaki Andira dengan rantai. Dia kemudi
Semuanya meletihkan dan menghabiskan banyak tenaga, Syarif dan Ibrahim tampak sangat lelah dan bahkan saat ini hampir turun hujan, mereka masih berada di dalam hutan tak tahu akan ke mana. Syarif memiliki satu senjata api, dan itu bahkan bukan senjata mesinBagaimana mereka akan melalui ini semua? Martin tampak dengan kondisi yang tidak baik-baik saja dan tidak tahu bagaimana dia akan menyelesaikan masalahnya sekarang. Seolah semuanya hilang kendali dan tak tahu bagaimana dia akan hidup sekarang. Syarif juga terjebak dan tampak sangat keletihan berada di pihak Martin. Hanya karena Martin pernah membantunya membuat dia merasa berhutang budi, dia terlibat dalam masalah ini. Padahal seharusnya dia tidak seperti itu. Mereka duduk di atas rerumputan setelah bersembunyi di semak-semak. Menunggu malam tiba dan berharap besok mereka akan menemukan jalan. "Kau tidak bisa mendatangi tempat itu, Tuan. Di sana dijaga dengan ketat dan aku rasa Nigel tidak akan mengizinkan kau untuk datang sanga
"Aku sudah katakan kepadamu beberapa kali Andira, kenapa kau tidak mendengarkan apa yang aku perintahkan dan apa yang aku peringatkan kepada kau, ha?" Ibrahim yang sekarang berdiri di samping Andria yang terduduk dengan kedua tangan yang terikat. Tak ada cara bagi gadis ini untuk kabur dari sana. Hanya ada masalah jika she berusaha untuk kabur apalagi masalah ini terlalu banyak masalah sehingga Ibrahim semakin frustasi. "Aku tidak ingin terlihat lagi, Ibrahim, apa kau gila melakukan ini semua?" "Martin membunuh orang tuamu!" Ibrahim yang berusaha untuk meyakinkan Andira bahwa Martin lah yang menjadi penyebab kematian orang tua Andria. "Dia membunuh kakakku, dan melakukan hal buruk padanya!" Andira bahkan tidak bertanya jauh lebih dalam dan lebih memilih untuk diam. Dia tak tahu tentang orang tuanya siapa dan tak mau tahu sekarang. "Kau membunuh anak kecil!" Tentu yang dimaksud di sini adalah Nadira, putri Martin yang telah kehilangan banyak oksigen dan kelaparan saat dikurung oleh
Apa yang terjadi pada Sarah sekarang, kenapa dia tak terlihat sama sekali oleh pers dan dia seolah hidup dalam jeruji rumahnya sendiri. Ada banyak sekali jurnalis dan reporter yang menunggu wanita karir ini untuk datang tetapi dia sama sekali tidak datang dan hanya berada di rumahnya dalam waktu satu bulan. Menyia-nyiakan waktunya hanya dalam bersedih atas kematian dari putrinya Nadira, siapa yang tidak akan bersedih saat anaknya tiada hanya karena dendam saja yang mengarahkan pada suaminya. Dia bahkan tidak pernah menyangka akan apa yang terjadi padanya. Dia tidak pernah membayangkan ini semua akan terjadi padanya selama ini. Apalagi Martin yang sekarang menghilang entah ke mana, dia adalah satu-satunya yang dimiliki oleh putranya Randy, bahkan remaja yang cukup mengalami trauma ini merasa bahwa sebaiknya dia tidak datang ke sekolah. Selama berhari-hari, bahkan dia melewatkan banyak sekali pekerjaan sekolah yang harus dikerjakan Karena rasa yang masih sangat menyakitkan dalam diri R
Hatice masih berada di dalam ruangannya, dia bahkan belum bercerai dengan Lutfi, apa yang terjadi pada mereka sekarang rasanya sangat membingungkan, mereka terjebak dalam pernikahan lalu kemudian mereka berada dalam masalah besar yang bahkan lebih buruk daripada apa yang mereka telah bayangkan dan lakukan. Hanya ada rasa traumatik yang luar biasa di dalam diri Hatice saat ini, Lutfi memahami semuanya dan dia paham betul bahwa sekarang bukan saatnya membahas tentang perceraian, dia bahkan tidak tahu bagaimana caranya berbicara dengan sang istri selama satu bulan lamanya. Dia merasa bersalah akan perselingkuhan yang terjadi, dan tidak paham dengan semua ini. Bagaimana bisa ini semua terjadi, Lutfi tentu tidak memahami masalah yang terjadi antara Martin dan musuhnya sekarang, kenapa Martin Dailuna bisa terjebak dalam masalah ini. Dia sering kali bertanya-tanya tetapi Hatice kadang hanya keluar dari kamarnya hanya untuk makan saja. Dan kemudian merenung hingga matanya sembab. Itu dikare
Semuanya berubah menjadi kacau dan Randy Dailuna merasa tak bisa berada di sekolah, sayangnya mau tidak mau dia harus mengikuti sekolahnya dan jika tidak maka nilainya akan buruk. Randy yang sudah hampir setengah bulan tidak masuk sekolah tentu akan menjadi sebuah hal yang membuat dia merasa canggung setelah cukup lama tak masuk ke sekolah. Walaupun seperti itu dia tetap harus melewati semuanya dan sudah cukup dengan kesedihan, dia sudah melalui banyak hal dan dia keletihan berlarut-larut dalam kesedihan yang luar biasa yang seperti ini. Maka dari itu Randy yang diantar oleh supir pribadinya kini keluar dari mobil, dengan langkah kaki yang cukup pelan, kepala yang tertunduk dan dia masuk ke dalam area sekolah melalui gerbang besar sekolahnya. Semua murid berbicara tentangnya, murid-murid kaya juga senang bercerita tentang teman mereka yang sedang berada dalam masalah. Apalagi dia adalah putra Dailuna yang sangat terkenal itu. Semua orang ingin tahu tentangnya, tentang keluarga Dailu
"Dengar Kak, Randy belum pulang, aku berbohong padamu bahwa dia tidak ingin makan malam jika tidak bersamamu, tetapi keluar lah dari sini dan bantu aku menemukan di mana putramu itu."Ucapan dari Reynaldi membuat Sarah langsung membangkitkan tubuhnya, dia tentu panik mendengarkan apa yang dikatakan Reynaldi tetapi dia juga tahu bahwa adiknya itu adalah orang yang sudah berbohong sehingga dia berharap bahwa apa yang dikatakan sang adik tidak lah benar. "Kau selalu berbohong padaku, kau selalu menyatakan sesuatu yang tidak aku sukai, jadi aku mohon kali ini jangan gunakan putraku untuk membuatku memakan sesuatu," jelas Sarah yang sudah sangat keletihan, bahkan dia letih hanya dengan berbaring menangis dan meratapi putrinya.Dalam pikiran Sarah dia tidak pernah sebelumnya memikirkan tentang Martin, dan sampai saat ini yang dipikirkan Sarah hanyalah anak-anaknya. Andai dia bisa melakukan sesuatu selain berada di atas ranjang. Apa yang telah dilakukan para polisi sekarang. Sudah banyak se