Share

Bab 22

Alby, pria tampan berperawakan profesional itu terus mengikuti ke mana sang gadis berjalan. Setiap langkah Berlian mendapat tatapan lain dari Alby.

"Mas, saya minta Mas Alby pulang duluan. Jangan ikutin saya terus!" Berlian mulai lelah. Mereka berhenti setelah 200 meter berjalan.

"Tapi, aku enggak bisa biarkan kamu sendirian. Aku harus tau, kamu mau ke mana. Makanya bilang, nanti kuantar." Alby bersikeras.

"Aku harus pergi sebentar untuk urusan pribadi. Tolong, Mas Alby mengerti."

Pria itu menghela napas panjang. Ada hati yang terasa tersayat untuk mengikuti apa kata sang gadis. "Aku cuman mau memastikan kamu aman, Berl. Lihat wajahmu! Sudah tambah letih begitu."

"Aku tidak peduli, Mas. Aku memang apa adanya begini. Tolong, tinggalkan aku!" Berlian bergegas melambai pada sebuah angkot. Ia segera masuk dan meninggalkan pria itu sendirian di sana.

Sampai di sini, Alby merasa Berlian memang bukan gadis biasa. Ia harus tahu ke mana gadis itu pergi. Alby berlari menuju mobilnya terpark
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status