Share

Bab 23

Keringat mengalir membasahi tubuhnya. Udara sejuk pun merasuk pada sela-sela jilbabnya. Berlian sangat menikmati dan sejenak melepas lelah di pinggir jalan. Ia juga meneguk air dari dalam botol sambil menunggu pesanan nasi goreng siap untuknya.

"Berlian!"

Gadis itu menoleh dan menghentikan gerakan tangan mengibas panas pada tubuhnya. "Iya, Mas."

"Kamu ngapain?" Fawwaz yang memang sengaja setelah pulang kantor lewat jalan yang sama pun mematikan mesin mobilnya. Ia segera turun menghampiri Berlian.

"Makan." Gadis itu meringis kuda.

"Boleh, aku gabung? Kebetulan juga aku belum makan." Pria itu tersenyum.

"Boleh. Masa, enggak." Berlian tersenyum.

Mereka memulai obrolan ringan. Mengenai tempat tinggalnya sekarang, Berlian tak mau memberitahu. Apalagi memang sudah punya rencana untuk mencari kost-an sendiri. Selesai makan, Berlian tak diizinkan untuk membayar. Semua telah dibayarkan oleh pemuda itu.

"Jangan, Mas. Biar saya saja yang bayar. Saya ada uang, kok." Berlian menolak, tetapi pr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status