Share

56

"Ya, kurasa apa yang Mas katakan ada benarnya berikan saya waktu agar saya bisa berpikir secepatnya."

"Jangan lama-lama memberi jawaban karena tidak baik membuat seseorang menunggu ucapnya sambil menepuk bahuku kemudian berpamitan untuk izin pulang.

"Hati-hati Mas," ucapku saat mengantarkan lelaki bertubuh tinggi itu ke ambang pintu pagar.

"Kamu pun harus berhati-hati ya jangan pernah menanggapi hal-hal yang sudah tidak penting lagi."

"Iya, Mas," jawabku mengangguk pelan.

*

Sekitar pukul 14.00 siang anak-anak sudah ada di rumah, Mereka senang sekali membuka bawaan oleh-oleh dari Mas Fadli yang begitu banyak dan merupakan makanan dari cemilan favorit mereka.

"Siapa yang bawakan ini Bunda?"

"Om Fadli dari Surabaya."

"Dia kan lelaki yang katanya mau menikahi Bunda?"

"Hmm, ya," jawabku lirih.

Kedua anakku langsung antusias dan melepas makanan mereka dari tangan kemudian mendekatiku.

"Apa dia tampan dan baik Bunda?"putriku tersenyum berseri saat bertanya tentang itu.

"Apa dia membawakan in
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status