Share

Bab 22

Kini aku duduk di tepi ranjang seraya membawa lembaran kertas yang membutuhkan tanda tangan Mas Pandu. Berkas-berkas pengalihan nama semua aset-aset milik kami. 

Bergegas aku beranjak dari tempat dudukku saat Mas Pandu keluar dari kamar mandi.

"Mas," panggilku. Aku melangkah mendekati lelaki itu. Namun bau tak sedap menusuk indra penciumanku, membuatku mengibaskan telapak tanganku.

"Bentar! Perut Mas sakit."

"Tap ...."

Belum sempat kulanjutkan ucapanku, tubuh Mas Pandu hilang di balik pintu. Kuhembuskan napas kasar. 

Tak bisa dipungkiri, jantung ini berdebar lebih kencang. Takut jika rencanaku kali ini gagal.

Beberapa menit kemudian, Mas Pandu keluar. Baru saja aku ingin melangkah, Mas Pandu langsung berbalik kembali menuju kamar ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status